Soal Pendamping Nyono Suharli, PAN dan PKB Jombang Yakin Digandeng

Ketua DPD PAN Jombang, Achmad Syaichu, Rabu siang (06/12). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Menjelang Pemilihan Bupati (Pilbup) Jombang 2018 mendatang, kubu Nyono Suharli masih merasa ada kegaduhan politik. Pasalnya, dua partai yang pernah melakukan MOU dengan Partai Golkar sebagai partai pengusung Nyono saling mengklaim kadernya bakal di gandeng oleh Cabup Nyono sebagai Cawabupnya.
Partai Amanat Nasional (PAN) masih sangat optimis kader yang di jagokannya yakni, Ali Fikri akan di gandeng Nyono. Meskipun tersiar kabar Nyono mencari figur dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Jombang juga mengatakan Ali Fikri di lahirkan dari keluarga yang berkultur Nahdliyin. Anggapan sebagian pihak yang memandang Ali Fikri ber ‘back ground’ non Nahdliyin pun di tepisnya.
“Pak Ali Fikri itu pernah menjadi ketua partai, sekarang menjadi dewan pertimbangan partai. Tetapi dari cikal bakal keluarga, tidak ada di katakan berlatar belakang Muhammadiyah. Pak Ali Fikri itu modelnya seperti Emha Ainun Nadjib, ya tidak Muhammadiyah ya tidak NU,”beber Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Jombang, Ahmad Syaichu kepada sejumlah wartawan saat di wawancarai di Kantornya, Rabu siang (06/12).
Syaichu pun menceritakan sejarah kakek buyut Ali Fikri yang di katakannya pernah satu pondok dengan pendiri NU, KH. Hasyim Asyari.
“Menurut cerita yang pernah di sampaikan Pak Ali Fikri kepada kami, kakek buyut Pak Ali Fikri pernah berguru ke Madura dan di beri keris oleh gurunya, sedangkan oleh guru yang sama, KH. Hasyim Asyari di beri sebuah kitab,”jelasnya.
Menurutnya saat ini tidak perlu ada di kotomi NU-Non Nu dalam memilih pemimpin Jombang. Ia bahkan mencontohkan Jombang pernah di pimpin satu pasangan dari kaum nasionalis. Ia pun mengatakan rekom partainya untuk pasangan Nyono-Ali Fikri malah sudah turun beberapa bulan lalu.
Di tanya lebih lanjut, apakah peta Pilgub Jatim nantinya juga akan berefek pada penentuan Pilbup Jombang, Syaichu pun membenarkan.
“Konteksnya nanti akan terurai di situ (Pilgub Jatim), akan tetapi sampai hari ini ketua umum kami belum mengarahkan kepada salah satu nama bakal calon, baik ke Gus Ipul maupun Khofifah. Masih menjajagi yang terbaik untuk Jatim,”papar Syaichu.
Sementara itu Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jombang, Mas’ud Zuremi yang di konfirmasi terpisah lewat sambungan ponselnya, mengatakan pihaknya juga masih sangat optimis bakal di gandeng Nyono menjadi Cabupnya.
“Intinya bahwa, Golkar-PKB sudah selesai, baik di atas meja, maupun di bawah meja,”jawab Mas’ud Zuremi kepada Bhirawa.
Di tambahkannya, kader Cawabup yang di kehendaki sudah jelas dan sudah di sampaikan kepada pleno DPP PKB.
“Di tingkat DPP, ada komunikasi tersendiri antara PKB dengan Golkar, begitupun di tingkat wilayah,”tambahnya.
Di tanya lebih lanjut terkait perkembangan rekomendasi partainya untuk Pilbup Jombang, Zuremi menegaskan bahkan turunnya rekom partainya tergantung pada Nyono.
“Kapan rekom di turunkan, kita ngomong, PKB tidak ada masalah, kapan minta di turunkan rekomnya,”tegasnya.
Namun, Mas’ud belum mau membuka nama kadernya yang di kabarkan bakal menjadi gandengan Nyono dengan dalih hal itu sudah di sepakati antara pihaknya dengan pihak Nyono Suherli.
Begitupun di tanya soal koorelasi Pilbup Jombang dengan Pilgub Jatim nantinya, tak banyak yang di jawab Mas’ud.
“Kalau Pilgub Jatim jelas, kami dengan PDI-P mengusung Gus Ipul, soal partai lain, kami tidak punya hak menjawab,” ujarnya. [rif]

Tags: