Spektronics ITS Jadi Wakil ASEAN di Ajang AIChE 2017

Rektor ITS Prof Joni Hermana mendapatkan penjelasan tentang sistem kerja mobil prototipe Spektronics AS yang akan berlaga.

Surabaya, Bhirawa
Prestasi demi prestasi terus mencoba ditorehkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kali ini tim Spektronics ITS bersiap unjuk gigi ke Benua Amerika. Target kali ini adalah ajang American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Chem-E Car Competition 2017 di Minneapolis, Amerika Serikat, 27 – 30 Oktober 2017.
Tim Spektronics ITS ini merupakan satu-satunya wakil dari negara di kawasan ASEAN dan pertama dari Indonesia di ajang tersebut.
Menjelang keberangkatannya pada 23 Oktober mendatang, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD pun secara resmi melepas tim Spektronics generasi ke-13, Spektronics Aero Superior, di Ruang Sidang Rektorat ITS, Rabu (18/10) kemarin.
Pelepasan sekaligus launching tim ini juga dihadiri Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng, pembimbing Tim Spektronics ITS Hamzah Fansuri SSi MSi PhD beserta jajaran pimpinan lain di tingkat fakultas dan departemen.
Ketua Tim Specktronics ITS Putu Adhi Rama Wijaya, mengatakan bahwa mobil Spektronics Aero Superior atau Spektronics AS yang akan diperlombakan adalah jenis mobil yang menggunakan reaksi Hidrogen Peroksida (H2O2) untuk menempuh jarak dengan Ferum (III) klorida (FeCl3) sebagai katalis.
“Gas buangan dari bahan bakar mobil prototype ini berupa gas oksigen (O2) bertekanan dan juga air (H20), sehingga sangat ramah lingkungan,” jelas pria yang akrab disapa Rama ini.
Ada empat mahasiswa dalam tim di ajang yang diselenggarakan oleh organisasi keprofesian internasional untuk disiplin ilmu Teknik Kimia. Ia adalah Rifky Putra Herminanto (leader, angkatan 2014), M Irfan Nurul Fajar (2015), Miftahul Hadi (2015) dan Timotius Giovandi (2015).
Keempat mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS tersebut merupakan perwakilan dari tim Spektronics yang beranggotakan 13 orang. Tak hanya dari Departemen Teknik Kimia, keseluruhan anggota tim juga berasal dari Departemen Teknik Elektro dan Departemen Kimia.
Sementara itu, Timotius Giovandi, salah satu anggota tim menjelaskan, mobil berukuran panjang 36,8 cm, lebar 25,0 cm, dan tinggi 29,0 cm dan massa 7.500 gram tersebut menggunakan sistem pneumatik untuk menggerakkan mesin mobil.
“Gas bertekanan akan menggerakkan dan memberhentikan mobil secara langsung melalui hasil reaksi dekomposisi. Sehingga tidak perlu stopping mechanism untuk memberhentikan mobil,” tutur mahasiswa yang biasa disapa Timo ini.
Tito melanjutkan, keunggulan mobil ini dibanding mobil sebelumnya terletak pada inovasi mekaniknya. “Mobil yang akan ditandingkan saat ini memiliki efisiensi lebih baik. Jika dulu butuh reaktan sebesar 30 persen ,sekarang dengan reaktan 15 persen saja mobil sudah bisa menempuh jarak yang sama jauhnya dengan mobil yang dulunya menggunakan reaktan 30 persen ,” papar pria berkaca mata tersebut.

Tags: