Soal Pasangan, Gus Ipul Pasrah ke Partai

Bacagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengaku legowo jika partai politik yang sudah didaftar tidak mendukungnya di Pilgub Jatim 2018 mendatang. Gus Ipul saat mendaftar di Kantor DPD PDIP 1 Juni 2017.

Pasuruan, Bhirawa
Meski sudah diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada pemilihan Gubernur Jatim (Pilgub Jatim) 2018 nanti, namun calon gubernur H Saifullah Yusuf hingga saat ini belum bisa memastikan pasangannya.
Calon Gubernur Jatim, H Saifullah Yusuf menyampaikan pihaknya tidak bisa menentukan siapa pasangan yang akan menjadi pendapingnya pada Pilgub Jatim 2018.  “Hingga saat ini, saya masih menunggu. Siapa saja yang akan diusung, itu sudah menjadi kewenangan serta sesuai dengan mekanisme partai masing-masing,” kata H Saifullah Yusuf di Pasuruan, Rabu (23/8).
Gus Ipul panggilan akrabnya menjelaskan pihaknya terus berkomunikasi dengan semua partai. Hasilnya, respons para pimpinan partai semuanya positif. Terkait beredarnya baliho bergambar dirinya dengan Bupati Ngawi yang juga Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Budi Sulistiyono, Gus Ipul mengaku tak mengetahuinya.  “Untuk pemasangan baliho, saya pun hingga sekarang lagi mencari tahu. Untuk komunikasi dengan Pak Kanang, masih cukup bangus,” tambah Gus Ipul.
Sementara itu  peta suara di Pantura Jatim bagian barat pada Pilgub Jatim 2018 bakal ketat. Sebab Dukungan terhadap Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa hampir seimbang di wilayah itu.
“Wilayah pantai utara barat ini menjadi wilayah yag paling kompetitif, dimana suara antar kandidat hanya berselisih tipis,” kata pengamat politik dari Universitas Trunojoyo, Bangkalan Mochtar W Oetomo Rabu (23/8).
“Di wilayah ini Khofifah unggul dengan 28,8% dukungan publik. Disusul Risma dengan 27,5% dukungan dan Gus Ipul dengan 26,3% pemilih. Sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 17,4%,” pungkasnya.
Dia mengatakan, dari data Surabaya Survei Center (SSC), Khofifah unggul tipis di tiga wilayah pantai utara barat Jatim, yakni Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik. swing voters di wilayah itu masih tinggi mencapai 17,4 persen.
Sementara itu, terkait dukungan parpol, Mochtar menilai semua partai politik masih menahan diri untuk memberikan dukungan pada calon tertentu sebelum ada kepastian maju atau tidaknya Khofifah Indar Parawansa di pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim mendatang.
“Semua kekuatan politik sekarang sedang menunggu kepastian deklarasi Khofifah. Masing-masing partai masih menyimpan kartu as nya, baru akan bersikap setelah Khofifah pasti maju atau tidak,” kata Mochtar.
Pria yang juga direktur Surabaya Survei Center (SSC) itu menilai, maju atau tidaknya Menteri Sosial itu berpengaruh pada keutuhan suara Nahdlatul Ulama (NU) mengingat Jatim sebagai basis NU terbesar di Indonesia.
“Karena maju tidaknya Khofifah berpengaruh besar pada keutuhan suara NU. Jika dia maju jelas suara NU dari elit sampai akar rumput akan terbelah. Itu akan menjadi kesempatan bagi kandidat atau partai lain untuk mencuri kemenangan,” lanjut dia.
Seperti diketahui, jika Khofifah urung running untuk Pilgub Jatim nanti, menurut Mochtar, hal itu sangat diuntungkan bagi Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang akan mendapat dukungan utuh dari warga NU.
“Kalau Khofifah nggak maju suara NU akan cenderung gus ipul, sehingga, akan sulit bagi kandidat lain utk bersaing secara kompetititif. Itulah mengapa sampai sekarang partai masih diam semua,” tandasnya.  [cty,hil]

Tags: