Solidaritas Membantu Pulihkan Ekonomi dari Serangan Covid-19

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Jakarta, Bhirawa. 
Solidaritas untuk membantu sesama di masa sulit dalam memerangi wabah virus Corona, pasti bisa dilalui. Asal, seluruh elemen bangsa Indonesia tetap menjaga kegotong royongan dan memperteguh optimisme. 
“Dalam menghadapi wabah Covid-19 ini, jangan pesimis, tetaplah optimis. Sebab, Wuhan di Tiongkok, pusat Pandemi Corona, beberapa hari lalu, telah menyatakan, sudah bebas dari kasus baru Covid-19. Jika penularan virus Corona di Wuhan bisa di reduksi atau berhenti. Pastilah hal yang sama berlaku di negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ujar Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam acara Aksi Solidaritas MPR To Fight Corona, Senin sore (23/3). Dengan menyumbang ratusan paket kesehatan untuk para pengemudi Ojol dan Wartawan Parlemen. Hadir, Ketua Kadin, Ketua PWI Jaya, Ketua Komunitas Ojol (Garda), dan 2 Puteri Indonesia Duta 4 Pilar MPR.
Bambang Soesatyo lebih jauh, mengajak masyarakat untuk tidak mendramatisir fakta atau indikator yang menggambarkan melemah nya perekonomian nasional, akibat wabah Corona. Indikator ekonomi seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, indeks harga saham gabungan yang menurun, harga energi minyak dan gas, memang harus di publikasikan, agar diketahui publik. Tetapi, publikasi indikator-indikator ekonomi ini, hendaknya tidak di dramatisir, untuk tujuan membuat publik takut dan panik.
Dikatakan, tidak hanya masyarakat Indonesia, komunitas global pun merasakan adanya goncangan dan kerusakan akibat wabah Covid -19 ini. Orang awam pun tahu bahwa pembatas an mobilitas warga yang terus di ekskalasi, akan menimbulkan kerusakan. Apalagi bila sampai tahapan lockdown sebuah kota atau negara. Pasti akan menimbulkan kerusakan termasuk di sektor ekonomi. Produktivitas pekerja menurun, ada pabrik yang tutup sementara, sehingga produksi merosot. Permintaan melemah, mata rantai pasokan dan distribusi barang tidak lancar. Bahkan sampai pada potensi lonjakan harga barang dan belanja berlebihan karena panik (panic buying).
“Pada saat seperti ini, setiap komunitas dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Kerja keras membatasi penyebar puasan wabah Vovid-19, otomatis menuntut pengorbanan dari sektor lain. Termasuk sektor ekonomi dan sub sektor lainnya,” lanjut Bamsoet.
Disebutkan, banyak negara termasuk Indonesia, tidak hanya menerapkan pembatasan. Tetapi juga harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk melindungi warganya. Tidak hanya alokasi anggaran, bahkan waktu, tenaga serta pikiran, seluruhnya fokus pada upaya cegah tangkap penyebaran wabah Vovid-19. Pada saat yang sama, semua kepala pemerintahan bersama jajaran Menteri ekonomi juga bekerja ekstra keras. Agar kinerja perekonomian negara tidak lumpuh.
“Alih-alih memacu pertumbuhan ekonomi, mencegah kerusakan di sejumlah sektor-pun menjadi pekerjaan sulit. Dalam situasi ini,  yang bisa dilakukan adalah menerapkan sejumlah kebijakan stimulus. Agar perekonomian tidak mengalami kerusakan yang kelewat parah. Indonesia-pun melakukan langkah ini. Bagi Indonesia, situasi semacam ini bukan pengalaman pertama. Gejolak dan krisis ekonomi beberapa dekade lalu, Indonesia bisa lolos dan tidak lumpuh. Dengan kebersamaan dan kerja keras, perekonomian Indonesia saat inipun, akan bisa pulih,” tandas yakin Bamsoet. [ira]

Tags: