Stikes Hafshawaty Siap Jadi Universitas

Ratusan wisudawan dari tiga prodi mengikuti prosesi wisuda. [wiwid agus pribadi]

Wisuda Pelantikan Program Diploma, Sarjana dan Profesi
Probolingggo, Bhirawa
Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, kembali menggelar Wisuda dan Pelantikan Program Diploma, Sarjana, dan Profesi. Ratusan wisudawan dilantik dan dikukuhkan melalui rapat senat terbuka. Sebanyak 348 wisudawan Tahun Akademik 2018 – 2019 dikukuhkan di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Dari 348 wisudawan terdiri dari 35 wisudawan dari Program Studi (Prodi) D-III Keperawatan; 15 wisudawan dari Prodi D-III Kebidanan; dan 37 wisudawan dari D-IV Kebidanan. Kemudian, dari Prodi S-1 Keperawatan dan Program Profesi Ners, masing-masing 114 dan 147 wisudawan.
Ada yang berbeda dalam wisuda dan pelantikan kali ini. Di tengah – tengah acara juga dilangsungkan prosesi penyerahan Surat Keputusan (SK) tentang pembukaan prodi baru di Stikes Hafshawaty. Yakni, Prodi S-1 Kebidanan dan Prodi Program Profesi Bidan.
SK bernomor 834/KPT/I/2019 tanggal 23 September itu diserahkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-DIKTI) Wilayah Jatim VII, Prof Dr Ir Soeprapto DEA, Kepada Ketua Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah SH MM disaksikan ratusan wisudawan dan undangan.
“Tahun ini kami juga sedang proses menambah Prodi S-1 Farmasi Klinik dan Komunitas. Tinggal satu langkah, In sya Allah dalam minggu-minggu ini sudah selesai. Kami memang berlari cepat tahun ini untuk melakukan pengembangan,” kata Kiai Mutawakkil, Senin (28/10) kemarin.
Menurutnya, pembukaan prodi baru ini sebagai salah bentuk pengembangan Stikes Hafshawaty. Termasuk pada pengembangan kualitas pendidikan, infrastruktur, dan sumber daya manusia para dosen. ”Kami juga telah menyekolahkan dosen dari S-1 ke S-2 dan S-2 ke S-3, sehingga ke depan kami tidak akan kekurangan dosen untuk pengembangan prodi maupun akreditasi prodinya,” ujarnya.
Selain itu, menurut Kiai Mutawakkil, pengembangan ini juga untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Salah satunya akan banyak tenaga kesehatan dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia. ”Sudah ada dua prodi baru dan satu masih proses. Tahun depan ada dua prodi lagi yaitu Prodi S-1 Ilmu Komputer dan Informatika serta Prodi S-1 Sistem dan Teknologi Informasi. Jika ini sudah berjalan, In sya Allah tahun akademik 2020-2021 Stikes sudah menjadi Universitas Hafshawaty,” jelasnya.
Kepada para wisudawan, Kiai Mutawakkil berharap, mampu menjadi tenaga kesehatan profesional dan dalam meniti karir tidak kehilangan moralitas dan akhlak kepesantrenan. Serta, ilmunya bermanfaat di dunia dan akhirat, termasuk bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Serta mampu ambil bagian dalam membangun bangsa dan negara.
Ketua Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong, Dr Nur Hamim SKM SKepNs MKes menambahkan, lulusan Stikes Hafshawaty sudah tersebar di semua layanan kesehatan. Baik di RS, Puskesmas, maupun pelayanan kesehatan lainnya. Ada juga yang berkarir di luar negeri, seperti Taiwan dan Kuwait.
“Terima kasih kepada RS jejaring dan Puskesmas yang telah memberikan kontribusi besar, sehingga mahasiswa kami bisa lulus tepat waktu dengan hasil yang baik,” ujarnya.
Bupati Probolinggo, Hj P Tantriana Sari SE, mengajak seluruh masyarakat terutama insan kesehatan dari profesi kesehatan maupun kalangan civitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) untuk bersama-sama ikut andil dalam ikhtiar penyelesaian masalah stunting di Kabupaten Probolinggo.
“Dengan mengupayakan adanya perhatian bersama dari segenap elemen masyarakat merupakan upaya percepatan bagi penanganan permasalahan kesehatan yang selama lima tahun terakhir ini menjadi perhatian bersama bagi pemerintah pusat maupun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Bupati Tantri mengemukakan, selama lima tahun pihaknya berikhtiar bersama seluruh stakeholder menangani stunting akhirnya upaya ini membuahkan hasil yang signifikan. Kini angka stunting di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan mencapai 11%, dimana angka stunting sebelumnya berada pada angka 49,9%.
Lebih lanjut, Bupati Tantri berharap kepada seluruh wisudawan untuk bersama-sama meluruskan niat dan menyamakan mindset sebagai manusia, yang senantiasa berikhtiar menebar manfaat kepada sesama melalui keberkahan umur dan ilmu. Diantaranya bersama – sama berjihad mewujudkan Kabupaten Probolinggo yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur melalui pintu pembangunan bidang kesehatan dan pendidikan, tambahnya. [wap]

Tags: