Stimulus Dagulir, Strategi Cerdas Menyelamatkan Petani Hadapi Tengkulak Nakal

Ikhtiar Khofifah Gairahkan Perekonomian Jatim Bangkit dari Resesi (1 – Bersambung)
Kota Surabaya, Bhirawa
Enam bulan berlalu, Jatim menghadapi ujian berat wabah Covid-19. Pandemi yang juga dirasakan 216 negara di dunia itu melumpuhkan berbagai sektor strategis. Tak terkecuali sektor perekonomian Jatim yang juga menghadapi tekanan resesi. Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah melakukan berbagai ikhtiar untuk mendorong percepatan ekonomi kembali bergairah.
Semangat para petani cokelat yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Jaya Tani Blitar dipenuhi rasa optimis. Masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19 kembali cerah setelah mendapatkan suntikan energi berupa stimulus dana bergulir (Dagulir) dari Pemprov Jatim. Stimulus tersebut diserahkan langsung Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada Ketua Poktan Jaya Tani Blitar Arif Zamroni di Gedung Negara Grahadi awal September lalu.
“Tidak ada komoditi yang tidak terdampak pandemi. Meskipun dampak kakao tidak seekstrim kopi. Tetapi selama masa pandemi ini banyak pengepul kakao dan poktan mengalami kesulitan untuk menerima biji cokelat petani,” tutur Zamroni saat dihubungi bhirawa, Selasa (22/9).
Kondisi sulit tersebut, menjadi peluang bagi tengkulak maupun pengijon memainkan harga biji cokelat di tingkat petani. Tengkulak jahat, kata Zamroni, biasa membeli biji kakao dengan harga terendah yang merugikan. Sementara fluktuasi harga biji kakao sebenarnya telah memiliki standar internasional. “Di tangan tengkulak nakal, harga kakao petani bisa dibeli cuma Rp 16 ribu per kilogram. Meskipun harga kakao dunia saat ini masih berada di posisi Rp 30 ribu – 32 ribu. Marginnya sudah separuh lebih,” ujar dia.
Sementara di gudang poktan, harga biji kopi lebih kompetitif berdasarkan Indeks Bloomberg Cocoa. “Kalau tengkulak tidak ada standarnya, bahkan jahatnya bisa minta ampun. Hari ini misalnya masih ada cokelat yang dibeli Rp 16 ribu per kilo dan sampai kapanpun harganya akan tetap Rp 16 ribu per kilo,” ujar dia. Penjualan melalui poktan juga tetap ada margin sebagai tuntutan bisnis. Tapi, kata Zamroni, marginnya terukur serta tahu sama tahu. “Jadi pas harga naik sama-sama naik, jika harga turun harga juga turun,” tandasnya.
Melalui stimulus dagulir, Poktan Jaya Tani Blitar menerima skim kredit senilai Rp 5 miliar untuk kegiatan hulu hilir tunda jual serta kegiatan petik, kemas, olah, jual. Pembiayaan ini diberikan dengan suku Bungan sebesar 6 persen dengan pembayaran di akhir tahun. Jaminan ringan sebesar 25 persen memudahkan poktan mengakses program ini. “Ini kebijakan cerdas dan tepat. Pemberian skim ini luar biasa , mungkin di tempat lain belum ada,” tandas Zamroni yang juga Ketua Asosiasi Kakao Indonesia itu.
Pihaknya sudah melihat di seluruh Indonesia bagaimana perlakuan terhadap petani kakao di tengah pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, Pemprov Jatim termasuk pemerintah yang sangat cerdas karena bereaksi cepat melakukan intervensi kepada poktan. Karena jika tidak, petani akan lebih memilih lahannya ditanam yang lain ketika nilai jualnya jatuh.
Dengan stimulus tunda jual yang diterima, poktan Jaya Tani Blitar mampu menyerap lebih banyak biji kopi dari petani. Sebelum dagulir digelontorkan, pihaknya mengaku hanya mampu menyerap maksimal 30 – 40 ton biji kakao per bulan. Saat ini, poktan yang dia pimpin sudah mampu membeli 100 – 200 ton kakao per bulan. Sehingga banyak sekali biji kakao petani yang terselamatkan.
“Karena dengan mekanisme tunda jual kita bekerjasama dengan petani untuk menyimpan dulu biji kakao di gudang dengan pembayaran uang muka di awal. Jadi petani terselamatkan, dan poktan bisa bergerak lebih leluasa untuk mencari pasar dengan harga kompetitif,” tutur dia.
Melalui stimulus ini, poktan juga memiliki tanggung jawab petik, olah, kemas, jual. Khususnya pada komoditi kakao yang tidak terlalu bergantung dengan pasar ekspor biji mentah. Sebab, industri coklat asing telah banyak berdiri di dalam negeri. Tanggung jawab hulu hilir dilakukan mulai dari pendampingan ke petani menghasilkan biji kakao berkualitas, penyiapan gudang pasca panen, pemasaran dan pengolahan produk setengah jadi serta produk jadi.
“Saat ini kita masih bisa bersaing di olahan produk jadi sekitar 3 ton kakao. Harapan kami, tahun depan sudah mampu mengolah produk setengah jadi yang potensinya bisa mencapai 25 ton kakao,” tutur dia.
Kegiatan pengolahan hasil pertanian ini diharapkan mampu mendongkrak nilai ekonomis komoditi kakao lokal di Jatim. Produk setengah jadi berupa butter, pasta dan powder memiliki potensi yang besar. Sebab, sisa hasil olahan produk setengah jadi berupa ampas dapat digunakan kembali untuk produk jadi seperti cokelat batang dan bubuk minuman cokelat.
“Jatim sudah memulai untuk industry kakao skala menengah. Dan ibu gubernur terus mendorong agar peningkatan nilai ekonomis kakao dapat dilakukan melalui kemitraan bersama petani lokal. Pasar kakao Indonesia ini masih perawan, jadi masih sangat menjanjikan untuk dapat bersaing dengan industry besar,” tutur dia.
Pengalaman serupa juga dirasakan Poktan Sejahtera Kabupaten Situbondo. Kehadiran stimulus dagulir memberi kepastian terhadap harga jual biji kopi mentah hasil panen para petani lokal. Sebab, di tengah pandemic Covid-19, nilai jual kopi mengalami penurunan cukup signifikan. Misalnya untuk kopi gelondong harga normal rata-rata Rp 12 ribu per kilogram. Namun, pada saat pandemii ini turun hingga Rp 6 ribu – 8 ribu per kilogram. Kemudian green bean yang biasa di kisaran Rp 24 ribu menjadi Rp 18 ribu.
“Ketika harga kopi jatuh itu pabrik juga masih menerima. Makanya dengan tunda jual, kopi dari petani dapat disimpan dulu di gudang dengan pembayaran uang muka yang ditanggung bank melalui dana bergulir,” tutur Didik Suryadi, Sekretaris Poktan Sejahtera.
Didik yang juga pemilik Waroeng Kopi Kayumas itu mengaku, dengan skim kredit dagulir hasil panen petani terjamin di tengah situasi harga pasar yang belum pasti. Kemudian, poktan memiliki peran untuk mencari pasar baik untuk biji kopi mentah maupun dalam bentuk roasting dan bubuk. “Kalau poktan diam saja ya kopi tidak akan terjual, tetap numpuk di gudang saja,” tutur dia.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bertekad agar sektor perekonomian dapat kembali take off setelah mengalami kontraksi hingga minus 5,9 persen pada kuartal II tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan ialah digelontorkannya program dagulir bagi untuk pelaku UMKM, IKM, Poktan/Gapoktan, koperasi, BUMDesa, serta Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lainnya.
“Harapan kita sektor perekonomian dapat bergerak semakin cepat dan proses ini harus diikuti dengan protokol kesehatan yang dipatuhi oleh seluruh masyarakat,” tutur Gubernur Khofifah.
Selama Pandemi Covid- 19, Dagulir telah disalurkan sebesar Rp 49,5 miliar kepada 84 pelaku UMKM. Skema kredit dagulir meliputi modal kerja sampai dengan Rp 300 juta (bunga 3%, 4% dan 6%), kredit investasi sampai dengan Rp 500 juta (bunga 6%), serta kredit petik, olah, kemas, jual sampai Rp 10 miliar (bunga 6%). Kemudian Kredit untuk IKM sampai dengan Rp 50 juta (bunga 4%), dan Kredit dengan pola rekening koran (bunga 6%).
Dijelaskan Khofifah, peluncuran kredit Dagulir ini sesungguhnya menjadi lapisan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pada program PEN, Jatim awalnya mendapat kuota untuk 1,8 juta UMKM dalam rangka menerima hibah Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (Banpres PUM) sebesar Rp 2,4 juta. Namun, dalam ratas bersama Presiden, Gubernur Khofifah menyampaikan agar dari 9,78 juta pelaku UMKM di Jatim mendapat dukungan lebih. “Semua (Pelaku UMKM) membutuhkan support, maka Pak Presiden menyetujui menambah kuota untuk 2 juta UMKM,” tutur Khofifah.
Gubernur Khofifah juga berpesan kepada bupati / wali kota agar tetap memegang pesan presiden tentang mengendalikan gas dan rem. “Penyebaran covid-19 belum berhenti. Bahkan ada survey yang menyebutkan penularannya dapat semakin cepat dan luas. Oleh karena itu kehati-hatian kita supaya ekonomi kita tumbuh tapi protokol kesehatan bisa kita jaga dengan baik,” tutur dia.
Sementara itu, Assiten Perekonomian dan Pengembangan Setdaprov Jatim Jumadi menambahkan, akumulasi program Dagulir di Jatim telah mencapai Rp 1,4 triliun dan telah memfasilitasi 17.038 pelaku UMKM. “Dengan skim yang murah dan mudah ini para pelaku UMKM dapat berusaha kembali sehingga mengembalikan rantai supply and demand yang bermuara pada tumbuhnya ekonomi di masyarakat,” tutur dia.
Lebih lanjut Jumadi menjelaskan, kontraksi ekonomi Jatim pada kuartal II sebesar minus 5,9 persen di bawah Jawa Tengah yang mencapai minus 5,94 persen, Jawa Barat minus 5,98 persen, DKI minus 8 persen, Banten minus 7 persen, dan DI Yogyakarta minus 7,4 persen. “Momentum hari ini sesuai perintah ibu gubernur, ada sisa satu bulan pada triwulan ketiga agar kontraksinya bisa semakin mengecil hingga nol sampai di atas nol,” pungkas Jumadi.
Dirut Bank UMKM Jatim Yudhi Wahyu menjelaskan, stimulus dagulir berseiring dengan penerapan tata normal kehidupan baru. Program dagulir, lanjut dia, sangat diminati oleh masyarakat karena suku bunga yang relatif murah. Karena itu, sosialisasi kepada publik harus terus ditingkatkan agar semakin banyak yang terjangkau. “Bunganya sangat murah bahkan di bawah KUR (Kredit Usaha Rakyat). Dan program ini terbuka untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah,” pungkas dia. [Adit Hananta Utama]

Tags: