Stok Darah Aman Dua Pekan Ramadan di Kota Probolinggo

Wawali Subri tinnjau kampung Dora kecamatan Kademangan.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Probolinggo, untuk menjaga stok darah. Meski demikian, PMI menegaskan bahwa stok darah di kota mangga masih aman hingga dua pekan Ramadan mendatang. Kebutuhan darah tersebut juga di penuhi dari adanya kampong Donor Darah (Dora). Hal itu disampaikan Direktur Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Probolinggo dr Cik Kahadi, Sabtu 11/5 malam, saat menghadiri donor darah di Kampung Dora (donor darah) Perumahan Bumi Yuangga RW 4, Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan.
Hingga Sabtu 11/5 sore, stok darah tercatat sekitar 300 kantong. “Insyaallah dua minggu ke depan stok darah masih cukup. Kami juga akan tingkatkan stok darah kita, karena memang permintaan darah luar biasa. Bulan puasa, sama seperti puasa (tahun) sebelumnya, jumlah yang kami dapat tidak banyak, tapi yang membutuhkan banyak. Bagaimana pun, kami terus tingkatkan stok darah yang cukup,” jelasnya.
Biasanya, lanjut dr Cik, stok sekitar 300 kantong biasanya memang digunakan dalam waktu dua minggu. “Setiap kantong untuk WB (whole blood) semua darah berukuran 350 cc, sedangkan merah darah sekitar 200-250 cc per kantong. PMI Kota Probolinggo tidak hanya melayani RS yang ada di kota saja, melainkan juga wilayah kabupaten,” katanya.
Berbagai upaya pun dilakukan oleh UDD PMI setempat, agar stok ketersediaan darah terjaga, selama Ramadan. Diantaranya, mendirikan tenda di Alun-alun Kota Probolinggo setiap minggunya, di hari Selasa/ Jumat untuk aktivitas donor darah. Kemudian bekerjasama dengan salah satu departemen store di Jalan Dr Soetomo dan di Kampung Dora.
Apakah upaya UDD bakal mencukupi kebutuhan darah selama Ramadan? “Berbekal pengalaman bulan puasa tahun sebelumnya, kami optimistis stok darah cukup hingga akhir Ramadan. Bahkan, sampai seminggu awal setelah Ramadan,” tegasnya optimistis.
Menurut dr Cik, jumlah darah yang banyak dibutuhkan adalah golongan darah B. Memang dari empat golongan darah A, B, O dan AB, yang paling susah adalah mendapatkan pendonor darah AB, cuma permintaan tidak banyak jadi tidak menjadi masalah. Sedangkan golongan darah B banyak pendonor, permintaan pun juga banyak.
Direktur UDD tersebut mengimbau kepada masyarakat, untuk meningkatkan ibadah di bulan penuh berkah dan rahmat. Salah satunya, bisa dengan melakukan donor darah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memberi fatwa, kata dr Cik, berdonor darah tidak membatalkan puasa tetapi justru menambah sedekah-nya.
Warga Perumahan Bumi Yuangga, RW 4 Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo punya cara sendiri untuk berbagi di bulan Ramadan. Yakni, dengan menggelar donor darah untuk membantu Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Probolinggo memenuhi stok darah di bulan suci ini. Ini adalah salah satu kampung tematik di Kecamatan Kademangan, yaitu Kampung Dora (Donor Darah). Aktivitas warga kampung Dora itu pun diapresiasi Pemerintah Kota Probolinggo.
Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri meninjau langsung aktivitas donor darah tersebut di kampung Dora. Donor darah dan pengecekan kesehatan bukan kali pertama dilakukan di kampung setempat. Warga sudah melaksanakan sejak 2017 silam, dengan interval waktu selama dua bulan sekali. Setahun, ada lima kali donor darah ditambah dua kali yang dilaksanakan secara kondisional. Jadi, total setahun, ada tujuh kali donor darah.
Jumlah warga yang bisa mendonorkan darahnya pun bervariatif. “Biasanya yang daftar donor lebih dari 50 orang. Yang lolos sekitar 40 ke atas. Gagalnya biasanya, karena HB atau tekanan darah terlalu rendah,” ujar Koordinator Kampung Dora, Agus Junantoro.
Menurut Agus, seharusnya donor darah dilaksanakan pada April. “Setelah kami berkoordinasi dengan PMI, biasanya saat Ramadan stok darah menipis, jadi kami undur sekarang ini. Biar stok darah tetap bisa terpenuhi,” imbuh Agus, yang juga mantan Ketua RW 4.
Kampung Dora tidak membatasi aksi sosial itu hanya untuk warga RW 4 Kelurahan Triwung Lor saja. Ia pun sudah mempublikasikan kegiatannya melalui media sosial seperti whatsapp group (WAG), majelis taklim, posyandu dan dasa wisma. “Semua boleh ikut. Kami persilakan,” ucapnya, saat ditemui di sela kegiatan.
Menurut Wawali Subri, kampung Dora adalah kegiatan rutin yang sudah dilakukan secara sukarela oleh warga. “Ini kegiatan bottom to up (dari bawah ke atas). Artinya, murni dari kreatifitas masyarakat. Jadi, pemerintah harus hadir memberikan pendampingan, memberikan semangat donor darah sehingga stok darah di Kota Probolinggo tetap aman,” kata Subri.
Wawali pun berharap, kegiatan yang sudah masuk dalam kampung tematik ini dapat ditiru oleh kecamatan lain. Sebab ada beberapa manfaat sekaligus. “Mengena di dimensi agama, berpahala. Dimensi sosial dan dimensi edukasi, mengajari orang-orang bahwa darah punya ciri-ciri, karakter, fungsi sesuai jenisnya masing-masing,” tambahnya.(Wap)

Tags: