Strategi Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0

Oleh :
M. Badrus Zaman 

Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan, ITS Surabaya

Dunia industri memasuki babak baru. Revolusi industri 4.0 menjadi era baru yang mewarnai generasi “zaman now” di belahan dunia. Era ini membawa pengaruh yang luar biasa pada aspek kehidupan. Tentu pengaruhnya akan dapat dilihat pada perilaku masyarakat, cara kerja, cara menyelesaikan masalah, manajemen, ketepatan dan kecepatan kerja dan sebagainya. Era ini tampak kejelasan perubahan paradigma dari era industri sebelumnya. Disinilah tantangan yang harus dihadapi untuk bisa menyesuaikan perubahan yang faktanya telah datang.
Relasi industri dengan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Ketika terjadi revolusi industri 4.0, sektor yang paling terpengaruh perubahan paradigma adalah sektor pendidikan. Pada konteks ini, pendidikan tinggi mendapatkan guncangan tantangan untuk mengubah sistem, pola serta cara kerja dalam mempersiapkan sumber daya manusia untuk nantinya mengisi industri yang tersedia.Sejarah mengatakan, revolusi industri selalu berpengaruh pada paradigma pendidikan.
Memang, fakta mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu mengubah dunia serta mampu membawa kemajuan dan dampak positif bagi kehidupan manusia. Kita bisa lihat sejarah, betapa pada revolusi industri 1.0 telah mampu membawa perubahan. Saat itu tenaga manusia dan hewan terganti dengan kemunculan mesin uap sekitar abad 18. Kondisi ini tercatat sejarah bahwa sektor perekonomian mampu terangkat secara spektakuler saat itu.
Kemudian pada era revolusi industri 2.0, telah terjadi era yang mengejutkan dengan munculnya teknologi pembangkit tenaga listrik. Pada era ini memiliki dampak dengan muncunya mobil, pesawat terbang, pesawat telepon dan sebagainya yang mampu merubah wajah dunia secara dramatis dan mengejutkan. Saat itu masyarakat di dunia sangat menyambut hangat perubahan dan menikmatinya dengan baik.
Revolusi industri 3.0 hadir di dunia dengan datangnya teknologi komputer, internet serta digital yang telah mampu memberi warna beda dan maju dunia. Bahkan mampu mengubah gaya hidup seseorang, cara kerja dan pola pikir dalam menyelesaikan masalah. Kehadiran revolusi industri ketiga bahkan tidak hanya mampu mengubah dunia industri, namun juga mengubah budaya dan habit generasi secara mendasar dan menyeluruh.
Nah, munculnya revolusi industri keempat atau yang lebih dikenal dengan era industri 4.0 ini diwarnai atau ditandai dengan hadirnya teknologi komputer super serta intelegensi artifisial atau kecerdasan buatan. Pada era ini tentu akan banyak pekerjaan hilang dan digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan. Disamping itu akan muncul peluang pekerjaan baru dengan pola baru serta cara baru dalam menyelesaikannya. Tentu yang menjadi tantangan kedepan adalah bagaimana menyiapkan sumberdaya manusia yang handal dan kompeten agar mampu menjawab kebutuhan serta terus produktif dalam berkarya.
Strategi Perguruan Tinggi
Era industri 4.0 memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sistem dan kinerja Perguruan Tinggi. Hubungan Industri dengan Perguruan tinggi sangatlah erat karena berkaitan dengan output yang dihasilkan. Perguruan tinggi merupakan lembaga yang sangat berperan penting menghasilakn tenaga kerja kompeten yang akan terpakai di Industri. SDM yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi akan mewarnai era industri 4.0 yang telah datang ditengah masyarakat.
Ada beberapa kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi era industri 4.0, yaitu; kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan beradaptasi (adaptability), koaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), kratifitas (creativity) dan inovasi (innovation).
Maka strategi perlu dikembangkan oleh perguruan tinggi menjawab kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan.Pertama, Kualitas lulusan.Bagi Perguruan Tinggi, era industri 4.0 menuntut bahwa kualitas menjadi indikator utama bagi lulusan. Disini, indikatornya bukan lagi kuantitas melainkan kualitas. Sebuah negara yang sukses menghadapi era industri 4.0 bergantung pada inovasi yang diciptakan oleh SDM yang berkualitas. Pada konteks ini, Perguruan tinggi harus mampu menjawab tantangan global dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas. Disinilah strategi harus dimiliki Perguruan Tinggi untuk implementasi menjawab tantangan dan memenuhi lebutuhan industri. Bahkan menristek dikti selalu mengungkapkan bahwa perguruan tinggi harus mampu mencetak lulusan yang berorientasi interpreneur di era industri 4.0.
Kedua,rekonstruksi kurikulum. Pada konteks ini perlu penguatan kontruksi kurikulum yang harus responsif terhadap kebutuhan revolusi industri 4.0. Agar sesuai kebutuhan, maka kurikulum harus direkontruksi dengan pendekatan ‘human digital” dan keahlian berbasis digital. Nafas industri 4.0 adalah berbasis digital. Maka untuk implementasi proses ini, perguruan tinggi perlu merapikan manajemen dan lebih menutamakan kerja berbasis big data dan sistem digital.
Ketiga,memperkuat jejaring. Untuk memudahkan implementasi tujuan, perguruan tinggi harus memperkuat jejaring. Era industri 4.0 tidak bisa hanya berkutat pada kesibukan rutin saja, namun harus fokus kepada pengembangan institusi menuju world class university (WCU), pengembangan SDM, pengembagan karya serta pengembangan hasil-hasil penelitian, pengabdian masyarakat, serta prestasi mahasiswa. Kuatnya jejaring akan mampu mendorong terwujudnya program-program yang diagendakan sebuah perguruan tinggi. Kolaborasi juga akan mudah dilakukan jika jejaring yang dimiliki tercipta rapi dan kuat.
Keempat, Kecepatan aksi dan sinergi. Untuk menciptakan kompentensi yang diinginkan di era industri 4.0, maka dibutuhkan tim yang kuat dan bersinergi agar cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Kemampuan kolaborasi, komunikasi yang baik, kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan sangat diperlukan. Perubahan paradigma era industri 4.0 memang sangat membutuhkan kecepatan dalam mengambil keputusan serta ketepatan dalam melakukan aksi nyata.
Strategi diatas harus diimplementasikan oleh perguruan tinggi dalam menjawab tantangan yang dihadapi atas datangnya revolusi industri 4.0. Perguruan tinggi harus mampu meningkatkan daya saing dan memiliki daya tarik terhadapcalon mahasiswa. Perguruan tinggi yang mampu berkolaborasi dengan industri, menjawab kebutuhan pasar global akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat di era industri 4.0.
Era digital yang datang saat ini harus diimbangi dengan penataan pola pikir dan perilaku elemen perguruan tinggi. Dosen sebagai elemen vital pada perguruan tinggi juga harus mampu melahirkan mahasiswa yang cerdas, kreatif, inovatif, ulet dan mampu menjawab tantangan zaman serta memiliki kejujuran dan tanggugjawab.Dengan demikian, sumber daya manusia yang dihasilkan perguruan tinggi akan masuk kategori berkualitas, kekinian dan mampu menjawab tantangan yang dihadapi serta siap menghadapi revolusi industri 4.0 dengan karakter yang kuat.

———- *** ———–

Tags: