Socioprenership Giatkan Semangat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda

Diskusi membahas tentang sociopreneurs dan isu lingkungan di Indonesia.

Surabaya, Bhirawa
Social entrepeneurship atau kewirausahaan sosial menjadi satu langkah mencapai kesuksesan dengan menghadirkan solusi untuk permasalahan sosial dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Secara global, semangat ini selaras mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Menguatkan program pemberdayaan sociopreneurship pada kalangan muda, Citi Indonesia (Citibank) dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) kembali menggelar diskusi berkala ‘Sociopreneur Talks’ yang kali ini mengangkat bahasan: ‘Be A Changemaker with Social Enterprise’ serta melibatkan ratusan pelajar SMA/SMK di Jakarta, dan figur sociopreneur muda sukses sebagai narasumber. Sociopreneur Talks menjadi penutup rangkaian Youth Sociopreneur Initiative yang diinisiasi oleh Citibank dan PJI serta telah memasuki penyelenggaraan tahun kelima.
“Citibank memiliki kepedulian besar terhadap masa depan generasi muda Indonesia. Bersama PJI, lewat Youth Sociopreneur Initiative yang menargetkan pelajar SMA/SMK, kami berupaya menanamkan gagasan kewirausahaan segar, yakni social entrepreneurship, yang membawa manfaat berkelanjutan. Diharapkan para pelajar dapat memahami tidak hanya mengenai profit untuk diri mereka sendiri, namun juga bagaimana sebuah bisnis dapat memberi dampak positif bagi masyarakat luas. Di Citibank, kami percaya kewirausahaan sosial inilah yang mampu membuat perubahan. Karenanya, sangat krusial untuk segera menularkan inspirasi sociopreneurship di kalangan muda Indonesia guna mewujudkan sosok-sosok pebisnis sosial baru yang andal dan dapat menjadi changemaker leader,” papar Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi.
Dalam Sociopreneur Talks sebagai agenda pamungkas Youth Sociopreneur Initiative tahun ini, Citibank memberi sorotan khusus keterkaitan pemimpin dengan social enterprise, juga strategi, arahan dan tips untuk mencapainya.
Digelar perdana pada 2014, Youth Sociopreneur Initiative telah sukses mengedukasi 46.912 pelajar dari 138 SMA dan SMK di enam kota di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya dan Denpasar. Sementara, khusus di 2019 saja, Citibank dan PJI berhasil menjalankan pendampingan kewirausahaan sosial kepada 9.115 pelajar dari 26 sekolah di 5 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar. Melalui rangkaian aktivitas pembinaan, yaitu Youth Entrepreneur Camp, Indonesia Student Company Competition (ISCC) dan Sociopreneur Talks, para pelajar mendapatkan bimbingan untuk mendirikan serta mengoperasikan sebuah perusahaan (student company-SC). Selama periode kegiatan, para pelajar juga menerima pendampingan intensif dari mentor PJI dan karyawan Citibank yang tergabung dalam Citi Volunteers; mulai dari menciptakan ide usaha, merencanakan strategi bisnis, melakukan penjualan produk, hingga belajar tentang likuidasi perusahaan.
“Potensi kewirausahaan sosial perlu dipupuk semenjak remaja. Sebagai generasi yang mendominasi komposisi penduduk Indonesia – dan kelak menjadi penerus bangsa, bagi mereka, kesempatan dan kepercayaan menjadi keniscayaan. Itulah yang terus memacu Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Citibank untuk secara berkesinambungan menumbuhkan kapasitas kewirausahaan sosial kalangan muda Tanah Air; melahirkan para sociopreneur yang mumpuni serta jeli menangkap peluang, juga memaksimalkan produktivitas guna meningkatkan kebermanfaatan mereka bagi lingkungan sekitar,” sambung Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner.
Indonesia sendiri sebenarnya dianggap kondusif dalam membangun antusiasme berwirausaha. Global Entrepreneurship Index (GEI) 2018 memperlihatkan skor salah satu indikator kewirausahaan, yakni Product Innovation, yang mencapai 58%. Artinya, masyarakat Indonesia tergolong cukup berkemampuan dalam mengembangkan produk baru. Namun, temuan yang sama juga mendapati skor Startup Skills baru sebesar 29%, dan Human Capital hanya mencapai 16% – mengindikasikan masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia Indonesia dalam memulai bisnis.
“Inilah yang semakin mendorong optimisme Citibank untuk semakin gencar merangkul kalangan muda negeri ini dalam mewujudkan masa depan mereka, terutama sebagai sociopreneurs. Kami meyakini kreativitas mereka tak kalah dibandingkan negara-negara lain. Terlebih ranah yang mereka jangkau semakin luas dan beragam, tak terkecuali industri kreatif yang semakin unik dan bernilai ekonomi tinggi. Terbukti, Indonesia menjadi rumah beberapa perusahaan kreatif rintisan terkemuka berbasis kewirausahaan sosial bertaraf global. Hal-hal seperti inilah yang ingin kami wadahi serta kembangkan,” imbuh Director, Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makki.
Menjadi fokus perhatian pemerintah, industri kreatif di Indonesia telah mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa tahun terakhir; mencapai Rp 923 triliun pada 2016, meningkat hingga Rp 990 triliun pada 2017, dan tahun lalu ditaksir sebesar Rp 1.000 triliun.
Geliat bidang kreatif juga tampak pada tahapan Indonesia Student Company Competition 2019 – ajang adu gagasan dan keterampilan bisnis antar perusahaan siswa, yang baru usai Agustus lalu. Perusahaan siswa (student company) binaan PJI dan Citi Indonesia, EMI SC dari SMAN 2 Denpasar yang berfokus pada kategori fashion, berhasil menyabet posisi teratas. Produk Versatile Jacket kreasi mereka terpilih diganjar The Most Innovative Product di kompetisi tahunan ini. EMI SC mengalahkan 42 SMA/SMK dari delapan wilayah tingkat nasional dan akan mewakili Indonesia dalam ajang serupa level Asia Pasifik di Guam pada Maret 2020 mendatang.
Berangkat dari kekhawatiran terhadap isu sampah plastik di Indonesia, EMI SC memproduksi Versatile Jacket – yang bisa bertransformasi menjadi tas dan memiliki banyak fitur fungsional seperti multi-saku, dudukan earphone, bantal tiup, penutup mata dan penutup kepala. Varian terbarunya bahkan akan dilengkapi kemampuan fotovoltaik untuk mengisi ulang daya ponsel dan teknologi anti kantuk. Melalui inovasi ini, EMI SC turut memberi solusi dalam mengurangi penggunaan plastik. “Berkesempatan mewakili Indonesia pada kompetisi internasional menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab yang semakin memotivasi kami untuk terus berkarya. Raihan ini tentunya berkat bimbingan dan dukungan Citibank dan PJI. Harapan kami, EMI SC bisa terus berkembang serta menginspirasi teman-teman untuk berani mengambil langkah menjadi wirausahawan sosial muda yang berkontribusi positif bagi komunitas dan lingkungannya,” ungkap Adelia Putri Adnyana, perwakilan EMI SC, siswi SMAN 2 Denpasar.
Terkait dengan lingkungan, Citibank pun telah memperkenalkan kampanye “Be Wise with Your Waste” yang menjadi tema dalam kegiatan tahunan Global Community Day 2019 beberapa waktu lalu. Melalui kampanye ini, Citibank bersama dengan seluruh karyawan, mendorong perubahan sikap dan perilaku individu dalam mengelola sampah secara bijaksana. Serangkaian kegiatan edukasi serta inisiatif dilaksanakan dengan mengajak para karyawan Citibank sebagai Green Champion. Tak hanya itu saja, serangkaian inisiatif korporasi dari Citibank juga telah dilakukan guna mendukung gerakan ramah lingkungan dan pengelolaan sampah, antara lain: a). Citibank telah menempati gedung bersertifikasi standar internasional yaitu LEED Platinum Grade, yang merupakan standar internasional tertinggi dalam hal environmental protection dan sustainability development, b). Menghemat energi di setiap lantai melalui lampu sensor gerak, c). Penerapan waste segregation di setiap lantai, d). Pengaturan debit air dalam hal penggunaan air e). Default printing secara dua sisi dan f). Paperless initative untuk nasabah dalam e-statement, serta applikasi paperless baik melalui Citi Mobile maupun CitiDirect.(ma)

Tags: