Stikosa AWS Deklarasi Anti Hoax dan Anti Terorisme

Deklarasi gerakan anti hoax dan anti terorisme digalakkan civitas akademika STIKOSA AWS kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Tragedi terorisme menjadi semakin memilukan tatkala informasi yang berkembang dibumbui dengan berita hoaks. Melihat fenomena ini, Sekolah Tinggi limu Komunikasi Almamater Surabaya (Stikosa-AWS) menggelar diskusi Anti Hoax dan Terorisme Melalui Pendidikan, Rabu (30/5).
Dalam kesempatan itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera hadir sebagai narasumber dalam diskusi ini. Dia menjelaslan bagaimana isu terorisme terjadi dan merebak karena hoax. “Walaupun ada badan yang mengeluarkan pernyataan tingkat universitas terpapar terorisme tetapi ada kampus yang mengungkapkan menolak hoax dan teror ini luar biasa, dan ada deklarasi antiteroris. Ini bisa dicontoh kampus lain,” urainya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya kegiatan deklarasi menjadi dorongan moril baru pada aparat bahwa mereka tidak sendiri memerangi aksi teroris. “Aksi nyatanya akademisi setelah deklarasi ini harus menulis dengan benar sesuai fakta, ada cek dan balance juga ketika sampai di publik. Aksi nyatanya juga stop informasi yang tidak jelas sumbernya,”urainya.
Pakar Komunikasi, Suko Widodo hadir dalam diskusi ikut menyampaikan bahwa era perkembangan teknologi sudah berubah. Saat ini telepon selular (ponsel) yang beredar di Indonesia 120 persen lebih banyak di banding jumlah penduduk yang ada. Artinya, satu orang berkemungkinan memiliki dua bahkan lebih ponsel pintar untuk dirinya sendiri.
“Untuk itu harus ada penyaringan informasi, apalagi mahasiswa yang memiliki banyak pergaulan harus dibekali anti hoax,”jelasnya.
Ketua yayasan Stikosa AWS, Imawan Mashuri mengatakan jika acara ini merupakan kepedulian dari seluruh civitas dan mahasiswa terkait fenomena yang menyangkut komunikasi.
“Hoax itu bagian dari komunikasi. Adanya hoax itu karena kegagalan tata kelola komunikasi. Kita ingin membangun komunikasi itu dari kampus komunikasi tertua di Jawa Timur, dan ikut terlibat dalam tata kelola komunikasi sebagai tanggung jawab kami sebagai orang komunikasi,” jelasnya. [tam]

Tags: