Solusi Mengatasi Masalah Rumah Tangga

Problem Solving of Masalah KeluargaJudul Buku    : Problem Solving of Masalah Keluarga
Penulis      : Deni Mahardika
Penerbit      : Saufa, Yogyakarta
Cetakan      : I, 2015
Tebal      : 240 halaman
ISBN      : 978-602-7695-75-7  
Peresensi      : Hendra Sugiantoro
Pegiat Pena Profetik Yogyakarta

“Mulai sekarang, kita cerai!”, “Aku akan menceraikanmu!”, “Aku minta cerai!” Kalimat seperti itu boleh jadi mudah terucap dari mulut seorang suami atau istri. Mengapa dalam kehidupan rumah tangga tidak sedikit pasangan suami-istri yang memudahkan perceraian? Padahal, ketika menikah, mereka dengan percaya diri yakin saling mencintai.
Buku ini hadir didasari keprihatinan terhadap banyaknya kasus perceraian di negeri ini, baik di kalangan orang awam maupun kalangan pesohor. Tak perlu jauh-jauh mengambil contoh. Cobalah tengok di sekitar kita. Boleh jadi ada tetangga, saudara, atau bahkan orangtua sendiri yang memutuskan bercerai daripada menata hubungan dengan pasangan.
Jika setiap orang memahami arti dan tujuan pernikahan serta alasan untuk memilih pasangan sebagai pendamping hidup, maka kata “cerai” tidak mungkin terlontar begitu saja. Setiap pasangan suami-istri tentu menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Yang perlu diingat bahwa tidak ada rumah tangga yang sepi dari masalah. Yang berbeda adalah cara pandang dalam menyikapinya. Dengan masalah, ada pasangan suami-istri yang malah semakin mengeratkan tali cintanya.
Di sisi lain, rumah tangga yang dipenuhi masalah malah berujung pada perpisahan. Padahal, penyebabnya boleh jadi adalah hal-hal yang sebenarnya sepele atau lumrah terjadi. Sebagai contoh adalah perbedaan pendapat, masalah keuangan, hal-hal yang berhubungan dengan anak, kehadiran mertua, bahkan sampai hal terkecil seperti tidur mendengkur pun dapat menyulut pertengkaran (hlm. 6).   Masalah dalam rumah tangga dapat diibaratkan bumbu masak. Tanpa disertai bumbu masak, masakan akan terasa hambar. Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga.
Asalkan dihadapi dengan bijak, setiap masalah dapat mendewasakan masing-masing pasangan. Masalah yang melanda pasti ada solusi, asalkan dipikirkan bersama-sama dengan kepala dingin-bukan mengedepankan emosi. Perceraian bukanlah jalan terbaik menyelesaikan berbagai problem rumah tangga. Ditinjau dari kasus-kasus perceraian yang terjadi di tengah masyarakat setidaknya ada enam penyebab paling umum sebagai pemicunya. Buku ini menjabarkannya dalam enam bab beserta cara-cara menyelesaikannya (problem solving).
Pertama, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh minimnya komunikasi. Masalah ini cenderung dominan. Dengan kata lain, faktor komunikasi merupakan sumber utama ketidakharmonisan. Karena tak sehatnya komunikasi, yang terjadi adalah berselisih paham atau pendapat, sering cekcok, saling cuek, tidak mau memaafkan, emosional, dan sebagainya. Jika di dalam rumah tangga tidak ada komunikasi yang baik, maka terancam berantakan. Komunikasi yang lancar membawa hubungan yang berkualitas.
Dengan komunikasi, pasangan suami-istri selalu merasa dekat. Tentu, yang dimaksud adalah komunikasi yang positif, progresif, dan konstruktif (hlm. 18-19). Buku ini memahamkan pasangan suami-istri untuk saling menghargai satu sama lain demi terjalinnya komunikasi efektif dan efisien dalam hubungan rumah tangga.   Kedua, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh ketidakterbukaan seks. Apabila suami-istri malu untuk saling terbuka tidak jarang dapat memicu keretakan. Hambatan dalam relasi seksual memang harus dicarikan solusi yang tepat (hlm. 69).
Ketiga, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh anak. Selain karena belum memiliki anak sekian lama, pertengkaran kerapkali akibat perbedaan cara pandang dalam mengasuh dan mendidik anak. Keempat, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Banyak kasus menunjukkan bahwa rumah tangga harus bercerai karena masalah uang atau materi (hlm. 166). Untuk mengatasi masalah ini, cara yang dapat dilakukan antara lain menentukan pihak yang harus mencari nafkah, menghindari berutang, mempersiapkan dana pendidikan anak, menghemat pengeluaran, menabung, berinvestasi, dan sebagainya.
Kelima, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh rasa bosan. Hidup dengan rutinitas yang monoton bersama pasangan dimungkinkan muncul rasa bosan (hlm. 196). Kebosanan harus diatasi dengan cara-cara seperti mengatur jadwal berlibur, memperhatikan penampilan, menyibukkan diri dengan hal-hal positif, dan sebagainya. Keenam, masalah rumah tangga yang disebabkan oleh mertua. Kehadiran mertua perlu mendapatkan perhatian, sebab terkadang menjadi sumber masalah (hlm. 216-217). Solusinya, suami atau istri harus memiliki kemampuan menghadapi mertua yang suka mengatur, senang menilai, gemar bergosip, banyak bicara, pendiam, dan sebagainya.
Buku ini layak dijadikan referensi oleh pasangan suami-istri. Setiap penyebab masalah diutarakan solusinya secara rinci, entah masalah itu dialami saat ini atau di masa mendatang. Jangan membiarkan masalah berlarut-larut tanpa penyelesaian segera. Pasangan suami-istri hendaknya mengutamakan langgengnya pernikahan sebagai ikatan suci.

                                                                                            ————————- *** —————————

Rate this article!
Tags: