Strategi Eri Cahyadi Tangani Pandemi dan Pulihkan Ekonomi (bagian pertama)

Husnul Ma’arif menemani cucuya Liandra memberi makan rusa yang ada di Taman Flora, Bratang, Surabaya.

Husnul Senang kini Bisa Ajak Cucunya ke Taman meski Melalui Prokes Ketat
Kota Surabaya, Bhirawa
Salah satu janji Eri Cahyadi usai dilantik menjadi Wali Kota Surabaya pada 26 Februari 2021 lalu, adalah melakukan percepatan penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan. Lantas apakah janji itu bisa terealisasi?.
Pagi itu, arloji yang melingkar di pergelangan tangan Bhirawa menunjukkan pukul 08.50 WIB. Dari kejauhan terlihat sosok laki-laki paruh baya yang mengikuti seorang bocah yang berjalan tergesa-gesa. Tangan kanannya menggenggam kacang panjang. Ternyata dia menuju kandang rusa yang berada di sebelah utara Taman Flora, Bratang, Kota Surabaya.
Sejurus kemudian, tanpa rasa takut bocah yang belakangan diketahui bernama Liandra itu menjulurkan kacang, untuk diberikan kepada rusa. Dari balik pagar, satu persatu kacang diberikan. Sang rusa pun terlihat lahap memakan kacang dari anak itu.
Usai kacangnya habis, bocah berusia 2,5 tahun itupun bermain ayunan, yang letaknya tidak begitu jauh dari kandang rusa. “Saya sebelum pandemi, memang sering kesini (Taman Flora, red). Tadi pas lewat kok ternyata sudah dibuka. Akhirnya kami mampir,” ujar Husnul Ma’arif, kakek Liandra, saat ditemui di Taman Flora pada, Jumat (22/10/2021) lalu.
Warga Gubeng Kertajaya ini mengaku, sangat gembira karena taman-taman di Surabaya sudah mulai dibuka. Mekipun menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Baginya, taman adalah tempat favorit untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama keluarga, utamanya dengan cucunya yang sangat suka dengan taman.
“Selama pandemi tinggi, saya tidak kemana-mana. Kalau datang ke Taman Flora ini ya dari luar melihat rusanya, karena ditutup. Sekarang bisa masuk dengan tetap menjaga prokes. Tadi waktu masuk menunjukkan kartu vaksin, karena saya tidak bawa handphone untuk scan barcode vaksin lewat aplikasi Peduli Lindungi,” tuturnya.
Baginya tidak masalah harus melewati prokes ketat jika mau ke taman atau tempat umum lainnya. Sebab meski pandemi Covid-19 terus melandai, tidak boleh lengah dan kendor untuk menerapkan prokes. Mulai dari pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak dan sering memakai handsanitizer.
Seiring semakin melandainya Covid-19, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memang mengizinkan sejumlah fasilitas umum seperti taman untuk dibuka. Pada tahap uji coba, pemkot membuka delapan taman dari 39 taman pada 22 Oktober 2021 lalu. Taman-taman tersebut yakni; Taman Pelangi, Taman Kebun Bibit Wonorejo, Taman Flora, Taman Prestasi, Taman Harmoni, Taman Sejarah, Taman Cahaya dan Taman Ekspresi.
Pelakasan Tugas (Plt) Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya, Muhammad Iman Rahmadi menuturkan, setelah ditetapkannya Surabaya pada Level 1 penyebaran Covid-19, pemkot mulai melonggarkan sabuk pengetatan disejumlah sektor.
Menurut dia, taman merupakan salah satu fasilitas umum yang paling ditunggu masyarakat agar segera dibuka. Karena taman adalah tempat yang paling nyaman dan menyenangkan untuk menghabiskan akhir pekan atau menghilangkan penat. Apalagi taman di Surabaya memiliki tema yang berbeda-beda, bagus untuk foto atau instagramable.
“Taman yang paling ramai dan favorit adalah Taman Flora, karena di taman ini lengkap. Ada rusanya, ada tempat bermainnya, ada burungnya, ada kolam ikannya hingga pohonnya yang besar-besar menambah sejuk dan rindang suasananya. Selain itu tempatnya juga sangat luas,” ungkapnya.

Terapkan Prokes Ketat
Sebelum Pemkot Surabaya membuka delapan taman, kata Iman, Tim Sagat Covid-19 Surabaya terlebih dahulu melakukan asesmen. Setelah dinyatakan lolos, baru taman-taman tersebut dibuka. “Saat ini DKRTH Surabaya juga sedang menyiapkan prokes agar bisa segera membuka taman-taman lainnya. Tentunya setelah diasesmen Tim Satgas Covid-19,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah DKRT Kota Surabaya ini.
Setiap pengunjung yang akan ke taman, jelas Iman, harus check in scan barcode vaksin melalui aplikasi Peduli Lindungi. Sebab kapasitas pengunjung taman akan dibatasi. Untuk Taman Flora dibatasi sebanyak 300 pengunjung untuk tiap siftnya. Jika pengunjung keluar harus check out barcode agar yang lain bisa masuk.
“Fasilitas prokes sudah kita lengkapi. Mulai scan barcode Peduli Lindungi, tempat cuci tangan di pintu masuk, sabun, pengukur suhu tubuh hingga handsanitizer. Untuk tamannya dibagi dua sift. Sift pertama buka pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Dan sift kedua pukul 13.00 hingga 17.00 WIB,” jelas Iman.
Untuk mendisiplinkan pengunjung agar tak abai prokes, Pemkot Surabaya telah menyiagakan sejumlah petugas dari DKRTH dibantu Bakesbanglinmas. Setiap sift akan dijaga sebanyak 4-6 orang personil tergantung besar kecilnya taman. Mereka nantinya akan keliling mengingatkan secara persuasif kepada orang yang abai prokes.
“Kita tidak boleh lengah dan abai prokes. Meski sekarang di Surabaya melandai, tapi kita tidak ingin ada gelombang ketiga Covid-19. Kami lebih baik sigap di awal, dari pada nanti terjadi penyebaran Covid-19, setelah pemerintah membuka sejumlah fasilitas umum. Termasuk taman,” tegasnya.
Apa yang dikatakan Iman memang tak berlebihan jika merujuk pada pertengahan 2021, tepatnya pada Juni hingga Agustus 2021. Indonesia, termasuk Surabaya diserang gelombang kedua Covid-19. Munculnya varian Delta cukup membuat pemerintah kalang kabut mengatasi penyebaran Covid-19 yang sangat mudah menyebar.
Jumlah penyebaran Covid-19 di Surabaya sempat menyentuh angka penambahan tertinggi selama pandemi, yakni 1.621 kasus dalam sehari. Selain Surabaya, daerah-daerah lain seperti Sidoarjo juga mengalami penambahan sebanyak 447 kasus, Gresik 396 kasus, Kota Malang 310 kasus, Kabupaten Kediri 271 kasus dan Kabupaten Malang 264 kasus. Kondisi ini terjadi pada 13 Juli 2021.
Tingginya penambahan kasus baru pada 13 Juli 2021 di daerah-daerah itu, membuat rekor tertinggi penambahan Covid-19 di Provinsi Jawa Timur terjadi. Jumlahnya mencapai 6.269 kasus baru. Atau naik 2-3 kali lipat dari hari sebelumnya yang mencapai 2.731 kasus baru.
Peningkatan kasus positif Covid-19 di Surabaya sebelum-sebelumnya juga tidak pernah menembus angka 100 orang dalam sehari. Namun penambahan 1.621 kasus dalam sehari itu mengonfirmasi bahwa pada hari itu, situasi pandemi Covid-19 sangat memburuk dengan menyebaran yang sangat cepat.
Begitu pula kasus meninggal dunia akibat Covid-19 jumlahnya cukup banyak. Rata-rata pemakaman setiap hari mencapai 50 orang. Pernah mencapai 100 bahkan 180 orang sehari, sehingga proses pemakaman perlu antre hingga 48 jam.
Namun berkat kerja keras Wali Kota Eri bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), stakeholder dan didukung seluruh elemen masyarakat, mulai Agustus tren penurunan mulai terlihat dan September kasus terus melandai. Puncaknya terjadi per 27 Oktober 2021, dimana kasus Covid-19 aktif di Kota Pahlawan tinggal lima orang. Sedangkan tempat isolasi di Hotel Asrama Haji Surabaya nol pasien Covid-19.
“Laporan penambahan positif Covid-19 di Hotel Asrama Haji nol per Rabu 27 Oktober 2021. Ini rekor sejak pandemi Covid-19 terjadi. Baik di Gedung Zam-zam dan Gedung Shofa sekarang sudah kosong,” ujar Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto. (bersambung). [Zainal Ibad]

Tags: