Stop Lonjakan Harga Telur

Oleh :
Novi Puji Lestari
Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Harga telur ayam telah mencapai rekor tertinggi pada tahun ini. Fakta tersebut bisa kita buktikan kalau beberapa pekan terakhir, harga telur di pasaran mengalami lonjakan lumayan tinggi yang terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga telur tertinggi ada di Provinsi Maluku Utara. Di Provinsi tersebut harga telur ayam telah menyentuh angka Rp 37.850 per kilogram (kg). Sementara, harga telur terendah terpantau berada di Provinsi Sumatra Utara, yakni Rp 20.900 per kg. Adapun di Ibu Kota DKI Jakarta, harga rata-rata telur ayam berada di level Rp 28.650 per kg.
Kenaikan harga telur
Berdasarkan peraturan menteri perdagangan (Permendag) Nomor 58 Tahun 2017, harga acuan yang ditetapkan pemerintah untuk telur ayam yakni Rp 18 ribu per kg di tingkat produsen. Sementara di tingkat konsumen, harga telur ditetapkan Rp 22 ribu per kg. Kenaikan harga telur ayam sebenarnya sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan Menteri Perdagangan mengeluarkan Permendag 58/2017.
Harga telur ayam di tingkat konsumen yang sebelum April 2017 masih berada di bawah Rp 20 ribu per kg, secara perlahan-lahan terus mengalami kenaikan. Meski harganya sempat turun setelah Hari Raya Idul Fitri tahun lalu, namun nilai penurunannya tidak signifikan dengan lonjakan harga yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya. Saat ini harga rata-rata nasional untuk telur ayam mencapai Rp 27.100 per kg.
Mengapa harga telur ayam sulit turun?
Bisa kita bilang kenyataan tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, menjadi heboh bagi kita ibu-ibu rumah tangga. Pasalnya, komoditi telur ini bisa kita bilang komoditi yang selalu akrab dengan masyarakat, karena praktis serta mudah dalam pengelolaannya dan selama ini terkenal murah harganya. Semua itu, bisa terbuktikan bahwa hampir semua kalangan menyukai telur sebagai lauk tambahan saat makan. Selain itu, kebutuhan telur juga tinggi, karena selain untuk konsumsi pengganti daging dan ikan, dibutuhkan pula oleh industri rumah tangga di sektor makanan.
Dibalik kepraktisan dalam pengelolaan telur yang sangat dimininati seluruh lapisan masyarakat, kini menjadi buah pikiran kita khususnya ibu-ibu rumah tangga. Karena, kini harga telur tidak lagi murah. Sehingga menjadi keluhan bagi masyarakat. Wajar adanya, jika kenyataan tersebut kemudian membuat pedagang, konsumen, dan bahkan pemerintah meradang.
Dampak kenaikan harga telur
Tentu saja kenaikan harga telur ayam ini berdampak dengan perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Baik rumahtangga maupun industri kecil yang akhirnya mempengaruhi daya beli. Naiknnya harga telur ayam ini juga menambah beban kebutuhan rumah tangga, pada sebelumnya juga terjadi kenaikan harga beras. Bahkan hampir semua komoditi pangan mengalami kenaikan, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Sampai opini ini penulis tulis, belum ada penjelasan resmi dari pemerintah soal kenaikan sejumlah harga pangan. Namun, paling tidak berikut analisis saya, kenapa harga telur telus naik drastis. Diantaranya, disebabkan oleh beberapa hal berikut.
Pertama, kenaikan harga telur disebabkan berkurangnya suplai akibat penurunan produktivitas ayam petelur atau leyer. Fluktuasi harga telur sangat tergantung pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Saat ini permintaan cenderung naik sedang pasokan telur terus merosot. Produksi telur turun karena beberapa faktor, antara lain populasi ayam di kandang berkurang, cuaca tidak kondusif, dan hilangnya antibiotik imbuhan pakan dari pasaran karena kebijakan pemerintah.
Kedua, persoalan mendasar selanjutnya adalah masalah kurangnya suplai bibit karena pengetatan impor bibit induk ayam dan kegagalan pemeliharaan di tingkat peternak.
Ketiga, bisa jadi ada mafia dibalik kenaikan harga telur, ketika dikomperkan dengan data dari Prognosis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian, produksi telur ayam tahun ini diperkirakan 2,96 juta ton, sementara kebutuhan 2,76 juta ton. Artinya ada kelebihan sekitar 202.000 ton. Berdasarkan data yang dipublikasi menjelang Lebaran 2018, ketersediaan telur ayam mencapai 521.335 ton selama Mei-Juni 2018. Sementara kebutuhan hanya 485.831 ton atau surplus 35.504 ton. Stok diklaim aman sehingga harga tak perlu naik. Namun kenyataannya harga telur ayam naik. Fakta ini bisa jadi telah terjadi mafia dibalik kenaikan harga telur ini.
Selain harga telur yang terus merangkak naik dalam beberapa hari terakhir ini, harga aging ayam potong juga belum ada tanda-tanda penurunan harga sejak Ramadhan hingga Lebaran lalu. Harga daging ayam potong di pasar tradisional saat ini rata-rata masih Rp 37 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram. Padahal, musim Lebaran sudah berlalu hampir sebulan.
Butuh waktu agar harga telur ayam ini kembali normal. Di saat mencapai 85 persen harga telur ayam bisa ditekan di bawah Rp21 ribu per kilo gram. Selain itu perlu kita ketahui bersama bahwa kenaikan harga telur ayam ini juga dipengaruhi oleh wilayah lain yang memang harga telurnya lebih mahal di bandingkan wilayah Jawa Timur.
Namun, apapun persoalannya pemerintah harus segera hadir menjawab persoalan ini. Besar harapan pemerintah lebih singgap dalam bertindak, tidak seperti petugas pemadam kebakaran, bertindak jika api sudah berkobar. Selain itu, saya berharap pemerintah konsisten menyebut hasil riset dilapangan. Kalau perlu, pemerintah yang diwakili kementrian terkait tidak hadir ke peternak ayam petelur.
Seperti, kita ketahui pemerintah menyebutkan stok telur ayam mengalami surplus kenyataannya tidak tercermin di pasar.Tolong seperti ini tidak terjadi lagi. Karena hal itu justru mencerminkan data pemerintah tak akurat. Jadi apapun yang terjadi pemerintah harus mampu memperhentikan lonjakan harga telur dipasaran. Apalagi, telur ini merupakan makanan yang merakyat karena kepraktisannya. Belajar dari kenaikan harga telur yang telus melambung kali ini, besar harapan pemerintah lebih singgap lagi dalam menyelesaikan persoalan pangan yang memang, kenyataan ini menyangkut hajat hidup masyarakat luas.

———- *** ————

Rate this article!
Stop Lonjakan Harga Telur,5 / 5 ( 1votes )
Tags: