Status Kelud Diputuskan Hari Ini

Gubernur Gagas Kerja Bakti Massal
Pemprov, Bhirawa
Status Gunung Kelud akan ditentukan Kamis (20/2) hari ini oleh tim gabungan yang dikoordinir Pemprov Jatim. Penentuan status tersebut untuk memberi kepastian ke masyarakat lokasi mana yang dianggap aman dari bahaya puncak Kelud.
“Besok (hari ini) akan kita putuskan status Gunung Kelud. Apakah masih dalam status awas, siaga atau waspada. Keputusan ini harus secepatnya diambil agar bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum ditemui di Gedung Negara  Grahadi, Rabu (19/2).
Untuk memutuskan hal itu, Pakde Karwo akan mengundang pihak-pihak terkait seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kodam V Brawijaya dan Polda Jatim. Rapat gabungan nanti akan memberikan keputusan bagaimana status Gunung Kelud pasca erupsi beberapa hari lalu.
Dengan keputusan nanti, kata mantan Sekdaprov Jatim ini, warga juga tidak ragu-ragu melakukan aktivitasnya di kawasan yang sudah menjadi rekomendasi PVMBG. Sekarang, katanya, Badan Geologi Kementerian ESDM di bawah kepempinan Surono sedang intensif melakukan penelitian secara menyeluruh kegiatan di sekitar Gunung Kelud.
Dari hasil laporan tersebut, akan dijadikan acuan untuk menentukan status Gunung Kelud.
“Apapun hasil rekomendasi nanti tetap akan disampaikan dan harus dipatuhi semua pihak, termasuk masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kelud,” ungkapnya.
Menurut Pakde Karwo, PVMBG dan Badan Geologi sudah ahli dalam bidang analisa bencana sehingga rekoemndasinya nanti akan menjadi priroitas utama untuk dilaksanakan semua kalangan, mulai dari masyarakat sampai aparat di Lapangan. “Misalkan hanya diperkenankan untuk beraktivitas di radius tiga atau lima kolimeter, harus ditaati. Jangan sampai melebihi seperti apa yang dianjurkan,” katanya.
Selama belum ada keputusan, Pakde Karwo minta tetap berada di radius larangan, yakni 10 kilometer harus steril dari kegiatan manusia. “Jangan sampai ada korban hanya karena kecerobohan manusia sendiri, ikuti dan taati semua petunjuk yang diberikan petugas,” katanya.
Karena itu, pihaknya kini meminta aparat kepolisian dan TNI agar menutup semua akses khususnya jalan tikus agar warga tidak nekad masuk ke daerah terlarang. Sebab berdasarkan informasi masih ada warga yang nekat masuk daerah terlarang dengan lewat jalan tikus.
“Saya akui korban Kelud ini sulit meninggalkan rumahnya karena sudah ada ikatan batin. Tapi saya mohon jangan memasuki daerah larangan hingga ada keputusan yang memperbolehkan. Kita patuhi semua rekomendari dari lembaga yang berkompeten di bidang geologi ini,” katanya.
Terkait penanganan dampak pasca letusan Kelud, Pakde Karwo menggagas adanya gotong royong atau kerja bakti massal yang diikuti masyarakat Kelud, TNI, Polri dan pihak-pihak terkait. Tujuannya untuk memberikan kemudahan dan mempercepat pemulihan dampak erupsi Kelud.
“Untuk perbaikan rumah atau infrastuktur nanti apakah masyarakat akan diberikan upah atau diberikan beras untuk konsumsi tiga bulan, nanti akan dikonsep lagi. Yang pasti, saat ada perbaikan infrastruktur jangan sampai masyarakat Kelud hanya menjadi penonton, mereka harus ikut juga membantu,” tandasnya.
Terpisah, Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf mengimbau masyarakat sekitar Kelud untuk tetap waspada dan menaati imbauan untuk tidak memasuki daerah terlarang. “Kita bersyukur karena tidak ada korban yang terkena langsung dampak abu vulkanik seperti yang terjadi di Gunung Sinabung,” katanya.
Menurut dia, selama ini masyarakat sekitar Gunung Kelud sangat respek dengan perintah dan imbauan yang dikeluarkan pemerintah terkait erupsi Gunung Kelud. “Masyarakat sangat patuh terhadap imbauan-imbauan yang telah dikeluarkan,” tandasnya.  [iib]

Rate this article!
Tags: