Stok Beras Bulog Jatim Tersisa 360 Ribu Ton

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Di penghujung November ini, Perum Bulog Divre Jatim masih mengupayakan pengadaan beras petani. Kendati jumlah serapan belum optimal sesuai target prognosa, namun pengadaan Bulog Jatim masih tertinggi nasional dibandingkan provinsi lain. Hingga kini, stok beras dari bulog Jatim yang masih tersisa yakni sekitar 360 ribu ton.
“Sampai hari ini stok Bulog Jatim mencapai 360 ribu ton. Jumlah itu bisa memenuhi kebutuhan stok konsumsi masyarakat Jatim hingga pertengahan bulan Juni 2016. Itu termasuk beras PSO (kualitas medium untuk raskin) dan beras komersil (kualitas premium),” kata Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Witono, Senin (30/1).
Ia menjelaskan, selama 2015 pihaknya ditargetkan mampu menyerap beras PSO sebanyak 850 ribu ton. Namun, pengadaan belum optima, karena HPP melalui Inpres No 5/2015 baru diterbitkan akhir Maret. Alhasil, pengadaan sedikit terlambat akibat harga beras di tingkat petani sudah lebih tinggi dari HPP.
Sedangkan beras komersil kualitas premium ditargetkan 100 ribu ton. Untuk realisasi pengadaan melampaui target yakni sekitar 250 ribu ton. Namun dalam beberapa hari terakhir, pembelian kian berkurang karena harga yang ditentukan pemerintah dari Rp 9.500 turun menjadi Rp 8.500, sehingga Bulog mengalami kesulitan dalam pengadaan.
“Sekarang beras premium sudah berkurang (penyerapannya) dan sekarang yang mulai jalan kembali beras medium untuk menambah stok kebutuhan raskin dan cadangan beras pemerintah. Pengadaan beras medium ini kemarin bisa mencapai 1.500 ton per hari diperoleh dari wilayah Probolinggo, Banyuwangi, dan Bojonegoro,” ungkapnya.
Penyerapan total beras Jatim dari target yang ditetapkan kini mencapai 77,8 persen. Jumlah itu masih menjadi yang tertinggi nasional. “Penyerapan beras Jatim masih nomer satu. Jauh lebih tinggi dari Jawa Tengah dan Jawa Barat,” tukasnya.
Selama 2015 ini pula, Bulog Jatim juga telah mencukupi kebutuhan beras untuk provinsi lain, jumlahnya 20 provinsi. Witono mengatakan, pemenuhan kebutuhan beras  di luar Jatim guna penguatan stok pangan nasional. “Stok bulog untuk penguatan stok nasional,” tegasnya. Pihaknya juga telah melaporkan kepada Gubernur Jatim.
Dia menambahkan bahwa evaluasi pengiriman stok bulog keluar Jatim juga diminta gubernur. “Karena pak gubernur meminta dievaluasi dulu pengiriman di luar Jatim, karena Papua membutuhkan dalam rangka penguatan NKRI ya kita bantu. Kalau tidak dibantu gimana saudara kita di Papua untuk raskinnya,” paparnya.
Delapan ribu ton stok Bulog Divre Jatim telah dikirim ke Papua. Selain itu beras juga dikirim ke Riau, Nusa Tenggara Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan lain sebagainya. “Pengiriman terbesar ke Medan,” pungkasnya. [kmf]

Tags: