SMP Sepuluh November Bagikan Rapor Secara Drive Thru

Wali kelas sedang menyerahkan rapor, lengkap dengan piagam, piala dan beasiswa bagi yang berprestasi. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Masih dalam kondisi pandemi Covid 19. SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo membagikan rapor kepada para siswanya secara Drive Thru. Selain itu, juga mentaati Surat Edaran (SE) pemerintah, bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PT) ditunda terlebih dahulu.
Menurut Kepala SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo, Luluk Nuryanti SSi MPd, Sebanyak 700 siswa SMP Sepuluh Nopember, mulai kelas VII, VIII dan IX berhak menerima rapor pada semester ganjil 2020/2021 ini. Namun pengambilannya wajib diwakili orangtuanya, dan dilakukan secara drive thru, serta melakukan protokol kesehatan secara ketat.
Luluk menjelaskan, proses pembagian rapor diwajibkan kepada orangtuanya, dengan tujuan tak akan terjadi kerumunan. Kalau para siswa sendiri yang mengambil mereka secara tidak sengaja bisa terjadi kerumunan. Apalagi sudah lama tidak bertemu dengan teman – temannya, sehingga ada perasaan rindu sehingga dikawatirkan mereka banyak bercandaria dan membuat kerumunan. ”Makanya kami wajibkan orangtua yang mengambil dan pasti tidak terjadi kerumunan, karena mereka jarang sekali yang saling kenal,” jelas Luluk.
Disamping itu, sekaligus melakukan sosialisasi tentang PTM kepada orangtua siswa, termasuk memberikan surat pernyataan. Seandainnya nanti diberlakukan, maka sekolah sudah siap dengan pernyataan orangtua, yang diperkuat dengan tandatangan bermaterai. Jadi lebih mudah dan tidak dua kali melakukan sosialisasi. Sementara untuk meningkatkan semangat dan memotivasi siswa dalam pelajar, kami juga memberikan apresiasi kepada para siswa yang berprestasi.
“Mereka kami berikan penghargaan, piagam, piala dan beasiswa, di masing – masing kelas diambil tiga, yaitu juara I, II dan III. Untuk juara I mendapatkan beasiswa senilai Rp 1 juta, juara II Rp 750 ribu dan juara III memperoleh Rp 500 ribu,” terangnya.
Salah satu wali murid, Kariyanto mengatakan, sekolah dilakukan secara tatap muka. Karena pembelajaran secara Daring sangat tidak maksimal, pemahamannya juga banyak lebih menyulitkan siswa. Kalau tatap muka, tentu saja akan lebih mudah pemahamannya. Namun karena pandemic maka untuk menyelamatkan para siswa dan guru memang harus pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Namun bagaimana lagi memang kondisinya lagi pandemi Covid 19. Kita berdoa saja agar kondisi pandemi ini bisa segera pulih seperti sediakala, dan siswa bisa belajar secara tatap muka seperti semula,” kata wali murid kelas VIIIA atas nama Ezhar.
Kariyanto berharap ada solusinya, bisa saja jumlah peserta didik per kelasnya itu dikurangi, dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Jam pelajaran dikurangi serta tidak ada warung atau jual beli makanan di sekolah, kalau perlu siswa membawa makanan sendiri dari rumah agar tidak terjadi kerumunan. [ach]

Tags: