Srikandi di Bumi Jenggala Kibarkan Panji Literasi

Sekretaris Dinas Kabupaten Sidoarjo, Dr Ng. Tirto Adi bersama narasumber redaktur Harian Bhirawa Wahyu Kuncoro SN dan anggota Komunitas Aktif Menulis Sidoarjo (KAMS).

Gelar Workshop Penulisan dan Launching Buku Baru
Sidoarjo, Bhirawa
Sabtu (19/1) pagi, Sidoarjo diguyur gerimis. Cuaca dingin dan mendung yang menggantung tidak menyurutkan langkah 110 guru hadir di Hotel Edotel, Sidoarjo. Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ini antusias mengikuti workshop yang digelar oleh Komunitas Aktif Menulis Sidoarjo (KAMS).
Workshop bertajuk “Menulis Artikel di Media Massa” ini digelar dengan menggandeng Harian Bhirawa dan di-support oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.
Acara ini tidak hanya diikuti oleh guru-guru dari Sidoarjo saja, namun. juga dihadiri oleh guru dari Jombang, Gresik, Lamongan, dan Situbondo.
Koordinator Wilayah Kecamatan Gedangan Sudarmadji dalam sambutannya menyatakan, bahwa kegiatan yang digelar oleh KAMS ini harus diapresiasi dengan baik. “Dunia menulis, bukanlah hal yang asing bagi guru. Sepatutnya lah dibiasakan dan dibudayakan. Namun kenyataan nya banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan nya,” kritiknya.
Sudarmadji berharap melalui kegiatan pengembangan diri semacam ini, akan memotivasi guru untuk tertarik menulis.
Dari menulis akan diperoleh kredit point yang bisa digunakan guru PNS untuk kebutuhan naik tingkat. Sedangkan bila tulisan tersebut dipublikasikan akan diperoleh kredit koin berupa rupiah.
Senada dengan Korwil Kecamatan Gedangan, Sekretaris Dinas Kabupaten Sidoarjo, Dr Ng. Tirto Adi memberi penghargaan luar biasa untuk kiprah KAMS.
“Anggota KAMS yang notabene adalah guru sangat layak mendapat sebutan Srikandi Literasi. Karena kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlasnya dalam komitmen menulis,” urai beliau.
Pak Tirto juga memotivasi guru- guru yang hadir untuk mau menggembangkan diri dengan menulis. Bila anggota KAMS yang juga guru.bisa. tentu yang lain juga bisa. KAMS telah melahirkan empat judul buku dalam jangka dua tahun, juga mendapat apresiasi dari beliau.
“Saya dimohon oleh KAMS untuk memberi pengantar pada buku.ini. alhamdulillah saya baca semua. Kesimpulan saya adalah tulusan dari buku ini.benar-benar orisinil, bukan plagiat. Karena yang ditulis adalah apa yang dilihaf, dirasakan, dan dialami oleh penulis. Ini sangat luar biasa,” urai beliau dengan gembira.
Secara khusus, Tirto juga berharap agar kegiatan semacam itu tidak hanya berlangsung di Kecamatan Gedangan saja, tetapi juga ke seluruh Kabupaten Sidoarjo.
“Saya tantang Harian Bhirawa untuk menyebarkan virus menulis ini ke seluruh Sidoarjo agar gema gerakan literasi semakin terasa,” tegas Tirto Adi lagi. Dalam kesempatan tersebut, pejabat yang aktif menulis ini juga mengaku sudah mempunyai komunitas literasi yang namanya adalah GBL to SGM2. Akronim dari Gerakan Budaya Literasi menuju Sidoarjo Gemar Membaca dan Menulis. Harapannya, KAMS bisa menjadi ‘adik’ bagi komunitas yang digawanginya. Setelah dibuka secara resmi, acara juga diwarnai dengan launching buku keempat KAMS yang bertajuk “Mengibarkan Panji Literasi di Bumi Jenggala”

“Resep Jitu Bisa Menulis, Segeralah Menulis “
“Belajar menulis, anggap saja belajar naik sepeda,” demikian kata Wahyu Kuncoro, ST,MMedkom yang menjadi narasumber workshop penulisan Workshop bertajuk Penulisan Artikel di Media Massa yang diinisiasi oleh KAMS pada (19/1) kemarin. Wahyu yang juga dosen komunikasi di beberapa kampus swasta di Surabaya ini secara sabar memaparkan macam-macam karya jurnalistik yang ada di Media Massa.
Menurut Wahyu, banyak hoaks yang berseliweran di media sosial sesungguhnya juga mencerminkan minimnya karya tulis masyarakat termasuk para guru.
“Lha daripada kita memposting berita yang tidak jelas asal usulnya, bukankah lebih baik kita menyebarkan tulisan-tulisan kita sendiri yang lebih bermanfaat dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Wahyu.
Secara khusus, wartawan yang sering memenangkan ajang kompetisis jurnalistik tingkat nasional ini berpesan, bahwa tidak ada resep paling ampuh agar bisa menulis selain segera menulis.
Pada sesi terakhir sebelum para peserta menuangkan idenya untuk menulis artikel, Khoirun Nisa, penggagas sekaligus punggawa KAMS (Komunitas Aktif Menulis Sidoarjo) berbagi tips sekaligus buah tangan. Buku-buku ciamik dibagikan. Untuk suplemen otak.
“Kata kuncinya: menulis itu mudah, bisa di manapun, kapanpun. Apalagi guru, sejuta ide bisa diperoleh karena setiap anak didik kita punya sejuta karakter” kata guru imut yang juga penulis produktf ini.
“Jadi guru tak mungkin kehabisan ide” tegasnya memberi motivasi. [kus]

Tags: