Stok Beras Bulog Madiun Cukup 7 Bulan Mendatang

Kepala Bulog Sub Divre Madiun, Ahmad Mustari, saat meninjau gudang beras di Nambangan Kidul Kecamatan Manguarjo Kota Madiun. [sudarno]

Madiun, Bhirawa
Sampai dengan minggu ketiga, Senin (20/4), penyerapan pengadaan pangan gabah dan beras dari hasil panen petani baru mencapai 27 ton dari target 16.000 ton setara beras. Meski begitu, stok pangan di Bulog Sub Divre Madiun sekarang ini, masih 10.000 ton atau masih cukup untuk kebutuhan pangan 7 bulan kedepan.
Untuk itu, bagi masyarakat di wilayah kerja Bulog Sub Divre Madiun meliputi, Kabupaten/Kota Madiun dan Kabupaten Ngawi jangan kuwatir. Karena menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri 1441 Hijriyah, stok pangan masih 10 ton setara beras atau masih cukup 7 bulan kepedan,kata Kepala Bulog Sub Divre Madiun, Ahmad Mustari kepada Bhirawa, Senin (20/4).
Dikatakannya, perihal penyerapan gabah atau pencapaian hasil panen padi petani, sekarang ini baru masuk 27 ton dari target 16.000 ton tidak masalah. Karena Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi yang menbjadi wilayah kerja Bulog Sub Divre Madiun itu merupakan lumbung pangan. Artinya Kabupaten Madiun dan Ngawi itu, merupakan penghasil padi cukup tinggi di Jatim bagian barat.
Karena itu, kami sangat optimis target pengadaan pangan berupa beras, Isya Allah akan tercapai pada akhir tahun 2020 nanti. Apalagi sekarang ini, meski pandemi virus covid-19, sebenarnya, bulan April, Mei musim panen,ungkap Ahmad Mustari meyakinkan.
Menurut Kepala Bulog Sub Divre Madiun, dalam pengadaan pangan di wilayah kerja telah diadakan operasi pasar (OP) dan cukup banyak pengunjungnya. Namun, untuk mematuhi adanya surat edaran (SE) dari pemerintah, agar mengurangi kerumunan orang/masyarakat dalam rangka menangkal penyebaran virus covid-19, pelaksanaan operasi pasar (OP) tersebut sejak Selasa (17/3) lalu dihentikan dan dialihkan melalui 763 unit rumah pangan kita (RPK) binaan Bulog hingga sekarang ini.
Selanjutnya OP penyaluran kebutuhan bahan pokok tersebut dialihkan melalui 763 unit RPK binaan Bulog Sub Divre Madiun tersebar di tiga wilayah kerjanya, yakni di Kota/Kabupaten Madiun dan Ngawi. Yang jelas, ada OP atau tidak, sepanjang ada permintaan, kami tetap siap melayaninya,kata Ahmad Mustari menjelaskan.
Dijelaskan oleh Ahmad Mustari, kalau belum tercapainya target atau target pengadaan pangan Bulog Sub Divre Madiun baru mencapai 27 ton setara beras, karena hasil panen padi petani masih banyak yang dijual kepada tengkulak dengan harga lebih tinggi dari pada harga yang ditentukan pemerintah.
Kalau kondisinya seperti itu, ya silakan saja. Petani menjual gabah hasil panenannya ke tengkulak yang harganya lebih tinggi dari pada ke Rekanan Bulog Sub Divre Madiun yang harnya lebih rendah. Nggak masalah. Yang terpeting petani jangan sampai merugi,kata Ahmad Mustari menginformasikan.
Soal kebutuhan beras, lanjutnya, masyarakat jangan kuwatir. Sebab, di gudang Bulog Madiun di Kota Madiun, juga yang di Geneng Kab Ngawi dan gudang Bulog di Jeruk Gulung Balerejo Kab Madiun masih 10.000 ton lebih setara beras yang masih cukup 7 bulan kedepan. Kalau beras yang dibutuhkan masyarakat umumnya beras premiun yang harganya Rp 10.500/Kg dan beras mediun Rp8.100/Kg. Tentunya, harga beras itu, masih dibawah HET, ujarnya. Jika selama musim pandemi corona , kebutuhan gula pasir ada kekurangan, misalnya. Pihak Bulog Madiun menggandeng Pemkab Madiun dan PG Pagotan untuk pengadaan gula pasir.
Karena itu bagi masyarakat di Kota Madiun dan di Kabupaten Madiun bahkan yang ada di Kab Ngawi yang menjadi wilayah kerja Bulog Sub Divre Madiun, jangan panik dan tetap di rumah saja selama pandemi corona. Pokoknya ikuti aturan atau anjuran dari pemerintah, pasti aman,pungkas Kepala Bulog Madiun menghimbau. [dar]

Tags: