Stok Terbatas, Wali Murid Beli Sendiri Buku K-13

Keterbatasan buku Kurikulum 2013 (K-13) di sekolah, membuat wali murid harus membeli di took buku. Pengunjung toko buku di Surabaya terlihat ramai seiring dimulainya tahun ajaran baru 2016/2017. [adit hananta utama]

Keterbatasan buku Kurikulum 2013 (K-13) di sekolah, membuat wali murid harus membeli di took buku. Pengunjung toko buku di Surabaya terlihat ramai seiring dimulainya tahun ajaran baru 2016/2017. [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Keterbatasan buku Kurikulum 2013 (K-13) di sekolah membuat para orangtua memilih untuk membelinya sendiri di toko buku. Apalagi tahun ajaran baru 2016/2017 telah berjalan hingga berselang dua pekan.
Seperti yang dilakukan Dwi Sugiarti (39), orang tua dari siswa kelas 9 di SMPN 9 Surabaya ini membeli dua buku paket K13 untuk kebutuhan anaknya. Ini karena ketersediaan buku paket di sekolah di sekolah tak mencukupi untuk semua siswa. “Kurang buku Matematika dan IPA, jadi mending beli sendiri. Sekalian cari buku kumpulan soal menjelang ujian nasional,” terangnya ketika ditemui di salah satu toko buku di Pucang, Surabaya, Minggu (31/7).
Hal serupa diungkapkan Aliati (35).  Wanita yang baru saja memindahkan anaknya dari SD di Cilacap ke SD Al Muslim Wadung Asri ini mencari buku tematik untuk anaknya yang kini tengah duduk di bangku kelas 4 SD. “Di sekolah sudah diberi listnya, sebenarnya bisa beli di sekolah. Karena di sekolah belum datang yang makanya beli sendiri. Jadi nanti tidak usah beli di sekolah,” lanjutnya.
Menurut koordinator penjualan buku paket sekolah di toko buku yang didatangi Dwi dan Aliati, Yuda Agus (25)tahuna jaran baru memang identik dengan penjualan buku paket yang melonjak. Penjualan bisa mencapai tiga kali lipat dari penjualan normal. “Biasanya buku yang dari pemerintah masih sulit padahal anak sekolah negeri banyak yang cari, kalau sekolah swastabiasanya pakai dari beragam penerbit,” jelasnya.
Dikatakannya, buku paket dengan KTSP juga masih dicari. Beragam buku juga disediakan dari berbagai penerbit untuk menyesuaikan buku yang digunakan sekolah. Namun, ada sejumlah penerbit yang sudah tidak bekerjasama dengan toko buku, melainkan langsung memasok ke sekolah.
Sementara itu, MKKS SMP Swasta wilayah Surabaya timur Erwin Darmogo menjelaskan, pengadaan buku bisa dilakukan melalui katalog online menggunakan dana BOS. Hanya saja, sekolah tidak melakukan pengadaan untuk buku kelas 8 dan 9 karena tidak ada revisi kurikulum. “Yang ada revisi kurikulum yang kelas 7. Makanya itu yang harus beli lagi. Pesannya juga harus menunggu pencairan BOS setelah memasukkan dapodik (Data Pokok Pendidikan),” terang kepala Smp Kristen YBPK 1 Surabaya ini.
Namun, menurutnya proses sampainya buku setelah pemesanan juga tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Setidaknya butuh waktu 2 bulan setelah pemesanan secara online. Selama menunggu buku K13 sampai, sekolah bisa memakai buku yang lama dan menunda penyampaian materi yang direvisi. “Panduan bukunya bisa diunduh untuk guru kelas, sementara kelas 8 dan 9 bisa pakai buku kakak kelasnya,” terangnya.
Karena buku paket ini merupakan salah satu penyaluran BOS, maka sekolah tidak diperkenankan menjual buku secara mandiri. Terkecuali memang orang tua memang berniat membelikan buku tambahan sebagai materi pembelajaran anaknya. “Kalau orang tua merasa anaknya butuh tambahan buku ya tidak apa. Yang jelas buku sudah dapat dari pemerintah,” terangnya.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Surabaya Eko Prasetyoningsih membenarkan pengadaan buku K-13 oleh tiap sekolah. Namun, pengadaan haru menunggu pencairan dana BOS triwulan ketiga. Sementara itu, sekolah bisa menggunakan buku lama yang sudah dimiliki dari pengadaaan tahun sebelumnya. “Sekolah dan guru tidak boleh menyarankan untuk membeli buku di luar. Dan dirjen juga mengijinkan memakai buku yang lama sampai dana bos cair untuk pengadaan buku,” pungkas dia. [tam]

Tags: