Stok Beras Jatim Masih Mencukupi

Kegiatan digudang beras Bulog Kalitidu Bojonegoro. [achmad basir]

Kegiatan digudang beras Bulog Kalitidu Bojonegoro. [achmad basir]

Pemprov, Bhirawa
Tahun ini, Dinas Pertanian Jatim (Distan Jatim) mengklaim stok beras masih mencukupi hingga awal panen tahun depan, sekitar Februari mendatang. Setidaknya masih ada sisa lima juta ton beras saat ini yang dimiliki.
”Sesuai ramalan, produksi beras secara nasional 13,514 juta ton beras kering giling. Kalau dihitung skala berat 0,65% nya milik Jatim, yakni 8,5 juta ton. Sedangkan kebutuhan beras konsumsi di Jatim dengan asumsi 91,2 kg per kapita pertahunnya, maka masyarakat Jatim membutuhkan 3,5 juta ton,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Distan Jatim, Heru Tjahyono , Senin (26/12).
Dijelaskannya, dengan hitungan itu, Jatim masih memiliki kelebihan 5 juta ton untuk tahun panen 2016. Namun, sayangnya jumlah tersebut tidak seluruhnya untuk Jatim. Pemerintah pusat menargetkan, pada 2016 produksi beras di provinsi dengan penduduk 39 juta jiwa ini harus menyumbang setidaknya 17,54% ke nasional. ”Sumbangan beras ke nasional tahun ini memang mengalami kenaikan dari sebelumnya 0,5%,” katanya.
Heru juga menjelaskan produksi tahun ini telah mengalami kenaikan jika dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu ada kelebihan tanam 117 ribu hektar. Dengan luas pertanaman sekitar 100 ribu dan menghasilkan 13,15 juta ton gabah kering giling. Untuk tahun ini 13,5 juta ton gabah kering giling. ”Ada kenaikan 350 ribu ton gabah kering giling untuk tahun ini,” katanya didampingi Kabid Pertanaman Pangan, Ir Achmad Nurfalakhi.
Untuk produksi tahun depan, yang bisa diupayakan adalah peningkatan indeks pertanaman. Mengenai perluasan lahan sudah tidak dimungkinkan lagi. Salah satu upaya peningkatan indeks pertanian yaitu dengan pembuatan persemaian. Sehingga panen yang seharusnya 105 hari, bisa dipersingkat hanya 95 hari. Upaya ini masih sedang dicari jalan keluarnya oleh Pemerintah Provinsi Jatim.
Dengan dipersingkatkannya masa panen tersebut, indeks pertanian bisa naik dari tahun ini 1,98 menjadi 2,3. ”Artinya ada kenaikan jumlah produksi beras tahun depan sebesar 40%. Contohnya seandainya panen 100 ribu ton, maka tahun depan diharap bisa 140 ribu ton,” jelasnya.
Guna meningkatkan indeks pertanaman ini, ada dua hal yang perlu ditingkatkan oleh petani. Diantaranya, proses persemaian lahan pertanian yang dipercepat dan perbaikan saluran irigasi tersier. Keduanya memiliki pernanan dalam mempersempit masa panen yang dibutuhkan oleh petani. ”Bukan luas lahan pertanian yang diperluas. Itu sudah tidak bisa lagi diperluas,” katanya. [rac]

Rate this article!
Tags: