Soal 13 Sapi Mati, Keluhkan Pelayanan Pelabuhan Kalimas

Banyak sapi dari Bima NTB masih tertahan di Pelra Kalimas karena kapal pengangkut tidak bisa bongkar muat, Kamis (18/9). Jika tak segera bongkar muat, dikhawatirkan makin banyak jumlah sapi yang mati karena kepanasan dan kelaparan.

Banyak sapi dari Bima NTB masih tertahan di Pelra Kalimas karena kapal pengangkut tidak bisa bongkar muat, Kamis (18/9). Jika tak segera bongkar muat, dikhawatirkan makin banyak jumlah sapi yang mati karena kepanasan dan kelaparan.

Surabaya, Bhirawa
Matinya 13 sapi di Pelabuhan Kalimas membuat pemilik hewan berkaki empat itu, Azis Ismail rugi ratusan juta rupiah. Ia juga mengeluhkan pelayanan bongkar muat di pelabuhan.
Aziz Ismail mengaku, sejak tanggal 15 September lalu, dia mengangkut sapi-sapinya dari Bima dan sampai di Surabaya pada hari Selasa (16/9) sekitar pukul 23.00 WIB. “Ada sekitar 250 ekor sapi yang kami bawa. Sapi-sapi ini untuk hewan kurban, yang akan kita kirim ke Jabodetabek dan Jawa Barat,” akunya, Senin (22/9).
Karena terperangkap di Pelabuhan Kalimas, sejak dua hari lalu, 13 sapinya mati karena kepanasan di atas kapal. Padahal, semua syarat administrasi sudah dipenuhi, tapi tetap tidak bisa bongkar-muatan.
Akibat 13 sapinya mati sia-sia, si pemilik sapi kurban itu mengaku merugi ratusan juta rupiah. “Jika terus-terusan di sini (Kalimas), sapi kami akan makin banyak yang mati. Kalau sudah begitu, kerugian kami juga makin besar,” keluh Aziz.
“Saya sudah ke syahbandar, ke balai karantina dan ke Otoritas Pelabuhan (OP). Syahbandar sudah mengizinkan tapi OP tidak mengizinkan, kami disuruh membuat surat permohonan dulu,” keluhnya.
Aziz berharap OP tidak mempersulit proses bongkar muat dengan membuat surat permohonan. Bukannya dirinya tidak mau, namun hal ini masalah penting  yang menyangkut mahluk hidup, sehingga surat permohonan tidak perlu. “Janganlah mempersulit kami, sapi kami saja sudah mati 13 ekor, masak harus membuat surat permohonan segala,” jelasnya.
Sedangkan Nahkoda kapal Kapal Layar Motor (KLM) Nusantara Indah, Dahlan Saleh mengaku prihatin  karena 289 sapi yang dimuat dari Bima, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus terhenti di Pelabuhan  Kalimas.”Kami tidak bisa masuk ke pos 4 bongkar muat sapi, karena banyak antrean bongkar muat di Pelabuhan  Kalimas. Padahal sapi kami telah datang sejak Selasa (16/9) malam lalu,” ujarnya di ruang kerjanya, Senin (22/9).
Sementara Kepala Bidang Lalu Lintas Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, Denny R Boymau, membenarkan bahwa aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Rakyat Kalimas Tanjung Perak mengalami penumpukan. Ini karena menurutnya air laut sedang mengalami surut. “Jadi banyak kapal besar yang sudah masuk Pelra Kalimas, tapi tidak bisa bersandar ke pinggir karena kandas. Kami merencanakan menderek sejumlah kapal tersebut agar sapi-sapi itu bisa keluar,” terangnya.
Kahumas PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Dhani Rachmad Agustian  ketika dikonfirmasi menuturkan jika  KLM Nusantara Indah  masuk Pelabuhan  Tanjung Perak Selasa (16/9) pukul 23.00 WIB. Saat itu kondisi di pelabuhan Kalimas air laut lagi surut. “ Kapal KLM Nusantara Indah  itu gross tonagenya dibawah 500, sehingga tak wajib dipandu.  Apalagi, banyak kapal yang kandas  dan tak bisa melakukan aktivitas bongkar muat,” ujarnya.
Karena tak bisa masuk ke Pelabuhan Kalimas, lanjut Dhani, kapal itu minta tambat di dermaga PT ASDP untuk bongkar muat. Sementara  pihak Otoritas Pelabuhan menanyakan apakah kegiatan bongkar muat itu sudah dilengkapi  gangway, karena pemilik sapi ternyata akan melakukan aktivitas bongkar muat sapi itu pakai cara digantung dengan sling baja, yang itu tidak diperbolehkan.. Karena mereka kesulitan mendapatkan gangway. “Jadi bukan  tak bisa masuk dermaga, terus sapi-sapi itu mati. Pasalnya, dalam perjalanan sudah ada sapi yang mati karena kurang makan.  Hasil investihasi ternyata di dalam kapal sudah ada 7 ekor sapi yang mati,”tuturnya..
Setelah pemilik sapi mendapatkan gangway, mereka mendapat keleluasaan bongkar muat di dermaga ASDP. Jadi intinya pada kelengkapan bongkar muat yang dipersyaratkan di pelabuhan,” tandasnya. [ma]

Tags: