Strategi Eri Cahyadi Tangani Pandemi dan Pulihkan Ekonomi (bagian kedua)

Salah seorang warga saat disuntik vaksin setelah terjaring razia Vaksin Hunter. Saat razia, dia diketahui belum melakukan vaksin.

Buat Gerakan ‘Surabaya Memanggil’, Puskesmas Buka 24 Jam hingga Gencarkan Vaksinasi
Kota Surabaya, Bhirawa
Keberhasilan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menangani penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan bukan simsalabim. Tapi berkat kerja keras dan taktis untuk melakukan 3T; testing, tracing dan treatment serta menggencarkan vaksinasi.
Maksud dari testing itu adalah melakukan tes Covid-19, baik dengan tes swab antigen ataupun polymerase chain reaction (PCR). Sedangkan tracing yakni melakukan penelusuran kontak erat dengan orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara treatment yaitu upaya utama penanganan Covid-19.
Saat Surabaya mengalami lonjakan positif Covid-19, Wali Kota Eri telah melakukan langkah-langkah taktis. Seperti membuat gerakan ‘Surabaya Memanggil’. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu sadar, tak mungkin hanya pemerintah yang bergerak. Surabaya membutuhkan relawan untuk membantu penanganan Covid-19.
Gayung bersambut, ajakan Wali Kota Eri direspon 2.500 pemuda Surabaya. Mereka berbondong-bondong dengan ikhlas tanpa mendapat gaji membantu pemerintah menangani pandemi. Sebagai penanda, mereka pun melakukan deklarasi bersama ‘Surabaya Memanggil’ di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (2/7/2021).
“Kami, Relawan Surabaya Memanggil, segenap Arek-Arek Suroboyo, hadir demi Surabaya merdeka dari Covid-19. Kami, Relawan Surabaya Memanggil, siap untuk gotong royong bergerak melindungi diri, keluarga, kota, dan negara. Kami, Relawan Surabaya Memanggil, mendengar dan menjawab panggilan Surabaya,” begitu bunyi naskah deklarasi yang dibacakan relawan secara bersama.
Wali Kota Eri mengatakan, masyarakat yang mengikuti deklarasi ini adalah para relawan yang sudah diikrar memenuhi panggilan ‘Surabaya Memanggil’. Mereka terdiri dari perwakilan anak muda, mahasiswa, pengusaha hingga relawan medis.
“Saya selalu katakan kalau kita ingin Covid-19 segera berakhir seperti kita merebut kemerdekaan, maka yang berjuang adalah warga Kota Surabaya. Kalau kita berjuang sendiri-sendiri tidak pernah menjadi satu kekuatan besar, maka perjuangan kita akan sia-sia,” katanya.
Koordinator Relawan Surabaya Memanggil, Aryo Seno Bagaskoro menyatakan, hadirnya para relawan ini merespons apa yang menjadi panggilan Wali Kota Surabaya. Menurut dia, wali kota ingin agar masyarakat tidak hanya berdiam diri, tapi juga menjadi garda depan dalam melawan Covid-19.
“Total yang mendaftar menjadi relawan ada 2.500 orang. Yang aktif mencapai 1.000 orang lebih. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Sebanyak 60 persen adalah mahasiswa. Sisanya ada wiraswasta hingga ibu rumah tangga. Mereka bekerja ikhlas, tak menerima gaji,” ungkap Seno.
Pria berkacamata ini menjelaskan, para relawan ‘Surabaya Memanggil’ disebar keberbagai tugas. Mulai dari pemulasaran jenazah, driver ambulan, membantu di Rumah Sakit Lapangan Tembak, pendampingan pasien di Hotel Asrama Haji, bagian oksigen, membantu entri data vaksinasi, membantu antri vaksin massal, ditugaskan di Puskesmas dan di kecamatan.
Sebelum para relawan ini terjun, mereka juga diberi pelatihan dan pembekalan. Sehingga saat mereka turun sudah mengetahui tugas serta apa yang harus dikerjakan. Mereka menerima pembekalan dari pemateri yang berasal dari petugas Dinas Sosial (Dinsos) serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya.

Layanan Puskesmas 24 Jam
Selain membuat relawan ‘Surabaya Memanggil’, Wali Kota Eri juga berupaya menyediakan aksesibilitas layanan kesehatan bagi warga. Mulai dari mengoperasikan lokasi perawatan khusus di Hotel Asrama Haji (HAH) dan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT), mendirikan Rumah Sakit Darurat GOR Indoor di kompleks Gelora Bung Tomo (GBT), hingga membuat rumah sehat yang berada di masing-masing kelurahan.
Tak hanya itu, Wali Kota Eri juga membuka pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) di Puskesmas selama 24 jam, termasuk dengan fasilitas mobil ambulance. Dia berharap, ketika ada warga Kota Pahlawan yang merasa kurang sehat, dapat langsung memanfaatkan layanan ini meski saat kondisi tengah malam.
“Insya Allah pelayanan kesehatan masyarakat dibuka 24 jam, termasuk dengan ambulance yang ada 24 jam. Sehingga kapanpun masyarakat ketika merasa tidak nyaman dengan badannya, bisa langsung periksa ke PKM karena ada layanan selama 24 jam,” katanya.
Wali Kota Eri menjelaskan, ketika ada warga yang memanfaatkan layanan di PKM hasil swab antigennya positif, maka secara otomatis akan dirujuk ke tempat perawatan khusus untuk gejala ringan dan OTG. “Pemkot telah menyediakan dua lokasi perawatan khusus di HAH dan RSLT,” jelasnya.
Melalui rujukan itu, Wali Kota Eri berharap, ketika ada warga yang melakukan isolasi di rumah namun kondisinya tidak layak, dapat memanfaatkan fasilitas perawatan di dua tempat tersebut. Langkah ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga.
Sementara itu, apabila ada pasien yang mengalami gejala sesak napas, Wali Kota Eri ingin supaya warga tersebut mendapat perawatan intensif melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soewandhie. Menurutnya, pola rujukan seperti ini diterapkan untuk memaksimal layanan kesehatan di Kota Pahlawan.
“Sehingga harapan kami warga Surabaya kalau ada yang sesak, butuh pertolongan, bisa langsung ke RSUD dr Soewandhie. Sehingga pelayanan IGD kita bisa maksimal untuk warga Surabaya yang mengalami gejala yang berat,” tuturnya.
Untuk memaksimalkan pelayanan di Puskesmas, Pemkot Surabaya juga mendapat dukungan 126 tenaga pengemudi dari relawan ‘Surabaya Memanggil’. Para relawan ini diperbantukan di setiap Puskesmas Surabaya untuk memberikan layanan operasional ambulance selama 24 jam.
Selain testing, tracing dan treatment, Wali Kota Eri juga mengejar herd immunity dengan menggenjot vaksinasi. Seperti pelaksanaan vaksinasi massal di Gelora 10 November, serbuan vaksinasi yang dihelat di puluhan lokasi secara serentak, hingga bekerjasama dengan Polrestabes Surabaya meluncurkan Mobil Respons Cepat Vaksin Keliling Polrestabes Surabaya.
Pemkot Surabaya juga rutin menggelar Swab dan Vaksin Hunter di 31 kecamatan se-Kota Surabaya. Bersama TNI dan Polri, tim ini bergerak serentak menyasar pusat-pusat keramaian dan semua orang yang beraktivitas di luar rumah.
Contohnya seperti yang digelar pada, Sabtu (2/10/2021) malam, Tim Swab Hunter berhasil menjaring 856 warga. Mereka semua langsung dites swab dan hasilnya dinyatakan negatif Covid-19. Sedangkan untuk Vaksin Hunter, berhasil menjaring sekitar 712 warga yang belum menerima suntikan vaksin. Mereka pun langsung diarahkan mengikuti vaksinasi di titik lokasi yang telah ditentukan atau puskesmas terdekat.
Dengan gencarnya vaksinasi itu, per 19 September 2021 vaksinasi dosis pertama di Surabaya telah mencapai 104,8 persen. Dari 2.218.121 warga yang masuk sasaran, yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 2.324.041 jiwa. Sedangkan cakupan dosis kedua mencapai 66,6 persen. Sudah menyasar 1.477.681 jiwa. Capaian vaksinasi itu adalah yang terbanyak di Provinsi Jatim.
“Vaksinasi di Surabaya pada 19 Oktober 2021 untuk dosis pertama telah mencapai 115 persen dan dosis kedua sekitar 90 persen. Kita mengejar dosis kedua mencapai 100 persen agar segera terealisasi,” kata Wali Kota Eri.
Capaian luar biasa ini mendapat apresiasi dari Asisten dan Pembantu Asisten Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI Joko Widodo, Diaz Hendropriyono, saat melakukan kunjungan ke Wali Kota Eri pada, Jumat (12/11/2021) lalu. Secara khusus Diaz mengapresiasi kinerja Wali Kota Eri dalam hal penanganan pandemi di Kota Surabaya, yang kini berhasil mencapai PPKM level 1.
“Sepertinya setiap provinsi harus ada wali kota seperti Pak Eri, menjadi provokator yang baik dan saling membantu bersama dengan kabupaten/kota lainnya. Karena Pak Wali Kota ini adalah salah satu kepala daerah terbaik di Indonesia,” tandasnya. (bersambung). [Zainal Ibad]

Tags: