Soal Lapindo, Setiadjit Minta Warga Tak Kuatir

Aksi penolakan warga Dusun Kedongdong, Desa Blimbing, Kesamben, Jombang, yang di lampiaskan dengan memasang spanduk berisi penolakan, Selasa pagi (10/04). [Arif Yulianto]

Jombang, Bhirawa
Rencana pengeboran oleh PT Lapindo Gas di Dusun Kedongdong, Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Jombang, Penjabat sementara (Pjs) Bupati Jombang, Setijait SH MM meminta warga setempat tidak perlu kuatir. Rencana pengeboran ini beberapa kali mendapatkan penolakan oleh warga setempat, karena khawatir peristiwa semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo akan terjadi di tempat mereka.
“Saya kira masyarakat tidak perlu takut, tetapi yang penting, apa yang di kehendaki masyarakat itu di komunikasikan. Ini yang kita sebut dengan pendekatan partisipatoris,” ujar Setiajit kepada sejumlah wartawan, Kamis (10/4).
Menurutnya, dalam proses demokrasi, tidak boleh ada pihak yang menang sendiri, semuanya harus di musyawarahkan, apa yang di inginkan di penuhi dan dilaksanakan. “Karena ini adalah program pusat. Yang namanya pemerintahan NKRI, porosnya itu kan presiden, gubernur, bupati, dan yang paling ujung adalah desa. Maka, semua komponen bangsa, dengan poros pemerintahan yang ada ini harus tunduk dengan NKRI,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, masyarakat boleh mengeluarkan pendapat dan di jamin oleh Undang-Undang (UU) Nomor 9 Tahun 1998, tetapi bahwa Indonesia menurutnya, memiliki satu prinsip yang tidak di miliki oleh negara manapun.
“Bangsa Indonesia itu, memiliki prinsip yang tidak di miliki oleh negara manapun yakni, musyawarah untuk mufakat,” tandas Setiajit.
Saat ini menurutnya, dengan di gerakkannya sektor industri, Indonesia memang sedang mengalami kekurangan gas.
Sementara itu, Yusuf, salah seorang warga setempat yang di konfirmasi wartawan lewat sambungan Telepon Selulernya, Kamis siang di hari yang sama menuturkan, tuntutan warga setempat hanya menolak akan adanya rencana pengeboran tersebut. “Yang menjadi tuntutan warga mas itu kan, sebenarnya tidak ada tuntutan, tuntutannya hanya menolak, itu aja,” kata Yusuf.
Yusuf menambahkan, meskipun rencana pengeboran tersebut adalah proyek nasional, ia mengatakan mestinya pihak Lapindo tidak seenaknya melakukan pengeboran di daerah tersebut, mengingat lokasinya berdekatan dengan rumah warga. Ia pun menambahkan, warga pada akhir tahun 2017 memang pernah mendengar akan adanya rencana pengeboran Lapindo. “Kalau penyampainnya kalau ada kegiatan Lapindo memang sejak akhir tahun 2017. Ada sosialisasi di ajak ke porong, studi banding aja,” tandas Yusuf. [rif]

Tags: