Stafsus Kepresidenan Dorong Konservasi dan Pemanfaatan Situs Sumberbeji

Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, Anak Agung Gede Ari Dwipayana saat mengunjungi Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji, Jombang, Selasa (9/3). [arif yulianto]

Jombang, Bhirawa
Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana mendorong konservasi dan pemanfaatan Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji yang ada di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Hal ini disampaikan Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana saat mengunjungi Situs Sumberbeji bersama sejumlah pejabat, Selasa (9/3). ”Saya kira ada dua konsentrasi kita. Satu, konsentrasi pada konservasi, perlindungan situs ini, tidak hanya memelihara yang sudah terlihat sekarang ini, tapi mencari lagi. Ada sumber mata air yang perlu diketahui di mana konservasinya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dia menambahkan, perlu juga dilakukan penataan Situs Sumberbeji agar benar – benar seperti bentuk aslinya pada masa silam. Dan ini merupakan satu tantangan yang dihadapi Tim BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya). Selain itu, di sisi pemanfaatan Situs Sumberbeji sendiri perlu dilakukan langkah – langkah yang tidak hanya dilakukan Tim BPCB Jawa Timur (Jatim).
“Ini juga harus mengikutsertakan pemerintah daerah. Supaya betul – betul apa yang sudah ditemukan ini dimanfaatkan dalam satu bentuk penataan kawasan,” imbuh dia.
Dia mencontohkan, penataan kawasan terkait Situs Sumberbeji ini semisal, di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, harus dimulai difikirkan bagaimana memanfaatkannya dengan baik, dengan cara menata kawasannya agar lebih baik lagi. Sehingga pengunjung tidak hanya melihat ini saja, tapi bisa saja dengan menyajikan souvenir, cinderamata khas yang punya kaitan dengan Sumberbeji ini, bisa ditawarkan.
Sementara itu, Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, pihaknya telah menemukan saluran air masuk Situs Sumberbeji tepatnya di sebelah barat dari situs ini. Sementara pada kegiatan ekskavasi di situs, pihaknya juga sudah menemukan saluran buang air petirtaan di sisi utara petirtaan yang berbelok ke arah timur petirtaan.
“Untuk menormalisasi Situs Sumberbeji, kami menemui kendala, karena tanah sekitar Sumberbeji sudah mengalami kenaikan sekitar 1, 5 meter dari permukaan tanah asli,” jelas Wicaksono Dwi Nugroho.
Lebih lanjut, Wicaksono menjelaskan, di timur dari Petirtaan Sumberbeji sendiri berjarak sekitar 1 kilometer terdapat sebuah sungai. Kemudian untuk melakukan normalisasi saluran air Situs Sumberbeji ini, sambung Wicaksono Dwi Nugroho, maka dibutuhkan pekerjaan untuk merendahkan jalur buangnya, kemudian melewati saluran irigasi para petani setempat.
“Dan ini menjadi permasalahan sendiri. Karena kemudian para petani, untuk mengakses airnya, jadi terlalu dalam. Dibutuhkan nanti koordinasi dan pembicaraan terkait dengan solusi bagaimana menormalisasi pembuangan air dari Sumberbeji,” papar Wicaksono. [rif]

Tags: