Spirit Teologi dalam Merawat Pasien Covid-19

(Refleksi hari Perawat Sedunia)

Oleh :
Mundakir
Dekan FIK UMSurabaya; Ketua AIPNEMA, dan Koordinator Divisi Preventif dan Kuratif MCCC PWM Jawa Timur.

Bagi perawat, tanggal 12 Mei merupakan peristwia penting karena diperingati sebagai hari perawat sedunia (International Nurses Day). Tanggal tersebut bertepatan dengan waktu kelahiran tokoh perawat modern yang sangat dikenal oleh insan perawat di dunia, yaitu Florence Nigthtingale (1820 -1910) yang juga dikenal sebagai The Mother of Nursing. Florence adalah tokoh pertama yang menyuarakan gagasan bahwa perawat dalam memberikan layanan asuhan harus didasari oleh pengetahuan yang kuat, sehingga pendidikan keperawatan dan berbagai jenis pelatihan diperlukan bagi perawat. Untuk membuktikan gagasan tersebut, Florence semasa hidupnya telah menulis sekitar 200 buku, dan artikel ilmiah lainnya. Selain telah berkontribusi besar dalam modernitas profesi perawat, dia juga dikenal sebagai ahli statistik dan matematika yang menunjukkan keluasan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Jasa Florence sangat besar dan fundamental dalam perkembangan profesi perawat terutama ketika dia bertugas melayani pasien pada saat perang Krimea. Dia mendedikasikan hidupnya dalam dunia kesehatan dan kemanusian. Florence merupakan sosok yang tulus dan iklhas dalam memberikan layanan keperawatan. Dia adalah “malaikat yang melayani” bagi orang sakit yang membutuhkan. Disaat tengah malam waktunya tenaga kesehatan lain istirahat, dia berkeliling dengan penyinar lampu kecil ditangannya untuk mengamati pasien dengan penuh rasa dan ketulusan. Florence berkeyakinan pelayanan keperawatan yang sulit dan berat tersebut akan dapat dilakukan apabila diilhami oleh motivasi keagamaan dan profesionalitas. Spirit ini sangat relevan bagi perawat yang saat ini sedang berjuang memberikan layanan keperawatan kepada pasien Covid-19.
Sesuai ajaran agama
Perawat terus menjalankan profesinya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien Covid-19 meskipun resiko atas pekerjaannya tersebut sangat besar, tidak hanya mengancam kesehatannya sendiri namun juga keluarga tercinta mereka. Semangat menolong jiwa yang lain sebagai komitmen sumpah profesi juga merupakan bentuk pelaksanaan perintah agama sebagimana yang tercantum dalam Al-qur’an: “…dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS Al Maidah: 32). Dalil lain yang dapat menjadi penyemangat bagi perawat adalah Hadist riwayat Muslim yang berbunyi “… Allah senantiasa akan menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya”. Ajaran agama Kristen juga mengajarkan bahwa membantu orang yang lain yang sedang membutuhkan merupakan perbuatan yang dikehendaki oleh Allah sebagaimana yang tercantum dalam Ibrani 13:16 “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah”. Sementara dalam ajaran agama Hindu, Canakya Nitisastra, XVII. 15 disebutkan bahwa hidup manusia untuk mengabdi kepada orang lain “Dia yang senantiasa memikirkan untuk mengupayakan kepentingan dan kebahagiaan orang lain, segala kesulitan akan terhindarkan dan ia akan mendapatkan keberuntungan dalam setiap usahanya”. Disisi lain Budha juga mengajarkan bahwa “Seseorang yang merawat orang sakit, berarti ia telah merawat Saya (Sang Budha).
Nilai-nilai ajaran agama tersebut diatas sejalan dengan motivasi agama yang dimaksud Florence bahwa pelayanan keperawatan harus dapat dilakukan kepada semua orang tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, dan status sosial. Prinsip dan keyakinan Florence tersebut menjadi cikal bakal “sumpah perawat” yang menjadi janji dan komitmen perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam kondisi apapun meskipun harus menghadapi tantangan dan resiko yang berat.
Apa yang dialami perawat selama pandemi Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret 2020 hingga sekarang misalnya perawat “diusir” dari tempat kos, di doakan supaya tertular Covid-19, dikucilkan bahkan yang paling miris adalah jasadnya di tolak dimakamkan di beberapa daerah oleh masyarakat setempat merupakan bentuk tantangan yang harus dihadapi dan tidak boleh mengendurkan semangat perawat dalam melayani pasien. Karena disisi lain arus dukungan kepada perawat juga terus mengalir sebagai pahlawan kemanusiaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien Covid-19. Setidaknya bukti peran perawat dalam merawat pasien Covid-19 telah diakui dan dirasakan oleh para pasien yang pernah dirawat karena Covid-19 baik dari kalangan pejabat, artis, maupun masyarakat biasa di seluruh dunia. Disamping juga pengakuan dalam berbagai bentuk regulasi pemerintah tentang profesi perawat.
Pembuktian dan pengakuan profesi perawat.
Peringatan hari perawat sedunia tahun ini sangat istimewa setidaknya ditunjukan oleh beberapa hal antara lain: Pertama, tahun 2020 ditetapkan WHO sebagai “The International Year of The Nurse and Midwife”. Suatu sikap dan penghargaan dunia atas peran perawat dalam mewujudkan kesehatan masyarakat dunia. Kedua, Peringatan hari perawat sedunia tahun ini bersamaan dengan usia dua abad atau 200 tahun Florence Nightingale, dan tepat 150 tahun dari prediksi Florence tentang profesi perawat akan menjadi profesi yang diharapkan seluruh dunia. Ketiga, Peringatan hari perawat sedunia tahun ini bersamaan dengan wabah penyebaran Covid-19 yang melanda hampir ke seluruh negara di dunia. Dimana profesi perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan terdepan dalam memberikan pertolongan dan merawat pasien Covid-19. Keempat, tema peringatan hari perawat sedunia tahun ini adalah “Nurses: A Voice to Lead – Nursing the World to Health. Seakan ingin menegasakan bahwa eksistensi dan peran perawat dalam menjaga kesehatan dunia harus terus disuarakan. Peran aktif dan ketulusan perawat dalam memberikan pertolongan dan pelayanan kesehatan kepada pasien Covid-19 sangatlah besar.
Bila dikaitkan antara penetapan WHO, tema hari perawat sedunia, dan kondisi pandemi Covid-19 saat ini dengan pernyataan Florence Nightingale pada 1870 bahwa “It will take 150 years for the word to see the kind of nursing I envision”. Dimana tahun 2020 ini adalah tepat 150 tahun setelah pernyataan tersebut diucapkan. Maka pernyataan yang disampaikan Florence 150 tahun yang lalu menjadi kenyatan tahun ini. Allahu A’lam. Selamat ulang tahun untuk perawat di dunia.

—————— *** ——————–

Tags: