Sopir Dump Truk Demo Pemkab Bojonegoro

Ratusan sopir dan kenek dump truk saat mendatangi pemkab Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Ratusan sopir dan kenek dump truk saat mendatangi pemkab Bojonegoro. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Ratusan sopir dan kenek dump truk yang tergabung dalam paguyuban dump truk Bojonegoro, gruduk Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Selasa (31/5). Kedatangan mereka menggelar aksi diperbolehkan mengangkut pasir di Bengawan Solo, termasuk memperbolehkan menambang dengan mekanik.
Dalam aksinya, para sopir dan kenek dump truk membawa armada masing-masing, diparkir depan kantor pemkab setempat. Akibat aksi ini, jalan protokol depan kantor pemkab lumpuh total. Mereka juga membawa tuntutan yang disampaikan kepada Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Tuntutan mereka terkait perijinan pengangkutan tambang yang ada di wilayah Bengawan Solo. “Kami mendesak pemkab mengambil kebijkannya. Jangan dibiarkan tambang ditutup, gimana nasib kami ini. Padahal, kebutuhan material proyek di Bojonegoro jalan terus,” kata salah satu pendemo, Sapuan.
Sopir Dump Truck yang berasal dari kecamatan Malo mengatakan bahwa aksi ini dilakukan terkait adanya Penambangan pasir yang saat ini berhenti. “Kami para sopir kan bingung ketika penambangan pasir di Sungai Begawan Solo berhenti sehingga tidak bisa bekerja seperti sebelumnya,” tegasnya.
Senada dikatakan pendemo lainnya, M. Sairi, sekarang ini untuk mengambil pasir sangat sulit, karena mengambil pasir dengan manual, dan untuk menggunakan mekanik tidak diperbolehkan. Padahal dalam sehari, ia bersama sopir dump truk lainnya harus membayar setoran Rp 300 ribu kepada pemilik truk. Namun, karena sulitnya mengambil pasir, saat mengantre bisa sampai sehari semalam. “Intinya kita ingin bekerja mengambil pasir. Meskipun tidak mengangkut, harus bayar Rp 300 ribu,” ujarnya.
Sairi menambahkan, sekarang ini Bojonegoro dalam proses pembangunan, dan membutuhkan material banyak. “Kita mengharapkan bisa bekerja di proyek pembangunan,” imbuhnya.
Penambangan pasir di Sungai Begawan Solo Bojonegoro ini memang kebanyakan berhenti akibat belum adanya ijin dari pemerintah terkait, dan juga seringnya ada razia penambang pasir membuat para pengusaha penambang tidak bisa bekerja dan berdampak bagi sopir dump Truck.
Para sopir dump truck ini datang dari berbagai wilayah dikabupaten Bojonegoro, mereka berangkat secara bersamaan dari wilayah Barat dan Wilayah Timur dan berkumpul di Depan Pemkab Bojonegoro Untuk bertemu dengan Bupati Suyoto. [bas]

Tags: