Status KLB Difteri, Pemkab Imunisasi 317 Ribu Anak

Bupati Fadeli membuka sosialiasasi dan pencanangan Oubreak Response Immunization (ORI) dalam rangka penanganan KLB Difteri di Pendopo Lokatantra, Rabu (7/2). [suprayitno]

Lamongan Bhirawa
Meski hanya ada satu warga yang positif difteri, pemerintah pusat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri untuk Lamongan. Penetapan itu disambut Pemkab Lamongan dengan mencanangkan imunisasi difteri massal untuk semua warganya yang berusia 0-19 tahun.
Bupati Fadeli saat sosialiasasi dan pencanangan Oubreak Response Immunization (ORI) dalam rangka penanganan KLB Difteri di Pendopo Lokatantra, Rabu (7/2), menekankan pentingnya sosialiasi agar masyarakat mau diimunisasi.
Karena itu dalam sosialisasi itu selain mengundang Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) beserta camat, juga tokoh agama dan masyarakat. “Pemkab Lamongan akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya imunisasi, ” kata dia. Dia cukup optimis imunisasi difteri ini nantinya akan sukses menjangkau semua target warga, sebagaimana imunisasi campak dan rubella (MR). Tahun lalu, Lamongan mampu melebihi target yang ditetapkan.
Untuk imunisasi MR ini, dari target yang ditetapakn Kementerian Kesehatan sebanyak 247.233 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun, tercapai 269.997 anak atau hampir 110 persen.
“Selama ini masih ada masyarakat yang belum menyadari pentingnya imunisasi. Diharapkan melalui acara seperti ini nantinya baik dari pihak medis maupun kecamatan juga melakukan sosialisasi ke tingkat desa. Sehingga masyarakat sadar bahwa melalui imunisasi dapat memperkuat kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit,” ungkap Fadeli.
Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan dr. Taufik Hidayat, di Kabupaten Lamongan terdapat 8 suspect difteri. Yakni 5 kasus di tahun 2017 dan 3 di tahun 2018. Namun dari 8 suspect difteri tersebut, hanya 1 yang positif difteri. Yakni pada bulan Agustus 2017 di daerah Paciran.
“Namun meskipun hanya ada 1 suspect yang positif difteri, sudah dianggap oleh pemerintah pusat sebagai KLB. Karena itu nantinya akan dilakukan 3 putaran ORI, yakni pada bulan Februari, Juli dan Nopember 2018, ” ungkap dr. Taufik Hidayat.
Taufik juga menyebutkan bahwa target ORI yakni sebanyak kurang lebih 317.000 anak anak usia 0-19 tahun. Dia emnegaskan imunisasi tersebut akan diberikan secara gratis.
Skema pendanaannya, sebanyak 50 persen dibiayai oleh pemerintah pusat dan 50 persen oleh Pemkab Lamongan. “Jika di luar usia tersebut ingin imunisasi, dapat dilakukan dengan biaya sendiri, ” katanya menambahkan.
Acara yang dihadiri oleh kurang lebih 350 peserta yang tersdiri dari Kepala OPD, Camat, Muspika, Kepala UPT Puskesmas serta unsur PPAI dan tokoh masyarakat ini mendatangkan narasumber dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur dan juga dokter spesialis anak dari RSUD dr. Soegiri Lamongan. [yit]

Tags: