SMP PGRI 1 Buduran Gelar Tripusat Pendidikan

Kepala Dikbud Sidoarjo Asrofi sedang melihat hasil karya/wirausaha siswa SMP PGRI 1 Buduran yang pamerkan. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Penerapan proses pendidikan itu tidak hanya diberlakukan kepada sekolah saja, tetapi juga kepada orangtua dan masyarakat. Dalam merealisasikan kondisi tersebut SMP PGRI 1 Buduran Sidoarjo telah menggelar Tripusat Pendidikan, yang isinya adalah gelar parenting skills, launching buku dan gelar karya siswa.
Kegiatan yang menghadiran sekitar 680 wali murid tersebut, dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo bersama Sekretarisnya, jajaran PGRI Sidoarjo serta menghadirkan motivator Dr. Umi Dayati dosen Universitas Negeri Malang.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd menuturkan kalau Parenting Skills ini dilakukan agar orangtua siswa itu bisa mendidik anaknya dengan baik, tidak hanya diserahkan atau dipercayakan saja kepada sekolah. Karena pendidikan itu terdiri dari orangtua, masyarakat dan sekolah. “Jadi orangtua harus membantu menyemangati ‘nyengkuyung’ program sekolah, tidak malah merepoti. Misalnya, bila ada kebutuhan sekolah untuk anaknya, orangtua harus menyemangati, jangan malah melemahkan,” tuturnya kemarin (23/9).
Sementara untuk peluncuran buku karya para guru itu mengenai masalah pendidikan inklusi, dan buku karya siswa itu mengenai ekstrakurikuler yang dikumpulkan, dibukukan. Dengan harapan para orangtua itu semakin bangga kalau anak-anaknya sudah bisa berkarya.
“Buku karya siswa itu berjudul ‘Membentuk Insan Berkarakter, Berkompetensi, dan Berprestasi’. Isi tentang pengalaman para siswa,” pungkas Indrajayanti.
Kepala Kadis Dikbud Drs. Ec. Asrofi MM sangat mengapresiasi gelar program Tripusat Pendidikan ini, karena kegiatan tersebut dalam rangka implementasi pendidikan yang melibatkan orangtua/wali peserta didik (keluarga), guru/pendidik (sekolah) dan masyarakat secara langsung.
Menurutnya, gelar karya peserta didik harus diarahkan bagaimana barang yang diproduksi dan dijual ini bernilai ekonomi. Dengan demikian, peserta didik sudah mengenal literasi finansial. Pada era sekarang, pembelajaran kewirausahaan dan projek wirausaha sangat layak diajarkan kepada para peserta didik.
“Deteksi bakat dan minat anak-anak sangat diperlukan, bahkan menjadi sebuah keharusan. Anak-anak juga harus ditanya punya cita-cita apa. Jika hasil tes bakat dan minat sudah diketahui, tinggal menindaklanjuti bagaimana anak-anak meraih cita-cita masing-masing tersebut,”ujarnya.
Ia juga berpesan, kembangkan juga ODL (Out Door Learning). Pembelajaran bukan hanya di dalam kelas, tapi juga di luar kelas.
“Bukan hanya menjadi pembelajaran yang menyenangkan, namun optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber belajar,” pesan Asrofi. [ach]

Tags: