Spesial Akhir Tahun, Raih SAKIP ‘A’ dan Top 12 Inovasi Layanan Publik

7-adv-top-12-inovasi-layanan-publik-1Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur
Pemprov, Bhirawa
Akhir tahun 2016, Badan Perpustakaan dan Kearsipan (Bapersip) Jatim sebelum berubah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim sesuai dengan Perda Jatim No 11 Tahun 2016, kini meraih prestasi berupa penghargaan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Kategori ‘A’ dan penghargaan Top 12 Kategori Terbaik Inovasi Layanan Publik Provinsi Jawa Timur.
Diterimanya penghargaan SAKIP ‘A’ ini, dikarenakan mulai dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan capaian kinerja mempunyai bobot nilai yang bagus, sehingga nilai hasil evaluasi memuaskan mendapatkan kategori ‘A’.
Dalam kesempatan ini, Kepala Bapersip Jatim, Drs Sudjono MM mengatakan, diterimanya penghargaan SAKIP ‘A’ tersebut tidak jauh dari peran mulai dari pimpinan hingga seluruh jajaran Bapersip Jatim dalam melaksanakan kinerjanya secara baik.
“Sebelumnya kinerja dinilai dari tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan selanjutnya tahun mendatang diharapkan kinerja masih bisa dipertahankan untuk mendapatkan SAKIP ‘A’,” katanya didampingi Sekretaris Bapersip Jatim, Drs Hasto Hendarto MM, Selasa (6/12).
Dalam rangka mempertahankan dan mewujudkan SAKIP ‘A’, maka kinerja Bapersip Jatim tetap bersinergi sesuai misi visi Gubernur baik RPJMD dan dipadukan dengan Renstra Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim.
“Kita tetap mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi pada hasil yang dicapai baik dari sisi pelayanan perpustakaan merupakan urusan wajib, dan pelayanan kearsipan juga urusan wajib. Kami harapkan keduanya bisa singkron antara perencanaan pembangunan di Jatim dengan rencana strategi serta SAKIP termasuk pengukuran kinerja yang dilakukan di internal Bapersip sendiri,” paparnya.
Selain mendapatkan penghargaan SAKIP, Bapersip juga mendapatkan penghargaan Top 12 Kategori Pelayanan Publik Terbaik dengan layanan wisata arsip sebagai pola edukasi kearsipan sejak dini kepada peserta didik. “Inovasi wisata arsip ini akan diajukan ke tingkat nasional,” katanya.
Wisata arsip juga diwujudkan dengan keberadaan bus ‘Archieve Heritage Track’ yang bertujuan mempublikasikan fungsi dan peran lembaga kearsipan, sekaligus melakukan perjalanan mengunjungi lokasi bersejarah yang terkait dengan sumber arsip.
Inovasi ini kreatif dan inovasi karena program yang didukung APBD Bapersip Jatim belum pernah dilakukan lembaga jearsipan lain di Indonesia. Selain itu, program yang melibatkan stakholder ini, peserta arsip tidak dikenakan biaya.
Manfaat utama dari inovasi layanan wisata arsip, dimana awalnya irama kerja stagnan menjadi bervariasi dan semangat, intensitas komunikasi eksternal lemah menjadi kuat dan rutin, transfer pengetahuan sekolah minim menjadi rutin, kerjasama kearsipan dengan sekolahan minim menjadi rutin, dan evaluasi kompetensi diri petugas ragu menjadi yakin dan terus belajar rutin.
Bahkan, ada perbedaan sebelum dan sesudah inovasi dilakukan. Mulai dari awal publikasi stagnan dan di dalam ruang terbatas, kini menjadi lebih hidup dan bergairah serta bersifat mobile. Awalnya kurang respon memanfaatkan ruang pamer yang tersedia, kini memanfaatkan sebagai media publikasi yang menyenangkan, target publik yang awalnya tidak jelas menjadi terpacu dan memperluas target publikasi arsip, suasana dan ruang kerja yang tenang menjadi semarak lantaran kehadiran peserta layanan wisata arsip, dan jumlah pengunjung dari lembaga pendidikan rendah menjadi semakin meningkat.
Disisi lain, Sudjono mengatakan, seiring perubahan kelembagaan baru menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, maka prioritas program kerja tetap bekerjasama dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota dalam mewujudkan nawacita ke lima, yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya, memberikan bantuan satu desa sebanyak seribu buku dan bantuan dua rak untuk menambah wawasan minat baca di Jatim.
“Tahun depan yang dihibahkan, sebanyak 200 desa dan kelurahan termasuk ponpes dan perpusdes. Saat ini pembentukan perpusdes bekerjasama dengan TP PKK Jatim sudah mencapai 3118 perpustakaan dari 8500 desa/kelurahan.Selain itu juga ada sosialisasi tentang manajemen tertib administrasi desa yang juga kaitan dengan perda pengelolaan kearsipan dan perda perpustakaan,” katanya.
Program lainnya,  lanjut Sudjono, pihaknya akan mengefektifkan tentang mobilitas inovasi wisata arsip terhadap usia dini baik itu tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Program selanjutnya, berupa perpustakaan digitalisasi atau disebut Inlis (Integrated Library System), dan saat ini sebanyak 525 ribu bahan bacaan telah dialihkan menjadi digitalisasi, termasuk arsip juga digitalisasi.
Kemudian juga ada program sosialisasi untuk pencapaian minat baca seperti belajar cepat dengan melibatkan kabupaten/kota melalui workshop minat baca” “Sampai saat ini minat baca berdasarkan survei Universitas Airlangga sebesar 65,25 persen dari total jumlah penduduk di Jatim. Semoga dimasa kepemimpinan Pak Gubernur bisa mencapai 85 persen,” katanya.
Program lainnya, Bapersip tetap akan mengoptimalkan keberadaan mobil perpustakaan keliling dan mobil dongeng keliling bekerjasama dengan sekolahan baik TK dan SD juga bus wisata arsip. “Tahun 2017, juga dilakukan DED (Detail Enginering Design) yang dikerjakan ITS untuk pembangunan diorama Pemprov Jatim selama kepemimpinan Gubernur saat ini dan masa gubernur sebelumnya,” ujarnya. [rac]

Tags: