Strategi Memenangkan Pemilu

komunikasi-pemasaran-politikResensi Buku :
Judul  : Komunikasi Pemasaran Politik
Penulis  : Dr. Solatun Dulah Sayuti, M.Si
Penerbit  : Remaja Rosdakarya, Bandung
Cetakan  : I, Januari 2014
Tebal  : 296 halaman
Harga  : Rp 62.000,-
ISBN  : 9789796924509
Peresensi  : Ahmad Fatoni, Penggiat Pusat Studi Islam dan Filsafat Universitas Muhammadiyah Malang

Harus diakui, demokrasi Indonesia pasca-Orde Baru merupakan paling liberal di antara sekian bentuk demokrasi yang pernah dilakukan umat manusia di dunia. Liberalisasi di Indonesia, bahkan melampaui praktik yang pernah ada di Amerika Serikat, negara yang paling membanggakan diri sebagai pelopor demokrasi. Oleh karena ultra-liberalnya demokrasi di negeri ini, akhirnya sering diplesetkan menjadi democrazy.
Demokrasi alih-alih bermetamorfosis menjadi sistem politik dagang sapi yang sangat transaksional. Perpolitikan Indonesia benar-benar telah berubah menjadi politik transaksional terburuk dan industri politik paling kapitalistik di dunia. Celakanya lagi, komunikasi pemasaran politik dan kampanye politik di Indonesia tampak belum berkontribusi terhadap usaha peningkatan kualitas perpolitikan nasional (hal.2).
Pemilihan Umum Nasional 2014 mendatang, baik legislatif maupun kepresidenan dapat dipastikan akan menjadi perebutan kekuasaan yang sangat seru. Banyaknya jumlah partai politik peserta pemilu adalah salah satu faktor penentunya. Kenaikan kumulatif angka GOLPUT adalah faktor lainnya yang tidak kalah krusial, dan tentu saja tampilnya raksasa-raksasa dunia bisnis seperti Grup Surya Paloh, Grup Baktrie, dan Grup Hary Tanoe akan menjadikan persaingan semakin menegangkan.
Jamak dimaklumi, aksi-aksi pra-pemasaran politik sejak dua tahun terakhir telah menggeliat secara tajam. Sementara persaingan di level internal partai calon peserta pemilu masih belum selesai, pertarungan informatif antarpartai politik para kandidatnya yang telah telanjur merasa percaya diri terlihat saling menelikung.
Persoalan yang patut diantisipasi adalah, seberapa cermat dan akurat masing-masing partai politik dan kandidat calon kontestan telah merumuskan, merancang program implementasi dan mempersiapkan strategi-teknik, juga taktik pengendalian komunikasi pemasaran dan kampanye politik yang diperlukan demi memenangi pemilihan umum.
Karena itu, pemasaran politik sebagaimana menjual produk atau jasa, menjadi suatu keniscayaan. Umumnya produk politik yang ditawarkan melalui pemasaran meliputi platform ideologi partai politik, calon legislatif, dan sejumlah proposal yang diusungnya. Juga, perlu pengenalan sosok pemimpin atau petinggi partai yang dicalonkan ke dalam pemilihan umum presiden maupun kepala daerah (hal.14).
Buku Komunikasi Pemasaran Politik ini mengurai bangaimana calon kontestan menetapkan fokus tujuan dan sasaran pemasaran dan kampanye politik mereka secara tepat sehingga mendukung kalau mungkin menjamin pemenangan. Buku ini juga memaparkan cara melakukan segmentasi, pemilihan posisi persaingan, dan pembidikan target sasaran calon pemilih.
Penulis menegaskan, setiap perencanaan manajerial komunikasi pemasaran dan kampanye politik yang buruk akan berdampak buruk bagi pemasaran politik tersebut. Padahal, rencana komunikasi pemasaran dan kampanye politik yang canggih, berpresisi tinggi, cermat dan akurat pun masih memerlukan kerja keras.
Pada bagian pertama buku ini menonjolkan berbagai pengalaman kerja lapangan kasus pemenangan pemilihan umum di berbagai tingkat provinsi dan nasional, mendeskripsikan secara empirik namun dilengkapi rujukan teoretik yang kokoh tentang komunikasi pemasaran politik. Konsepsi-konsepsi strategik komunikasi pemasaran politik yang pernah dilaksanakan oleh berbagai kandidat dan partai politik diulas dengan lugas dan tuntas.
Hal yang tak kalah penting dari model strategi kemonunikasi pemasaran politik adalah bagaimana komunikasi pemasaran politik berlangsung efektif dan efisien, berbiaya rasional, tetapi dapat menjamin hasil kemenangan untuk menjadikannya modal kemenangan pada pemilu berikutnya, sekaligus memelihara loyalitas pemilih dan menambah konstituen calon pemilih baru.
Sekedar contoh, sepak terjang kader Partai Keadilan Sejaahtera (PKS) merupakan salah satu gerakan komunikasi pamasaran politik yang sangat taktis melalui lembaga Tarbiyah yang diinstrumenasi dengan liqa’ (pertemuan rutin) mingguan. Alat instrumental liqa’ di lingkungan PKS tampak menjadi motor penggerak rekrutasi dan edukasi politik efektif dalam mengembangkan organisasi dan kelembagaan PKS (hal. 45-46).
Kampanye politik disajikan pada bagian kedua, baik secara konseptual maupun secara operasional. Contoh model sukses kampanye politik dari dalam negeri, negara tetangga, dan kasus-kasus di Amerika dianalisis secara mendalam. Berbagai iklan penjualan produk politik pun didedah panjang lebar untuk selanjutnya bisa diadopsi seperlunya. Sementara, model pengemasan pesan dalam komunikasi propaganda politik menjadi kandungan mikro diskusi dalam bagian terakhir buku ini.
Usai membaca buku ini dari bagian awal hingga akhir, pembaca akan memperoleh pemahaman konkret tentang komunikasi pemasaran politik, kampanye politik, dan propaganda politik. Karya Dr. Solatun ini merupakan panduan sempurna antara paparan teoretik yang komprehensif dan pengalaman praktis keterlibatannya secara langsung di arena pemasaran dan kampanye politik Indonesia pascareformasi.
Buku semacam ini sayang dilewatkan bagi para aktifis partai politik, konsultan politik, dan para politisi kandidat peserta pemilu. Mengutip testimoni pakar komunikasi Prof Deddy Mulyana di sampul belakang, buku ini akan merangsang libido akademik para peminat kajian komunikasi politik.

Rate this article!
Tags: