Strategi Menulis Buku Best Seller

Judul Buku   : Beginilah Cara Saya Nulis Buku Best Seller
Penulis     : Ahmad Rifa’I Rif’an
Penerbit     : Elex Media Komputindo
Edisi     :  2016
Tebal     : 90 Halaman
ISBN     : 978-602-02-9532-9
Peresensi   : Khoirun Nisak
Penikmat Buku

Pramoedya Ananta Tour mengatakan, “Orang  boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Mengingatkan kepada kita semua betapa pentingnya menulis bagi sebuah keabadian
Motivasi menulis bisa beragam, di antaranya untuk menulis untuk berbagi, menulis untuk berdakwah, dan menulis untuk mengais pundi-pundi uang. Dan, sekali lagi menulis untuk mengais rizqi itu tidaklah dosa.
Banyak pilihan untuk menerbitkan karya kita. Di antaranya bisa melalui penerbit mayor maupun self publishing.   Eko Prsetyo, dalam bukunya yang berjudul Jangan Cuma Pintar Menulis! (2015) menekankan bahwa jika naskah ditolak penerbit mayor, maka kita bisa memublikasikan dan memproduksinya sendiri (self publishing). Lebih lanjut Eko juga menyarankan agar penulis juga menjadi writerpreneuer agar tidak terlalu mengandalkan penerbit mayor dan menjemput bola. Meskipun motivasi awalnya menulis adalah untuk berbagi pengalaman.
Beberapa motivasi menulis akan membawa kita pada konsekuensi yang berbeda dalam langkah penerbitan dan penjualan karya. Ahmad Rif’an Rifa’I  menekankan bahwa best seller untuk buku kita itu wajib. Hal ini untuk meyakinkan bahwa buku kita memang diterima oleh masyarakat.
Menulis untuk sebuah misi dakwah misalnya, merupakan langkah yang amat positif. Namun demikian, jika buku yang ditulis sebagai media dakwah itu tidak laku, maka tidak bisa dikatakan bahwa misi dakwah itu berhasil. Karena tidak ada yang membaca buku itu. Tersampaikannya bagaimana?
Seorang penulis dalam menyelesaikan karyanya membutuhkan banyak pengorbanan, Waktu, tenaga, bahkan biaya. Jika sedianya tidak ada yang membaca buku hasil tulisan kita, maka miris banget. Sebab, untuk menghasilkan tulisan dan menerbitkannya, tidaklah sesulit memasarkan buku itu.
Berangkat dari pemikiran tersebut, laki-laki kelahiran lamongan 28 tahun yang lalu ini memberikan 22 langkah agar buku kita tidak hanya berakhir di gudang penerbit. Pria lulusan Mechanical Engineering ITS ini menyebutnya sebagai  strategi soft selling. Termasuk di dalamnya adalah membuat judul yang jleb, mengekor best seller, jangan salah pilih cover, dan terpenting sharing, sharing, sharing. Baru selling.
Secara blak-blakan, penulis mengajak pembaca ikut menganalisis beberapa bukunya yang sebelumnya sudah best seller, dan hingga saat ini masih dapat dinikmati royaltinya oleh penulis karena masih terus cetak ulang. Di antaranya buku berjudul Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk. Bagaimana Rif’an menjadikan dirinya sebagai objek dalam tulisan dan betul-betul melibatkan emosinya dalam menulis buku tersebut. Dan, hal ini membuahkan hasil yang luar biasa. Para pembaca benar-benar terkuras emosinya hingga membaca diiringi tangisan karena begitu terenyuh.
Buku yang diminati banyak pembaca bukanlah buku yang menggunakan bahasa super baku dan memaksa para pembacanya mengulang beberapa kali untuk memahami isinya. Karena di jaman sekarang, kesibukan seseorang memaksanya untuk tidak dapat menikmati suatu bacaan yang berat maupun bahasa yang sulit dicerna. Salah satu fakta yang harus dipahami para penulis juga ini.
Penulis yang sudah menelurkan 80 karya buku melebihi jumlah usianya ini menekankan bahwa, dalam menulis buku diupayakannya agar pembaca spontan berkata ooo karena memperoleh pengetahuan baru, mengatakan Aha karena merasa terinspirasi, dan berkata benar juga ya…karena menyajikan kebenaran (hlm.54).
Kesemuanya dituliskan dengan bahasa yang renyah dan ringan. Dengan bersantai sambil meminum teh, buku ini tetap dapat kita nikmati karena bahasanya mengalir dan santai. Buku-buku dengan bahasa seperti inilah yang cenderung banyak diminati pembaca karena tidak perlu mengernyitkan dahi maupun membaca berulang-ulang untuk memahami isinya. Petunjuk dan langkah-langkah yang diberikan dengan mudah dapat diikuti oleh para pembaca yang ingin menerbitkan atau berencana menerbitkan bukunya.

                                                                                                         ———— *** ————–

Rate this article!
Tags: