Stroke Masih Jadi Momok Warga Surabaya

StrokeSurabaya, Bhirawa
Banyaknya kasus kematian akibat penyakit stroke diharapakan menjadi perhatian bagi masyarakat. Dokter Umum UGD Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya dr Gede Sanjaya menjelaskan, stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (gangguan neurology yang sering terjadi pada orang dewasa, red) mengacu kepada setiap gangguan neurologik mendadak. Ini biasanya terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui suplai arteri otak. Walaupun orang mungkin terkena stroke pada usia berapa pun, dua pertiga stroke terjadi pada usia lebih 65 tahun. “Pada perempuan sekitar 43 persen kasus stroke per tahun, 62 persen diantaranya mengalami kematian akibat stroke,” ujarnya.
Resiko stroke meningkat seiring dengan beratnya dan banyaknya faktor resiko. Data epidemiologi menunjukan resiko untuk timbulnya serangan ulang stroke adalah 30 persen. Faktor resiko  dapat digolongkan dua, yaitu tidak dapat di modifikasi contohnya usia, jenis kelamin, genetik. Yang kedua adalah dapat di modifikasi, seperti riwayat stroke, merokok, hipertensi, penyakit jantung, kencing manis, hiperkolesterol, kegemukan, dan  kontrasepsi oral.
Untuk stroke iskemik atau penyumbatan ada dua mekanisme, yang pertama tekanan pada pembuluh darah akibat ekstravasasi darah kedalam tengkorak yang volumenya tetap.
“Yang kedua vasospasme reaktif pembuluh-pembuluh darah yang didalam ruang antara lapisan arakhnoid dan pia matermeningen,” imbuhnya.
Untuk stroke perdarahan di bagi menjadi dua, yaitu perdarahan sub arakhnoid da perdarahan intraserebrum. Gejala-gejala umum stroke dapat berupa kekakuan tiba-tiba, paralisis atau kelemahan pada muka, lengan atau kaki terutama hanya pada satu sisi badan. Gejala selanjutnya adalah kemampuan berjalan dan keseimbangan yang terganggu, perubahan penglihatan secara tiba-tiba, sulit berbicara atau berbicara sambil meneteskan air liur, sulit memahami pernyataan sederhana atau bingung, sakit kepala hebat tiba-tiba yang berbeda dengan sakit kepala sebelumnya.
Gede memaparkan, gejala pada stroke perdarahan dan penyumbatan dapat mirip tapi dapat dibedakan dengan gejala-gejala yang berhubungan dengan kenaikan tekanan didalam kepala yang tinggi didalam otak ( stroke perdarahan ). Seperti nyeri kepala hebat, mual dan muntah, kekakuan pada leher, kejang, kelemahan dapat berkembang menjadi lumpuh pada lengan dan kaki pada satu sisi.
Sementara itu untuk pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti neurologis sebagai penilaian yang biasa dilakukan seperti pemeriksaan saraf kranialis, rangsang selaput otak, sistem motorik, refleks, koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif. Dapat juga dilakukan penilaian cepat dengan teknik FAST. Yaitu Face dengan meminta pasien untuk senyum dan perhatikan sisi yang lemah. Arm meminta pasien untuk mengangkat kedua tangannya dan perhatikan tangan mana yang terjatuh lebih dahulu. Speech meminta pasien untuk mengucapkan satu kalimat ringkas dan perhatikan adanya perkataan atau pengulangan yang kurang tepat. Dan Time, yakni jika ada pasien menunjukan gejala di atas, maka sangat bermakna untuk melakukan penatalaksaan segera.
Perlu diketahui, menurut statitik tahunan dari organisasi kesehatan dunia ( WHO ), penyakit pembuluh darah otak termasuk dalam 10 penyebab kematian utama di 54 dari 57 negara. Stroke hemoragik mencakup 15 hingga 20 persen dari semua stroke. Insiden stroke secara nasional diperkirakan sebanyak  750 ribu per tahun, dengan 200 ribu diantaranya adalah stroke rekuren. [dna.ant]

Tags: