Status Sidoarjo Naik Jadi Tanggap Darurat Bencana

Banjir di kawasan Porong Sidoarjo.

Banjir di kawasan Porong Sidoarjo.

Sidoarjo, Bhirawa
Hujan yang menimbulkan banjir di sejumlah lokasi di Kab Sidoarjo membuat status kondisi di Kab Sidoarjo dinaikkan dari siaga kini menjadi darurat bencana sejak, Rabu ( 10/2) kemarin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Sidoarjo  Ir Dwijo Prawiro MT menyampaikan  peningkatan status ini  tidak lepas karena tambah banyaknya titik genangan banjir di sejumlah wilayah Kab Sidoarjo.
Sebagaimana data yang dirilis oleh BPBD Kab Sidoarjo, titik genangan air itu terjadi di Kec Taman ada 3 titik, Kec Waru ada 8 titik, Kec Sedati 5 titik, Kec Buduran 3 titik, Kec Sidoarjo 4 titik, Kec Candi 1 titik,  Kec Tanggulangin ada 2 titik dan Kec Porong  1 titik.
“Sekarang kita akan segera menggelar rapat koordinasi persiapan mendirikan posko tanggap darurat bencana di lokasi terdampak banjir,” ujar Dwijo di kantornya, Rabu (10/2).
Disampaikan Dwijo, titik genangan air di sejumlah lokasi Kab Sidoarjo mulai terjadi sejak curah hujan  tinggi sejak Jumat sampai Senin kemarin. Ia menambahkan, informasi dari BMKG Juanda, curah hujan 7 hari kedepan masih akan tinggi.
Akibat curah hujan yang tinggi itu, sejumlah SKPD di Kab Sidoarjo sempat tergenang air. Seperti yang menimpa Dinas Koperasi Perindag ESDM Kab Sidoarjo dan Liponsos Dinas Sosial Kab Sidoarjo. Sejumlah sekolahan juga tergenang air, seperti SDN Sidokare, SDN Sidokumpul dan SDN Sedati Gede 1. ”Untuk tengah kota  bisa segera surut setelah Dinas Pengairan mengoperasikan pompa airnya selama 24 jam,” kata Dwijo.
Menurut Dwijo, banyak faktor terjadinya  banjir. Di antaranya, air pasang laut bersamaan dengan  datangnya hujan dengan curah tinggi sehingga air tidak bisa cepat mengalir ke laut, hanya tergenang saja. Selain itu kurangnya resapan air. Karena  itu  diperlukan normalisasi saluran tersier.
“Apalagi menurut BMKG Juanda hujan tahun ini curahnya lebih tinggi dibanding tahun lalu,” katanya.
Dalam mendirikan posko tanggap darurat  bencana, menurut Dwijo di antaranya juga mendirikan posko kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo dr Ika Harnasti menyampaikan, dalam posko kesehatan di sejumlah tempat, seperti di Posko Bungurasih dan Posko Kedung Rejo, ia menginstruksikan agar pihak Puskesmas  di wilayah terdampak itu  menyediakan obat-obat yang dibutuhkan oleh para warga yang mengungsi.
Seperti diberitakan Bhirawa kemarin, intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Jatim terkena banjir. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, sebanyak lima daerah dikepung banjir yang cukup parah.
Kepala BPBD Provinsi Jatim Sudharmawan mengatakan pantauan BPDP Jatim banjir telah menerjang Gresik, Jombang, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto. “Lima daerah ini bisa dikatakan banjirnya paling parah dibanding daerah lainnya di Jatim,” kata Kepala BPBD Provinsi Jatim Sudharmawan, Selasa (9/2).

Mengungsi ke Balai Desa
Sementara itu puluhan warga Desa Kademangan Mojoagung Jombang berbondong-bondong ke Balai Desa setempat, Selasa (9/2) malam. Hal ini menyusul datangnya banjir akibat luapan air Sungai Gunting ke permukiman hingga mencapai lutut orang dewasa.
“Ada sekitar 72 KK yang sempat mengungsi ke Balai Desa setempat, dua di antaranya wanita hamil,”ujar salah satu relawan di Posko BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang.
Akibat luapan Sungai Catak Banteng dan Sungai Gunting yang melintasi kawasan Mojoagung, ada sekitar 107 permukiman warga Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang  terkena banjir.
Dusun Kebondalem mengalami luapan terparah, sedikitnya 79 rumah terendam air dengan ketinggian bervariasi yakni mulai 30 centimeter hingga 1,5 meter. Sedangkan di Dusun Pekunden sebanyak 40 rumah yang terendam.
“Selama musim hujan ini sedikitnya sudah tiga kali terjadi luapan banjir yang terjadi di sini, dan di setiap luapan debit airnya selalu meningkat,” ujar Basori (40) salah satu warga Dusun Kebondalem, Rabu (10/2).
Basori menambahkan, luapan banjir dapat dipastikan terjadi jika hujan di wilayah hulu kedua sungai tersebut turun dengan  intensitas lebat dan lama. Untuk hulu Sungai Gunting berada di Kecamatan Wonosalam, sedangkan hulu Sungai Catak Banteng berada di Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri.
Hal senada juga diutarakan oleh Mustari (43) warga Dusun kebondalem. Dia beserta keluarga harus tiga kali mengungsi akibat banjir luapan ini. Dia berharap ada perhatian pemerintah karena banjir selalu datang setiap musim hujan.
Sementara itu, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Jombang Nurhuda, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim SAR ke lokasi. Hal itu dilakukan untuk membantu warga. Termasuk mengevakuasi warga, jika memang diperlukan. “Kita minta warga yang rumahnya berdekatan dengan sungai untuk sementar mengungsi ke Balai Desa. Yang kita dahulukan para lansia dan balita,” jelasnya. [kus,rur]

Tags: