Srikandi Baruna Damkar Surabaya

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Selama ini petugas pemadam kebakaran identik dengan kaum laki-laki, sebab resiko besar yang menjadi tanggungannya. Namun di Surabaya, setidaknya 16 petugas pemadam kebakaran kaum hawa disiapkan bertugas dalam tim yang disebut Srikandi Baruna.
Perempuan-perempuan cantik ini awalnya petugas administrasi di Dinas Damkar Kota Surabaya tetapi kini berkawan akrab dengan api. Mereka bahkan mampu  menggunakan mobil Damkar, melakukan pertolongan korban, pemadaman api, hingga naik tangga setinggi 40 meter kemudian meluncur ke bawah dengan posisi terbalik.
Kemampuan inilah yang akan dipertunjukkan kesigapan mereka dalam simulasi memadamkan api,di  Hari Ulang Tahun (HUT) Damkar ke-95 yang di Petrokimia Gresik pada Selasa (11/3) pekan depan.
Selain simulasi, pada acara itu juga akan digelar defile yang diikuti oleh petugas Damkar dari kabupate/kota se-Jawa Timur.
”Memperingati HUT Damkar ke-95 tahun ini, kami ingin tampilkan Srikandi Baruna. Jadi untuk simulasi, nanti semua putri Srikandi Baruna yang akan tampil unjuk kebolehan dari mulai bawa mobil hingga memadamkan api. Api akan kami ciptakan cukup besar dan juga ada ledakan,” kata Kepala Dinas Kekabaran Kota Surabaya, Chandra Oratmangun, Rabu (5/3) kemarin.
Menurut Chandra, Srikandi Baruna yang usianya rata-rata masih 20-an itu sudah terbentuk pada tahun lalu. Awalnya, mereka bertugas di bagian administrasi.
Namun, ketika dirinya mulai menjabat kepala dinas, mereka kemudian ditawari untuk ikut terjun ke lokasi kebakaran guna membantu petugas Damkar yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.
Dari jumlahnya lima orang pada 2012, Srikandi Baruna kini memiliki 16 personel.  “Dulunya mereka petugas administrasi. Saya katakan, ndak bisa kalian hanya jadi penonton. Mereka lalu bersedia terjun ke lapangan dan mengikuti pelatihan-pelatihan,” sambung Chandra.
Sejak terbentuk, para Srikandi Baruna ini mampu berfungsi maksimal dalam setiap  kejadian kebakaran. Mereka siap melaksanakan tugas baik pagi, siang ataupun tengah malam. Mereka terbagi dalam dua peleton yang meng-cover beberapa wilayah.
”Kita utamakan tugas. Kalaupun kebakarannya jam 1 malam, kita siap berangkat,” ujar Anis Mulyati, perempuan berjilbab yang menjadi komandan peleton B.
Selain Srikandi Baruna, Dinas Kebakaran Kota Surabaya juga membentuk Satuan Relawan Kebakaran (Satlakar) yang berasal dari perwakilan dari kelurahan dan kecamatan.
Satlokar ini ditempatkan di wilayah yang rawan terjadi kebakaran seperti di Asemrowo, Dukuhpakis, Sukomanunggal, Wiyung, Tambaksari, Tandes, dan Rungkut.
”Mereka ini jago-jago. Padahal mereka ini bekerja tanpa imbalan,” ucap Chandra.
Keberadaan Srikandi Baruna dan Satlakar memiliki peran penting untuk mengatasi kejadian kebakaran yang terjadi di Kota Surabaya.
Apalagi, angka kebakaran di Surabaya masih cukup tinggi. Menurut data di Dinas Damkar Kota Surabaya, kebakaran yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 537 kejadian. Kemudian pada tahun 2013, angka kebakaran turun menjadi 397 kebakaran.  [dre]

Rate this article!
Tags: