Soal TPA Marak Dijajakan di Sekolah Kawasan

Alvin Faruq, siswa asal SMPN 23 tengah melihat-lihat prediksi soal TPA di depan SMAN 16 Surabaya, Rabu (1/7).

Alvin Faruq, siswa asal SMPN 23 tengah melihat-lihat prediksi soal TPA di depan SMAN 16 Surabaya, Rabu (1/7).

Surabaya, Bhirawa
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur sekolah kawasan juga dimanfaatkan pedagang yang ingin mencari keuntungan dari pelaksanaan Tes Potensi Akadamik (TPA). Meski siswa dan wali murid sudah diingatkan, nyatanya mereka tetap tertarik untuk membeli kumpulan soal yang dijajakan di sekitar area sekolah kawasan.
Para penjual soal TPA ini salah satunya bisa ditemui di SMAN 16 Surabaya. Penjual bernama Budi sejak, Rabu (1/7) pagi kemarin sudah menjajakan soal-soal TPA itu di pintu gerbang sekolah. Dia mengungkapkan telah mendapat soal-soal TPA dari rekannya yang disebutnya tim seleksi. “Sebenarnya banyak di toko buku. Tapi terus diseleksi dulu sama teman saya ini. Terus saya beli yang sudah diseleksi ini,” tutur dia saat ditemui di SMAN 16 Surabaya.
Satu paket soal TPA, dijualnya dengan harga Rp30 ribu. Satu paket berisi dua bendel yang berisi tentang soal-soal tes kemampuan verbal yang meliputi padanan kata, lawan kata dan analogi. Selain itu juga soal seputar tes kemampuan pemahaman, tes kemampuan kuantitatif serta tes kemampuan spatial. Dalam sehari, pria ini mengaku bisa menjual hingga 10 paket soal. “Saya kebetulan saja ke sini. Di sekolah kawasan lain pasti juga sudah ada yang jual,” tutur pria asal Kecamatan Sukolilo ini.
Setelah ditelusuri memang benar. Sejumlah pedagang juga menjajakan di area SMA komplek. Kenyataan ini menunjukkan imbauan dari Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya dan Tim Koordinator TPA dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga tak diindahkan. Sebelumnya, baik Dindik maupun Tim TPA Unair meminta agar wali murid maupun siswa sendiri untuk tidak melakukan persiapan apapun untuk mengikuti TPA. Sebab, ini dikhawatirkan akan memoles kemampuan asli peserta didik.
Meski kerap diingatkan setiap tahun, namun calon peserta didik tetap saja nekat membeli paket soal persiapan TPA. Seperti Alvin Faruq yang saat itu ditemui tengah membeli soal TPA di SMAN 16. Siswa asal SMPN 23 Surabaya itu mengaku sudah mengaku sudah mengikuti bimbingan belajar yang dilaksanakan di SMAN 5 Surabaya. Namun dia merasa belum puas dan ingin menambah persiapan dengan membeli dua bendel soal seharga Rp30 ribu itu. “Sudah ikut bimbel, bayarnya Rp 300 ribu. Setiap minggu juga ada try outnya,” tutur dia.
Dikonfirmasi terkait ini, Tim TPA dari Fakultas Psikologi Unair Iwan Wahyu mengatakan, soal-soal TPA yang ada di toko-toko maupun dijual di pinggir jalan itu tidak akan mempengaruhi pada saat tes berlangsung. “Yang jelas soalnya nanti pasti berbeda. Soal-soal yang dijual itu hanya sekadar wacana saja,” terangnya ketika dihubungi.
Selain itu, Iwan sangat menganjurkan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan soal-soal yang diperjualbelikan itu. Sebab itu tidak akan memberi nilai positif apapun bagi siswa. “Lagi-lagi kami ingatkan, kalau tes TPA itu murni bakat siswa. Kalau dipaksa dengan persiapan takutnya malah membebani si anak. Orangtua juga harus memahami ini,” tandasnya. [tam]

Tags: