Sosialisasi Buku Moderasi Beragama di Jawa Timur

Ketua FKUB Provinsi Jatim, A Hamid Syarif saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Sosialisasi Buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ di Java Paragon Hotel & Residence, Surabaya.

Mampu Menegakkan Kerukunan Internal Umat dan Antar Umat Beragama
Kota Surabaya, Bhirawa
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jatim baru saja merampungkan sebuah buku berjudul ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’. Dengan terbitnya buku ini diharapkan bisa bermanfaat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Terutama dalam beragama.
Sosialisasi buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ ini telah dilakukan pada akhir pekan lalu, tepatnya di Java Paragon Hotel & Residence, Surabaya, Sabtu (25/9). Peserta sosialisasi dikhususkan untuk perempuan lintas agama dan pengembangan ekonomi kreatif.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) Setdaprov Jatim, Hudiyono saat membuka acara sosialisasi sangat menyambut baik dengan selesainya buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ ini. Ia berharap buku tersebut mampu meluruskan konsep beragama yang baik dan benar.
“Setelah buku ini disepakati bersama oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat, selanjutnya harus disosialisasikan sampai ke bawah. Pemerintah dalam hal ini Bu Gubernur (Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, red) meminta agar pengaruh negatif dari permasalahan agama bisa segera dikomunikasikan dengan baik,” ujar Hudiyono.
Menurut pejabat yang baru saja dilantik sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jatim ini, berdasarkan penelitian perguruan tinggi saat ini masih ditemui masyarakat yang konsep pemahaman agamanya kurang benar. Agar kesalahan ini tidak meluas, buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ ini bisa menjadi penangkalnya.
“Agar kesalahan konsep beragama yang tidak benar itu tidak meluas, maka pesan Bu Gubernur adanya nyambung nyekrup antara tokoh masyarakat dan tokoh agama, untuk meluruskan konsep-konsep yang benar itu seperti apa. Dalam buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ itu ada penjabarannya,” ungkapnya.
Dalam acara sosialisasi buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ ini, kata Hudiyono, hadir tokoh-tokoh agama dari semua agama. Mereka diharapkan bisa menyosialisasikan buku yang sudah dikontruksi, dirancang oleh akademisi, tokoh agama tentang moderasi agama.
“Saya sempat bertanya program pemerintah terkait bidang moderasi agama yang sudah dibuat apakah ada kekurangannya. Secara umum tidak ada kekurangan, hanya butuh pendampingan yang lebih kuat. Untuk program sudah tertata rapi, tapi pendampingannya yang harus dikuatkan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi Jatim, A Hamid Syarif mengatakan, FKUB memiliki program penyusun buku tentang moderasi agama khususnya di Jatim. Buku ini sangat berharga karena mampu menegakkan kerukunan internal umat beragama dan antar umat beragama.
“Khususnya dalam membangun cara-cara kehidupan keberagamaan yang bermartabat, seperti yang diharapkan oleh Bapak Bangsa kita, untuk selalu hidup harmonis dan penuh kerukunan,” terangnya.
Ia berharap buku tersebut bisa bermanfaat dan menjadi bahan pustaka masyarakat Indonesia, dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, juga dalam kehidupan beragama senantiasa menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing pemeluk agama, sesuai kepercayaan dan keyakinannya di Indonesia.
Sebagai bangsa yang majemuk, kata Hamid, Indonesia memiliki suku, bangsa, bahasa dan agama serta kepercayaan yang beragam. Kondisi ini sangat membutuhkan kehidupan yang rukun, damai, tenteram dengan meningkatkan toleransi, khususnya dalam beragama di Indonesia.
“Buku ini dapat membantu kita dalam menguatkan dan mengembangkan moderasi beragama di Jawa Timur dan sangat berguna bagi para tokoh agama dan penggerak masyarakat, serta agen-agen perubahan masyarakat yang mendampingi masyarakat yang bergama,” jelasnya.
Terkait acara sosialisasi buku ‘Moderasi Beragama di Jawa Timur’ ini, Hamid mengatakan, karena wilayah agama itu sangat luas cakupannya, maka dalam sosialisasi difokuskan pada lingkup perempuan. Yang hadir dari semua majelis agama, mulai Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu dan Konghucu.
“Setelah dilakukan sosialisasi ini, nanti akan dilakukan sosialisasi diinternal masing-masing agama. Setelah itu, akan masuk lagi ke generasi pemuda, pelajar dan mahasiswa. Sekarang menyamakan persepsi dulu. Selama ini orang mendengar moderasi beragama hanya secara verbal. Kita sajikan buku ini supaya dibaca masyarakat,” tandasnya. [Zainal Ibad]

Tags: