SMPN 5 Panji Terapkan Sekolah Imtaq/Iptek

Kepala Sekolah SMPN 5 Panji, Drs M Ismail Ali Yasin MP disaat mengawal kegiatan parade seni dan keagamaan yang berbasis pondok pesantren, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Kepala Sekolah SMPN 5 Panji, Drs M Ismail Ali Yasin MP disaat mengawal kegiatan parade seni dan keagamaan yang berbasis pondok pesantren, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Gebrakan  SMPN 5 Panji, Kab Situbondo, yang menggagas bidang mata pelajaran muatan lokal (mulok) kitab kuning dan bahasa arab diantaranya berupa Safinah Najah, Sullam Taufik, Ta’allim Muta’allim, terasa sangat berbeda dengan SMPN lain di Kota Santri Situbondo.
Biasanya, sekolah SMP memasukkan bahasa daerah dan ibadah dalam muatan lokal, namun sekolah yang kini dipimpin M Ismail Ali Yasin itu lebih memprioritaskan unsur keagamaan, dalam pendidikan muatan lokal kepada anak didiknya.
Menurut Ismail, pelaksanaan mata pelajaran kitab kuning merupakan kekhususan SMPN 5 Panji. Bahkan, kata Ismail, kini sekolah yang berada di Desa Klampokan itu dikenal sebagai salah satu sekolah SMP Negeri di Kab Situbondo yang menggunakan muatan lokal bidang mata pelajaran ini. ”Langkah ini ditempuh agar pengembangan potensi peseta didik menjadi manusia yang bertaqwa, berakhlakul karimah, sehat, berwawasan luas, kreatif, mandiri, demokratif dan bertanggung jawab,” tegas Ismail.
Alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo itu menambahkan, perwujudan pendidikan berbasis Ponpes itu juga bersesuaian dengan  implementasi UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, sebagaimana dijabarkan dalam PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Meski lokasi sekolah berada di pelosok desa, kata Ismail, sebagian tenaga pendidik di SMPN 5 Panji rata-rata memilki kompetensi  dibidangnya. Adapun penerapan sekolah berbasis Ponpes dilakukan, untuk memberikan pendalaman nilai-nilai keagamaan kepada seluruh siswa yang menimba ilmu di SMPN 5 Panji.
Ismail juga menjelaskan, meski menerapkan pelajaran mulok berbasis Ponpes, lembaga pendidikan yang dipimpinnya juga memliki prestasi akademik yang menggembirakan dengan menerapkan kurikulum pendidikan umum. Agar benar-benar menguasai ilmu agama (termasuk fasih membaca kitab kuning dan bahasa arab), lembaganya mengajak para siswa berkunjung ke Pondok Pesantren Radlatut Tholibin, Desa Klampokan.
Sekolah yang awalnya bernama SMP Al Khairiyah tahun 2005 itu, berubah menjadi SMPN 5 Panji pada tahun 2008. Sejak Ismail menjadi Kepala Sekolah, ia mengadopsi kegiatan pondok pesantren berupa hafalan alquran dan kitab kuning. [awi]

Tags: