Spirit Kebersamaan Reuni

Oleh:
Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Muhammadiyah Malang

Seorang anak bertanya pada bapaknya,”Mengapa aku harus sekolah pak?”. Bapaknya menjawab,”Karena biar nanti kamu bisa reuni,..…kalau nggak sekolah, kamu mau reuni sama siapa?”. Humor yang dikutip professor Deddy Mulyana, dkk dalam bukunya yang berjudul “Membongkar Budaya Komunikasi” itu menunjukkan bahwa reuni telah menjadi kegemaran banyak orang.
Reuni telah jadi tradisi, layaknya merayakan lebaran Idul Fitri. Reuni sering digelar melengkapi rangkaian acara silaturahmi dan halal bi halal lebaran. Ajang pertemuan dengan teman dan sahabat lama saat sekolah memang bisa jadi obat lepas kangen dan rindu yang mujarab. Hingga reuni selalu ditunggu walau mungkin setiap saat sudah sering berkomunikasi lewat dunia maya.
Tak jarang jauh sebelum Ramadan dan Idul Fitri, undangan reuni telah disebar oleh panitia reuni. Teman-teman sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga kuliah adakan reuni. Acara kumpul bareng teman lama ini makin ramai semenjak munculnya media sosial (medsos) dan aplikasi berkirim pesan semacam WhatsApp (WA).
Melalui WA Group (WAG), teman-teman lama saat sekolah bisa tersambung kembali walaupun secara maya. Perbincangan lewat WAG tak jarang jadi pertemuan secara nyata lewat reuni lebaran. Reuni jadi ajang pertemuan teman-teman saat sekolah masa lampau. Beragam kenangan saat menempuh pendidikan itu biasanya yang jadi topik menarik saat reuni.
The Power of Reuni
Ternyata reuni punya kekuatan yang luar biasa. Pertemuan dalam forum-forum reuni tak jarang berlanjut pada aksi-aksi nyata selanjutnya. Reuni tak sekedar jadi ajang silaturahmi dengan teman sekolah yang lama tak jumpa. Tak sedikit dari ajang reuni tercetus kegiatan-kegiatan lanjutan yang semakin mengokohkan persahabatan dengan teman lama.
Momentum reuni terkadang bagi sejumlah orang memang digunakan untuk show off keberhasilan. Tak jarang saat reuni muncul sosok yang pamer kekayaan, kekuasaan, dan kesuksesannya. Namun perilaku itu tergolong wajar. Justru yang menarik banyak diantara mereka yang tergolong sukses itu bisa menjadi kekuatan bagi teman-teman mereka yang belum menemukan keberhasilan.
Reuni sering jadi sarana untuk berbagi dengan sesama. Yang sudah sukses bisa mengulurkan tangannya bagi yang belum berhasil. Sinergi antara teman yang dipersatukan karena sama-sama pernah satu almamater memiliki kekuatan membentuk kokohnya persahabatan. Reuni sering berbuah aksi solidaritas dan kebersamaan dari mereka yang sudah pada level berada guna menyantuni yang tak berpunya.
Inilah indahnya reuni. Inilah kekuatan reuni. Semangat pertemanan dan persahabatan yang pernah dibangun saat sekolah bisa langgeng hingga tua. Sekolah tak hanya sebagai candradimuka untuk menuntut ilmu belaka. Sekolah telah jadi pondasi kokohnya persahabatan dan persaudaraan. Pengalaman, rasa suka dan duka saat sekolah menjadi memori indah yang menarik dikenang bersama saat reuni hingga jadi kekuatan bersama yang mengokohkan ikatan persaudaraan.
Munculnya bisnis dan usaha bersama yang dirintis lewat ajang reuni banyak terjadi. Diantara teman lama yang berkumpul dalam ajang reuni itu disatukan oleh semangat kebersamaan untuk saling bantu-membantu antara sesama teman lama. Santunan, pemberian beasiswa pada yang tak mampu biasanya sering muncul saat reuni berlangsung. Intinya, reuni mampu jadi kekuatan pemberdayaan sesama teman lama.
Kebersamaan yang pernah dibangun dalam sebuah wadah, biasanya akan jadi sebuah kekuatan baru. Lihat saja sebagai contoh aksi Reuni Aksi 212. Simpatisan aksi ini jumlahnya sangat banyak. Mereka dipersatukan oleh kesamaan tujuan. Reuni aksi 212 telah jadi kekuatan dasyat yang cukup diperhitungkan.
Spirit Kebersamaan
Tak bisa dimungkiri bahwa kehadiran medsos dan aplikasi berkirim pesan semacam WA turut berkontribusi pada maraknya acara reuni saat lebaran. Medsos telah jadi sarana tak sekedar untuk mengumumkan kapan dan dimana reuni bakal digelar. Namun melalui beragam platform medsos seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan WA telah jadi sarana diantara peserta pertemanan untuk saling adu eksis.
Kalau selama ini sukanya pamer kata-kata dan unggahan foto dan video di medsos dan WAG, saat reuni bisa jadi ajang pelengkap dari eksistensi dunia maya tersebut. Sikap narsis dengan berfoto bersama teman lama dan mengunggahnya di medsos dan WAG menjadi ajang pembuktian esistensi diri. Diantara mereka seperti mau saling mengatakan bahwa dia masih eksis, buktinya lewat beragam visual narsis yang memenuhi medsos dan WAG.
Keinginan untuk tampil narsis demi dibilang eksis inilah yang mampu menjadi kekuatan yang bisa menggerakkan seseorang terdorong ikut reuni. Keinginan untuk bertemu teman lama, saling bercerita, senda gurau, mengenang kisah-kisah lama, dan foto narsis bersama menjadi acara utama dalam acara reuni. Inilah salah satu faktor yang menjadikan di setiap reuni selalu sesak pengunjung. Apalagi kalau reuni itu bertajuk “Reuni Perak” atau bahkan “Reuni Emas’.
Kini lebaran telah jadi sesuatu yang lumrah bila dibarengi acara reuni teman sekolah. Fenomena ini telah jamak, bahkan telah jadi tradisi baru saat merayakan lebaran. Apapun itu, fenomena reuni ini punya nilai positif yang bisa terus dikembangkan dan dikelola. Kekuatan reuni teman sekolah bisa jadi kekuatan agar tetap mempertahankan persatuan bangsa yang gara-gara politik kemarin telah terbelah.
Saat reuni, segala perbedaan pilihan politik waktu pileg dan pilpres lebur. Tak lagi ada kelompok pendukung si A dan si B. Reuni telah menyatukan beragam perbedaan termasuk perbedaan pilihan politik. Kerinduan untuk berkumpul dan bersatu dalam suasana kekeluargaan telah mengalahkan segala ego pribadi. Kemampuan untuk saling memaafkan atas segala salah dan khilaf sesama sangat mengemuka. Inilah salah satu spirit mulia reuni yang bisa terus ditularkan.
Spirit reuni bisa jadi semangat merekatkan kembali keterbelahan persatuan anak bangsa. Ikatan yang dibangun dengan kesadaran menjunjung rasa persatuan, kesatuan, kekeluargaan, dan kebersamaan saat ini sungguh sangat dibutuhkan oleh semua elemen bangsa. Seperti layaknya reuni, spirit kebersamaannya jadi penting diwujudkan oleh siapa saja.
Saatnya semua elit politik, para figur publik, para ulama, para pemimpin partai, dan semua simpatisan kelompok tertentu untuk menyatukan sapu lidi yang terserak agar jadi satu ikatan yang kokoh. Karena sapu lidi itu bisa jadi kuat bila dalam satu ikatan, bukan sendiri-sendiri. Seperti halnya para peserta reuni yang berserak datang dari tempat yang berjauhan namun mereka bisa disatukan dalam kebersamaan reuni.

——— *** ———

Rate this article!
Spirit Kebersamaan Reuni,5 / 5 ( 1votes )
Tags: