Stikosa AWS Kembali Telurkan 52 Wisudawan

Prosesi-wisuda-Mahasiswa-Stikosa-AWS-di-Hotel-Swiss-Berlin-di-Jalan-Manyar-Kertoarjo-Sabtu-(19/12)-kemarin.

Prosesi-wisuda-Mahasiswa-Stikosa-AWS-di-Hotel-Swiss-Berlin-di-Jalan-Manyar-Kertoarjo-Sabtu-(19/12)-kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Tahun 2015 ini Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) berhasil menelurkan 52 wisudawan. Diantaranya 13 wisudawan yang mendalami ilmu Jurnalistik, 14 wisudawan Publik Releation, dan Broadcasting 25 wisudawan. Secara resmi mereka dikukuhkan dalam Sidang Terbuka Rapat Senat Stikosa-AWS di Ballroom hotel Swiss bellin Surabaya, Sabtu (19/12) kemarin.
Ketua Stikosa-AWS, Ismojo Herdono MMed Kom mengatakan dalam Menghadapi Masyarakat Ekomoni ASEAN (MEA) 2015, secepat mungkin pihaknya akan menyiapkan segala strategi guna menunjang kualitas kelulusan mahasiswanya. Termasuk menerapkan kurikulum baru.
“Dengan cara menggandeng industry media masa. 20 Januari nanti, kami mengumpulkan para alumni serta pakar media untuk melakukan diskusi guna merancang kurikulum baru yang akan diterapkan di Stikosa-AWS pada tahun 2016,” katanya.
Mantan Kepala Biro salah satu stasiun televisi swasta ini juga mengungkapkan, bahwa lulusan jurusan komunikasi yang dihasilkan Stikosa-AWS nantinya bisa lebih unggul dari lulusan lainnya dengan dibekali bahasa Inggris yang lebih kental.
“Persaingan semakin ketat, paling tidak lulusan selanjutnya dapat aktif menerapkan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Memang kurikulum sebelumnya telah ada matakuliah bahasa Inggris namun saat 2016 nanti lebih di tekankan, semisal Satuan Kredit Semester (SKS) akan ditambahkan. Ini semua semata-mata guna menjawab tantangan setelah lulus kuliah,” ujarnya.
Ia menambahkan, Ilmu komunikasi ini cepat aus. Makanya Ismojo mengungkapkan Kurikulum harus cepat diperbarui dan akan menggandeng industri media untuk menerbitkan sertifikasi profesi. Kedepan, menurutnya Stikosa AWS akan melaksanakan uji kompetensi.
“Semoga kampus komunikasi tertua di Indonesia timur ini dapat menjadi kiblat bagi kampus komunikasi lainnya. Kami juga berencana mempersiapkan badan setifikasi profesi khususnya sertifikasi kewartawanan tentunya karena di Stikosa-AWS banyak dosen yang telah diakui menjadi praktisi media, tentunya juga menggandeng persatuan wartawan Indonesia (PWI),” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Pendidikan Wartawan Jatim, Cuk Suwarsono, menjelaskan, selama ini lulusan perguruan tinggi negeri masih belum mengetahui arah bidangnya. “80 persen masih tersesat, karena cara belajarnya juga dari dasar baru ke akhir seperti urut kacang,” jelasnya.
Ia berharap akan ada perubahan pola pengajaran mulai dari akhir baru ke dasar. Seperti teknik yang dilakukan BJ Habibie saat mendirikan perusahaan penerbangan. Ia pun berharap, Stikosa AWS masih bisa bertahan dengan berdirinya berbagai akademi di bidang ilmu komunikasi dan broadcast. (geh)

Tags: