SPD-MCW Protes Perlakuan Buruk DPRD Kota Batu

Rombongan MCW saat menyampaikan aksi protesnya di depan pintu Gedung DPRD Batu, Senin (29/2)

Rombongan MCW saat menyampaikan aksi protesnya di depan pintu Gedung DPRD Batu, Senin (29/2)

Kota Batu,Bhirawa
Kinerja anggota DPRD Batu mendapat sorotan tajam dari Sekolah Perempuan Desa (SPD) dan Malang Corruption Watch (MCW).  Kedua lembaga itu protes keras karena tidak diperlakukan dengan baik saat mengunjungi gedung DPRD Batu.
Sebagai salah satu pendidikan politik, SPD Kota Batu membawa 79 siswinya ke Kantor DPRD Kota Batu, Senin (29/2). Sayangnya, di gedung wakil rakyat ini  para perempuan desa ini justru mendapatkan contoh pendididkan politik yang buruk.
Selain tidak tepat waktu, dari 7 anggota dewan yang ditugasi menemui SPD, hanya 2 orang saja yang hadir. “Kita ini diundang oleh DPRD, bukan datang atas kemauan kita. Tetapi ketika kita sampai di gedung rakyat ini, tidak ada satupun anggota Komisi C yang seharusnya menemui kita ada di sini. Mereka (anggota dewan) telah menjelekkan nama mereka sendiri,”protes Ketua SPD, Salma
Safitri, dengan nada kesal, Senin (29/2).
Salma mengatakan bahwa SPD telah diundang DPRD untuk datang dan melakukan sharring dengan Komisi C DPRD Batu pada Senin (29/2) pukul 10.00 WIB. Namun hingga pukul 11.30 WIB, tidak ada satupun anggota Dewan yang menemui para siswi yang semuanya ibu rumah tangga di pedesaan ini.
“Kita kecewa kalau dilecehkan seperti ini. Namun ini sekaligus pendidikan bagi para siswi SPD bahwa beginilah sebenarnya wajah perpolitikan di Kota Batu. Tidak semua anggota Dewan memiliki
kapasitas seperti saat kampanye,” tambah Salma.
Beberapa siswi SPD langsung terlihat menulis di buku mereka apa yang disampaikan Salma. Beberapa saat kemudian, dua anggota Komisi C, Luditanarto dan Aulia datang dan menemui rombongan SPD. Mereka menyampaikan bahwa ketua Komisi C tidak bisa menemui SPD karena ada rapat di DPD parpolnya. “Maaf tadi ketua Komisi C tidak bisa menemui rekan-rekan karena ada panggilan rapat di DPD,”ujar Luditanarto.
Alasan yang diberikan anggota dewan ternyata tak bisa meredam kemarahan anggota SPD. Kemarahan anggota semakin menjadi. “Ternyata anggota Dewan lebih mengutamakan kepentingan partai politiknya
daripada kepentingan rakyat,” protes salah satu dari mereka yang langsung diiyakan oleh yang lain.
Ternyata, SPD bukan merupakan satu kelompok yang menjadi korban dari rendahnya profesionalitas anggota dewan. Pada hari yang sama, Malang Corruption Watch (MCW) juga memiliki anggenda audiensi dengan Komisi A dan Komisi B. Hingga melebihi batas waktu yang dijadwalkan, 7 orang
anggota MCW tidak ditemui anggota Dewan.
MCW akhirnysa protes dan memutuskan untuk pulang dengan rasa kecewa. Merekapun merobek-robek surat undangan yang mereka terima dari DPRD Kota Batu. “Kita robek surat undangan ini sebagai bentuk protes kami dan kekecewaan kami setelah tidak ada anggota komisi A maupun Komisi B yang menemui kami,”ujar Kordinator MCW, Akmal Adi Cahya. (nas)

Tags: