Soal Pilgub Jatim, PWNU Pilih Menunggu

Surabaya, bhirawa
Banyaknya kader dan umat Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki potensi menjadi bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur pada pemilihan gubernur Jatim tahun 2018 disambut baik oleh PWNU Jatim. Namun secara organisasi NU Jatim tidak akan memberikan dukungan pada salah satu pasangan calon.
Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan bahwa PWNU Jatim akan tetap berpegang teguh pada garis-garis Khittah NU 1926. Namun posisi Khittah itu yang produktif sehingga PWNU Jatim akan mendekati semua pihak yang muncul nama-namanya sebagai bakal calon gubernur.
“Mendekati semua pihak itu untuk menyampaikan bahwa disamping siap menang, mereka juga harus siap kalah,” ujar KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah saat dikonfirmasi Minggu (5/2).
Menurut Pengasuh Ponpes Zinul Hasan, Genggong Kab Probolinggo ini, dalam menghadapi Pilgub Jatim 2018, sikap NU ke depan tentunya akan menunggu lebih dulu (wait and see). “Kami sih berharap yang jadi Gubernur  Jatim mendatang itu NU. Sebab kalau dari NU sudah dijamin komitmen ideologi dan komitmen kebangsaan tidak akan dijual demi martabat, serta kedudukan, serta demi kepentingan dunia,” dalih Kiai Mutawakkil.
PWNU Jatim, tambah Kiai Mutawakkil  tidak mungkin dapat mengelol seluruh potensi yang dimiliki oleh kader maupun umat NU di Jatim. Kendati demikian, pihaknya optimis kader-kader NU itu akan menurut, patuh dan taát (sami’na waátho’na) pada para kiai-kiai khususnya kiai sepuh. “Alasannya, beliau-beliaulah yang memegang ototitas komando terhadap kader maupun umat  NU,” imbuhnya.
Ia juga enggan menyebut nama maupun gender kader NU Jatim yang dinilai paling layak menjadi Gubernur Jatim mendatang. “Itu sudah mengarah, saya tidak akan menyebut nama atau ciri-cirinya. Yang penting itu Gubernur Jatim ke depan itu NU,” tambah KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah.
Sebagaimana diketahui bersama, diantara kader-kader NU yang namanya banyak disebut-sebut bakal maju meramaikan Pilgub Jatim 2018 adalah Saifullah Yusuf (Wagub Jatim dan Ketua PBNU), Khofifah Indar Parawansa (Mensos RI dan Ketum PP Muslimat NU), Abdul Halim Iskandar (ketua DPRD Jatim) dan Hasan Aminuddin (Anggota DPR RI).
Sayangnya, dari nama-nama tersebut baru Abdul Halim Iskandar yang telah memiliki kendaraan politik karena pria yang juga Ketua DPW PKB Jatim itu telah memiliki 20 kursi di DPRD Jatim, sehingga PKB tanpa harus  berkoalisi sudah bisa mengusung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur sendiri. [cty]

Tags: