Soal UN Didistribusikan, Anggaran Masih Dicicil

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rahman memberangkatkan armada pengangkut naskah soal UN untuk 21 kabupaten/kota se Jatim, Rabu (8/4).

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rahman memberangkatkan armada pengangkut naskah soal UN untuk 21 kabupaten/kota se Jatim, Rabu (8/4).

Dindik Jatim, Bhirawa
Persiapan Ujian Nasional (UN) 2015 telah sampai pada tahap-tahap akhir. Rabu (8/4) kemarin, tahap pertama pengiriman naskah soal mulai diberangkatkan dari percetakan menuju 21 daerah di Jatim. Dan  Kamis (9/4) hari ini, pendistribusian dilanjutkan untuk 19 daerah.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan, Kamis hari ini seluruh soal akan selesai didistribusikan. Karena itu, dia meminta agar daerah menyimpan masing-masing naskah di tempat yang aman dan memadahi.
“Agar lebih aman, naskah akan disimpan di polres setempat. Setelah itu tiga jam sebelum ujian berlangsung, sub rayon akan mengambil naskah dan dibagikan ke pelaksana kegiatan,” jelas Saiful usai memberangkatkan naskah soal UN tahap satu di PT Jasuindo Tiga Perkasa, Sidoarjo.
Pada pendistribusian tahap satu ini, sedikitnya ada 4.356 boks soal yang dikirim. Saiful mengatakan, 21 daerah yang mendapat giliran pertama ini merupakan daerah yang letak geografisnya jauh dari percetakan.
Di antaranya ialah, Pacitan, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Banyuwangi, Sumenep, Jember, Pamekasan, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Bondowoso, Situbondo, Sampang, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Trenggalek dan Tulungagung. “Pengiriman tahap kedua untuk daerah-daerah yang dekat seperti Surabaya dan Sidoarjo,” tutur mantan Kepala Badiklat Jatim ini.
Pada tahap kedua ini, jumlah naskah yang akan dikirim sebanyak 4.098 boks. Sehingga, total seluruh naskah soal UN yang akan digunakan di Jatim sebanyak 8.454 boks.
Secara rinci, 101.797 soal untuk program IPA, 120.731 soal program IPS, 4.727 program bahasa, 5.540 soal program agama. Sedangkan, untuk SMK ada 196.976 soal. Untuk total paket SMALB, A, B, D dan E sebanyak 243 soal. Lalu, paket C sebanyak 1.762 soal dan soal untuk siswa inklusi sebanyak 12 soal. “Untuk paket C yang didistribusikan jumlahnya turun jadi 1.600 an karena ada beberapa program paket C yang tidak memenuhi kriteria sehingga tidak boleh mengikuti UN,” jelasnya.
Saiful mengatakan, meski pengamanan naskah soal melibatkan pihak kepolisian, namun untuk pengawasan tidak. Dia mengaku,polisi hanya akan memantau di luar lingkungan ujian agar suasananya tetap kondusif.
Disinggung soal kebocoran soal seperti yang terjadi di Kota Lamongan pada 2014 lalu, Saiful yakin jika kebocoran soal pada UN 2015 ini sangat minim terjadi. Sebab UN tahun ini sudah tidak jadi pedoman kelulusan namun hanya dijadikan pemetaan  kemampuan siswa dan sekolah. “Emosi guru dan sekolah pada UN sebelumnya sangat tinggi soalnya UN jadi gengsi. Sekarang kan cuma pemetaan saja,” tandasnya.
Ditanya soal anggaran, Saiful mengakui bahwa anggaran UN telah diterima provinsi. Meski belum semua, namun anggaran itu sudah cukup untuk menggelar UN SMA/SMK. Dari total anggaran UN sebesar Rp 44,9 miliar, anggaran yang sudah diterima baru Rp 18 miliar. “Kita akan langsung distribusikan ke daerah dan sekolah pelaksana dengan anggaran satu siswa Rp 42 ribu,” jelasnya.
Saiful mengatakan, pendistribusian anggaran UN tidak bisa sembarangan. Karena itu, harus ada verifikasi kembali, seperti rekening dan penanggung jawabnya.
Sementara itu Kabid Pendidikan dan Menengah Kejuruan Dindik Surabaya Sudarminto lega mendengar anggaran dana untuk pelaksanaan UN turun. Pasalnya, banyak sekolah yang khawatir jika anggaran pelaksanaan UN belum turun.  “Pengawasan dan kegiatan di sekolah kan butuh biaya, kalau anggarannya belum turun sekolah harus pinjam dulu,” jelasnya.
Sementara untuk pengambilan naskah soal untuk kota Surabaya, Dindik Surabaya berencana akan mengambil soal tanpa pengawalan polisi. Baru setelah itu, soal akan dikirim ke tempat penyimpanan di Polrestabes Surabaya.
Sebelum ujian berlangsung, rencananya sub rayon akan mengambil soal dan langsung didistribusikan ke sekolah-sekolah pelaksana. “Jangan benturkan kita dengan pihak kepolisian ataupun Jatim. Kita  sesuai dengan POS kalau memang pengamanan soal tidak melibatkan kepolisian,” pungkasnya. [tam]

Tags: