SPERO, Robot Asisten Tenaga Medis yang Open Source

Mempunyai sifat Open Soruce, Robot SPERO diharapkan bisa dikembangkan masyarakat luas. [diana rahmatus sholichah]

Surabaya, Bhirawa
Turut andil dalam penanganan Covid 19, Universitas Kristen (UK) Petra membuat terobosan inovasi teknologi, yaitu Support for Pandemic and Epidemic Robot atau SPERO. Robot ini didesain Tim Dosen UK Petra untuk membantu pelayanan tenaga medis di ruang isolasi pasien Covid 19.
Menurut Ketua Tim SPERO, Indar Sugiarto, kendati sudah banyak robot seperti Spero yng dibuat oleh berbagai negara bahkan berbagai Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia, namun robot prototype buatan timnya mempunyai keunikan yang tak dimiliki robot lainnya. Yakni sifat robot yang Open Source. Sehingga semua file terkait robot akan dibuka untuk umum secara gratis. Mulai dari desain mekanik robot, kode program robot dan lain-lain.
“Artinya siapapun tinggal mengembangkannya saja. Diharapkan akan muncul inovasi – inovasi baru dalam dunia ilmu pengetahuan untuk membantu kesejahteraan hidup manusia,” ungkap dosen Prodi Teknik Elektro UK Petra ini.
Dijelaskan Indar, robot yang dirancangnya ini akan berfungsi untuk membawa obat atau makanan pada pasien. Dengan begitu akan mengurangi interaksi langsung antara perawat dan pasien. ”Perawat bisa mengoperasikan robot ini dari jarak jauh via internet. Robot ini juga dapat memfasilitasi komunikasi jarak jauh (video conference) antara pasien dan tenaga medis,” papar dia.
Desain spero sendiri, kata Indar, dirancang berkonsep mobile base. Dengan kata lain dapat terpisah dengan mekanik bagian atas agar robot dapat digunakan untuk tujuan lain. Misalnya, dengan mengganti rak atas dengan bagian yang relevan. Tak hanya itu saja, robot juga bisa digunakan sebagai guide di museum, ataupun telepresence robot pada wisuda online.
“Robot ini juga memiliki mekanisme charging yang mudah, dengan menancapkan colokan pada lighter socket, untuk meminimalisir kontak antara robot dengan operator,” kata dia.
Sementara itu, Rektor UK Petra, Prof Dr Ir Djwantoro Hardjito menambahkan, robot ini menjadi kontribusi UK Petra untuk duni keaehatan. Selain itu, robot akan dikembangkm dengan fungsi yang lain agar penyebaran Covid 19 dapat ditekan.
Sebanyak dari lima dosen dan tiga laboran Prodi Teknik Elektro dan Teknik Mesin UK Petra. Diantaranya Indar Sugiarto, Petrus Santoso, dan Handry Khoswanto. Mereka membuat robot ini dalam waktu dua bulan. Lebih lama daripada yang direncanakan sebab sulitnya koordinasi kerja di tengah masa pandemi dan beberapa komponen yang sulit didapatkan.
Direktur Rumah Sakit Royal, Drg Henny Poeri Margastuti MARS, mengapresiasi robot yang telah dibuat tim dosen dari UK Petra. Pasalnya robot ini meringankan kinerja tim medis dengan meminimalisir interaksi langsung antara perawat atau dokter dan pasien.
“Kami sangat senang dan antusias sekali dengan adanya robot ini. Apalagi shdah diuji cobakan. Semoga dengan adanya robot ini, bisa meringankan kinerja tim medis,” tandasnya. [ina]

Tags: