Sosialisasikan Dampak La Nina Pada Petani Garam

Aktivitas petani garam di Sumenep.

Aktivitas petani garam di Sumenep.

Pemprov, Bhirawa
Menghadapi La Nina, HMPG (Himpunan Masyarakat Petani Garam) bersama PT Garam dan  menggandeng Pemprov Jatim melalui Diskanla Jatim akan mensosialisasikan kepada petani tentang dampak La Nina terhadap produksi garam.
Menurut Ketua HMPG Jatim, Moh Hasan, hal ini dilakukan agar petani lebih waspada dan berfikir kreatif melakukan intensifikasi usaha, seperti dengan beternak atau memelihara ikan. Adanya sosialisasi maka potensi kerugian mereka bisa diminimalisir dan mereka tetap bisa hidup dengan makmur.
Menurutnya, mulai Bulan Mei lalu, petani garam sudah bersiap untuk mematangkan lahan agar bisa dilakukan panen garam. Namun, HMPG juga telah mewanti agar menunda terlebih dulu produksi garam selama cuaca belum membaik. Setidaknya Bulan September, petani garam bisa memulai produksi garamnya kembali sesuai dengan prediksi BMKG.
‘’Saya wanti-wanti agar petani garam yang ada tidak melakukan persiapan pematangan lahan tambak garam dan biaya persiapan lahan itu juga sangat tinggi. Dikhawatirkan kerugian malah semakin menjadi banyak. Padahal stok garam masih mencukupi,’’ katanya.
Sebelumnya terkait produksi garam tahun ini, Hasan mengaku tidak bisa berharap banyak. Karena sampai saat ini hujan masih saja turun dengan deras. Dan menurut prakiraan BMKG, hujan akan terus berlangsung hingga Bulan September yang disebabkan karena La Nina.
‘’Harapan kami kemarau ini datang mundur. Tetapi jika ternyata kemarau lebih pendek, maka besar kemungkinan produksi akan anjlok, hanya tinggal 30% saja. Atau jika sampai musim kemarau basah ini bersambung dengan musim penghujan, praktis produksi akan nol, akan terjadi gagal panen karena sampai sekarang kami masih belum bisa berproduksi,” paparnya
Sedangkan Kadiskanla Jatim melalui Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Fatkhur Rozaq menyatakan, ikut prihatin dengan kondisi ini.
Dia mengatakan, tidak hanya garam saja yang terdampak adanya La Nina. Namun, kini suhu di laut mencapai 27 derajat hingga 30 derajat sehinggga karang yang menjadi tempat bertelurnya ikan mengalami bleaching atau memutih dan mati.
Data DPK Jatim menunjukkan, memutihnya karang di pesisir laut Jatim, sudah mencapa 60%. Jika kondisi ini terus berlanjut bisa dipastikan semua karang akan mati. “Namun hal ini sudah dilakukan komunikasi dengan pusat untuk mengatasi masalah ini semua,” katanya. [rac]

Tags: