Stok Beras Bulog Madiun Aman Hingga Delapan Bulan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Madiun, Bhirawa
Wakil Kepala Bulog Sub Divre 4 Madiun Edy Sarjono memastikan stok beras yang ada di gudang wilayah kerjanya aman hingga delapan bulan ke depan.
“Stok beras di gudang Bulog Madiun per tanggal 22 Desember 2016 mencapai 19.741 ton. Jumlah tersebut cukup untuk menghadapi momentum Natal dan tahun baru, bahkan hingga delapan bulan ke depan,” ujar Edy Sarjono saat menerima kunjungan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (EPN) Kementerian Perdagangan RI, Arlinda, di Gudang Bulog Nambangan Kidul Madiun, Selasa (27/12).
Menurut dia, stok tersebut untuk memenuhi tiga kebutuhan penting setiap bulannya, yakni beras untuk rakyat sejahtera (rastra), cadangan beras pemerintah (CBP) antisipasi bencana, dan operasi pasar.
“Kalau kebutuhan rastra atau dulu raskin, rata-rata per bulan 2.337 ton untuk alokasi wilayah Kabupaten Madiun, Ngawi, dan Kota Madiun. Sedangkan untuk CBP dan operasi pasar dikeluarkan jika keadaan mendesak,” katanya.
Pihaknya optimistis stok beras di gudang Bulog akan aman. Apalagi pada bulan Maret dan April tahun 2017, wilayah Ngawi dan Kabupaten Madiun mulai memasuki masa panen.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (EPN) Kementerian Perdagangan RI, Arlinda, menyatakan tahun 2016 Indonesia tidak melakukan impor beras. “Hal itu terbukti stok yang ada di gudang Bulog daerah tetap aman. Saya datang ke sini untuk memastikan stoknya benar-benar aman,” kata Arlinda.
Selain memantau dan memastikan stok beras di Madiun aman, kunjungannya ke Madiun juga untuk mematau harga sejumlah kebutuhan bahan pokok.
Terdapat 14 item bahan kebutuhan pokok yang dipantaunya, di antaranya adalah beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, kedelai, daging ayam ras maupun kampung, cabai merah keriting, cabai merah besar, cabai merah rawit, bawang merah, bawang putih, dan ikan.
“Hasil pantauan, secara umum harga kebutuhan pokok di Madiun tergolong stabil. Hanya cabai rawit merah yang mengalami kenaikan signifikan,” katanya.
Selain di Bulog, Arlinda juga memantau stok gula pasir di Pabrik Gula Rejo Agung Baru. Hasil pantauan, stok gula di pabrik gula milik BUMN RNI tersebut mencapai 18.000 ton. “Dari 18.000 ton tersebut, 5.000 ton milik petani dan 13.000 ton milik pabrik. Stok itu cukup untuk tujuh bulan ke depan dan dari segi harga juga normal,” katanya.
Ia menambahkan, selain di Kota Madiun, pemantauan harga dan stok beras serta gula juga dilakukan di sejumlah wilayah lain di Tanah Air, di antaranya di Probolinggo, Semarang, Cilacap, Banyumas, Solo, Tegal, dan Denpasar. [dar,ant]

Tags: