SMPN 4 Lumajang Jadi Percontohan Jatim

smp4depanLumajang, Bhirawa
Prestasi di bidang pendidikan tingkat Jawa Timur diukir di Kabupaten Lumajang. Yaitu, salah satu sekolah wakil Lumajang menjadi percontohan di Jawa Timur. Yakni SMPN 4 Lumajang.
Prestasi ini terungkap dalam acara Talk Show Succes Story Best Practices dari USAID Prioritas di gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UNM) kemarin. Tanpa disangka, SMPN Lumajang ditunjuk sebagai sekolah percontohan tingkat SMPN se Jawa Timur (27/08/2014).
Di hadapan wakil menteri Pendidikan nasional, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, direktur USAID pusat dan seluruh Kepala Dinas Pendidikan se Jawa Timur, Kasek SMPN 4 Lumajang, Dra Ghoniyul Khusnah memaparkan penerapan K-13 dan MBS. Selain Ghoniyul, Drs Riyanto MM, wakil Bupati Blitar, dan Drs Mustain MPDI kepala Dinas pendidikan Sidoarjo sebagai pemkab dan kepala dinas yang sukses menjadi teladan penerapan K13 dengan sistem MBS dan penerapan pembelajaran aktif.
SMPN 4 terpilih menurut Ghoniyul karena sekolah tersebut sudah menerapkan K-13 secara menyeluruh. Bahkan menggunakan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan menerapkan pembelajaran aktif Contextual Teaching and Learning (CTL). Bagaimana bisa menjadi percontohan?
“Karena memberikan perimbasan pada SDM guru, komite dan murid sendiri,” ungkapnya ketika di konfirmasi sepulang dari Malang. Dia mengaku perimbasan itu awalnya berasal dari Pelatihan yang diberikan kepada guru.
Awalnya, guru yang dilatih K-13, MBS, dan CTL adalah sebanyak 14 dari 43 total guru. Itupun dilatih USAID  Prioritas sebagai pelatihan stimulan. Imbasnya, guru yang lain turut tertarik. Dan mengikuti pelatihan itu tanpa pembiayaan dari negara ataupun lembaga lain. Melainkan murni dibiayai sekolah.
Sejak itu pula, guru langsung menerapkannya di sekolah. Dan sebanyak 845 murid SMPN 4 Lumajang menerima materi dengan standart K-13, dengan sistem MBS dan CTL. Bukan hanya guru, imbas lain adalah pada partisipasi wali murid dan komite.
Menurut dia wali murid dan komite sempat diajak rapat. Dalam rapat, pola baru itu juga ditunjukkan pada wali murid. Hasilnya, semua wali murid setuju. Dan membuat komite sangat mendukung program tersebut. Menbuat dua orang komite turut serta dalam pelatihan.
Sehingga, pengimbasan yang tidak hanya pada guru. Melainkan juga melibatkan wali murid dan komite. Terpenting, sejak pelatihan itu, ratusan murid itu sendiri mendapat pengajaran yang berstandart nasional pendidikan.  Hal itulah yang membuat sekolah ini jadi percontohan dan menyampaikan presentasi terkait penerapannya di hadapan petinggi Kemendiknas, Dirjen SDM, dan seluruh perwakilan Kepala Dinas se Jawa Timur.
Direktur program USAID Prioritas Stuart Weston turut mengapresiasi kondisi SMPN 4 Lumajang. “Sekolah-sekolah lain harus mampu seperti SMPN 4 Lumajang,” ucapnya yang disambut riuh tepuk tangan peserta talk show di UNM kala itu. Sementara itu, Diana Kristini, fasilitator USAID Distrik Lumajang mengaku hal itulah yang diharapkan dari sekolah. Dari semua sekolah di jawa timur yang menjadi sasaran, hanya SMPN 4 yang menangkap dan menerapkan dengan bagus.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, usai acara juga merespon. Menurutnya sudah saatnya pendidikan di Indonesia menatap jauh ke depan. Dengan  cara tanggap dan cepat mengikuti perkembangan. K13 dan Sekolah Berbasis Standart Nasional Pendidikan (SBSNP) menurutnya wajib diterapkan. Kualitas guru harga mati harus ditingkatkan. “Jika tidak, saya khawatir guru sukses mengajarkan yang keliru. Saya khawatir hanya pola-pola lama yang diterapkan,” ungkapnya.
Untuk menunjang hal tersebut Gultom sapaan akrabnya, Kementerian telah membuatkan web khusus peningkatan mutu guru. Bagi yang tidak ada internet, disiapkan CD untuk diputar sebagai panduan. Jika masih tidak mampu maka disiapkan buku. “Kalau masih tidak menjangkau, kita doakan saja gurunya. Semoga bisa mencerdaskan anak bangsa. Itu apes namanya,” candanya kepada sejumlah wartawan.  [yat]

Tags: