Stikosa AWS Kampus Terbaik Kelima di Jatim

Ketua-Stikosa-AWS-Ismojo-Herdono-saat-memberikan-bingkisan-kepada-anak-yatim-piatu-Rabu kemarin.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Ketua-Stikosa-AWS-Ismojo-Herdono-saat-memberikan-bingkisan-kepada-anak-yatim-piatu-Rabu kemarin.-[Gegeh-Bagus/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 tinggal hitungan bulan. Banyak perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) diprediksi gulung tikar akibat tak siap menghadapi persaingan global. Namun, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) malah menyabet predikat lima kampus terbaik di Jatim.
Ketua Stikosa AWS, Ismojo Herdono mengatakan, untuk meraih penghargaan dari Tim pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan (Wasdalbin) Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan Kopertis VII sangatlah tidak mudah. Jadi, seluruh civitas akademika, pengurus yayasan, dosen, serta mahasiswa telah bekerjasama dengan baik.
“Kita mempunyai ciri khas tersendiri meski kampus ini tergolong kecil, tapi dosen kita sebagian besar praktisi. Selain itu, para dosen terus mengupdate perkembangan yang ada. Kita juga melakukan review kurikulum,” kata Ismojo pada Bhirawa, Rabu (1/7) kemarin.
Ismojo yang sudah menjabat sejak tahun 2011 mengakui, tantangan kedepan untuk memasuki gerbang MEA 2015 sudah semakin dekat dan berat. “Intinya, memang ini tantangan bagi kita semua untuk lebih ditingkatkan lagi dari apa yang telah dicapainya sekarang. Mulai dari dosen hingga menghasilkan mahasiswa yang sudah siap menghadapi MEA 2015. Yang dulu 151 SKS baru bisa mengajukan skripsi, sekarang 146 SKS sudah bisa,” pungkasnya.
Kampus jurnalistik tertua di Indonesia ini masuk dalam the best ten Sekolah Tinggi terbaik di Jatim. Stikosa AWS telah menduduki urutan kelima setelah STIE Perbanas dan STIESIA Surabaya yang masing-masing menduduki urutan pertama dan kedua.
Selain itu, juga meraih peringkat 27 dari total 322 Perguruan Tinggi Swasta di wilayah Jatim sesuai keputusan Koordinator Kopertis wilayah VII Nomor 061/77/KL/2015 tanggal 11 Mei 2015. Mengingat jumlah sekolah tinggi swasta di Jatim begitu banyak yakni 140 sekolah tinggi.
Saat kunjungan Tim Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan (Wasdalbin) perguruan tinggi swasta di lingkungan Kopertis VII, Budi Hasan mengatakan bahwa Stikosa AWS ini kecil-kecil cabe rawit. ada banyak kriteria penilaian, diantaranya rasio dosen dan mahasiswa. Selain itu, kriteria sarana prasarana yang mencukupi, perpustakaan yang tertata rapi dengan buku-buku yang terus diperbarui. Serta kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai standar perguruan tinggi.
“Nah, sebagai ungkapan rasa syukur yang mendapatkan 2 penghargaan ini, kami berbagi kepada anak-anak yatim piatu dan dhuafa, kebetulan bulan ini bulan Ramadan,” pungkasnya.
Menurut Ismojo, pasar terbuka bagi masuknya barang dan jasa ini merupakan tantangan menarik bagi Sarjana Ilmu Komunikasi. Lulusan Stikosa AWS akan siap bersaing di bidangnya. “Kita mungkin masih nomor lima, diantara sekian ratus PTS di Jatim. Tapi justru itu, kita masih punya rentang dan energy untuk mencapai nomor satu. Gerak kita hanya bisa maju atau naik, bukan bertahan atau menurun,” tambahnya.
Sementara itu, Bidang kemahasiswaan dan hubungan luar Stikosa AWS, Sirikit Syah mengatakan, dalam menghadapi pasar bebas Desember mendatang, diperkirakan wartawan-wartawan asing akan masuk dan bekerja di media yang ada di Indonesia khususnya Jatim.
“Oleh karena itu, mata kuliah bahasa Inggris di Stikosa AWS ada 6 SKS. Karena di kampus lainnya maksimal hanya 2 SKS saja. Dengan begitu kami akan mempersiapkan mahasiswa sejak dini dalam menghadapi pasar bebas,” terang Sirikit Syah.
Sirikit memastikan, di Ibu Kota Jakarta sebagian besar media-media besar sudah ada pekerja wartawan dari asing. “Kami sarankan pada setiap wartawan untuk bisa menguasai bahasa, karena persaingan kedepan sangatlah nyata,” tambahnya. (geh)

Tags: