Stock Beras Bulog Cabang Bondowoso Cukup Sampai Akhir Tahun 2020

Rudy Prasetya , Pemimpin Cabang Bulog Bondowoso saat menyerahkan bantuan paket sembako kepada masyarakat berpenghasilan rendah. [Sawawi/bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Mendekati perayaan lebaran 1441 H, Bulog Cabang Bondowoso, yang mewilayahi Kabupaten Situbondo dan Bondwoso tetap intens mengadakan operasi pasar. Ini dilakukan Bulog untuk menjaga kestabilan beras dipasaran serta untuk menjamin kecukupan sembako ditengah masyarakat. Selain mengadakan OP, Bulog Cabang Bondowoso juga menyiapkan komoditas bahan pokok yang lain.
Pemimpin Cabang Bulog Bondowoso Rudy Prasetya mengatakan, saat ini Bulog yang bergerak di bidang perberasan banyak menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Program ini diagendakan, kata Rudy, juga untuk menopang kebutuhan warga terdampak Covid 19. “Jadi kami menyediakan paket beras, tepung, gula dan minyak goreng (migor). Ada banyak permintaan dari berbagai elemen termasuk juga dari pemerintah pusat dan sejumlah BUMN,” kupas Rudy.
Masih kata Rudy, Bulog selalu siap melayani instansi manapun dan beberapa ormas untuk penyediaan sembako. Bahkan, aku Rudy, pihaknya juga siap melayani semua bahan sembako dengan harga terjangkau. Selain itu, tegas Rudy, Bulog juga siap melayani orderan karena ada kemungkinan pihak lain belum bisa menyediakan stock sembako dengan harga terjangkau seperti yang dilakukan Bulog.
“Kecepataan pelayanan meliputi komoditas gula pasir dengan stock 70 ton, migor 40 ton, tepung terigu ada 60 ton, dan beras 9500 ton. Kalau ada masyarakat yang butuh dengan kecepatan yang tinggi atas ketersediaan sembako kami paling siap,” ujar Rudy.
Rudy kembali menambahkan, khusus telur Bulog sengaja tidak menyediakan stock karena sejumlah alasan. Namun khusus kegiatan OP yang paling banyak diminati masyarakat adalah gula. Untuk menjamin stock gula, aku Rudy, Bulog menjual gula dengan harga selisih cukup besar dengan harga dipasaran. Saat ini Bulog melepas gula per kg nya seharga Rp 12.500.
Padahal harga dipasaran, ujar dia, harga gula dilepas Rp 14.500 sehingga ada selisih harga Rp 2000/ kg. Langkah ini dilakukan menurut Rudy, agar gula itu tidak dijual kembali kepihak ketiga sehingga dapat menjaga kebutuhan masyarakat. Rudi mengakui Bulog juga mengadakan OP setiap hari didepan kantor dan keliling dibeberapa titik untuk menjaga kebutuhan warga tercukupi. “Kalau pengadaan gula terpusat karena stock di PG (Pabrik Gula) sudah tidak ada. Ini berlaku sejak dari Kantor Lampung hingga Lamongan,” tutur Rudy.[awi]

Tags: