Suami Sakit, Istri Pilih Kerja Serabutan, Pemkab Bondowoso Ambil Tindakan

Sekretaris Camat Pujer, Indra Kusuma Atmaja (baju batik) saat membantu Abdurrahman berjalan untuk dibawa dan dirawat di Puskesmas Pujer. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Video haru yang menyentuh hati netizen beredar dalam media sosial Tiktok, di dalam video berdurasi 59detik, yang viral tersebut tampak terlihat sosok seorang istri yang sedang merawat suaminya yang sedang sakit keras sekaligus mengasuh anaknya yang masih balita disampingnya.

Dalam video lainnya yang berdurasi 1:22 detik itu, tampak sang ibu bekerja mengolah tanah untuk batu bata sambil menggendong anaknya masih kecil. Video itu diunggah oleh akun Tiktok @lienaangel9.

Diketahui ternyata warga tersebut berdomisili di Desa Maskuning Kulon RT/11, RW/03, Kecamatan Pujer Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Mereka adalah pasangan suami istri, Misyati (istri) dan Abdurrahman (suami) yang dikaruniai dengan empat anak.

Adapun anak yang di gendong dalam video Tiktok tersebut merupakan anaknya yang paling bungsu.

Seiring berjalannya waktu, Abdurrahman jatuh sakit selama beberapa bulan, akhirnya mereka memutuskan untuk pindah ke rumah orang tuanya di Desa Mangli Kecamatan Pujer.

Di Desa Mangli RT/10, RW/02 itu, mereka tinggal di rumah orang tuanya (Nahrawi) yang telah hidup sendiri beberapa tahun terakhir, karena sang istri telah meninggal dua.

Pantauan di lokasi, kondisi rumah yang mereka tempati berukuran sekitar 5×8 meter itu dengan berdinding gedek, tak ada batu bata yang menempel di dinding. Kamar mandinya pun tak layak. Bahkan, untuk aliran listrik, mereka numpang ke saudaranya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, akhirnya Misyati bekerja serabutan, seperti mengolah tanah untuk batu bata dan menjadi buruh tani, karena sang suami jatuh sakit.

“Waktu diperiksa dulu, sakit asam urat katanya. Saat suami sakit dan tidak bisa bekerja. Saya yang bekerja, kalau ada yang nyuruh kerja, kadang kerja jadi buruh tani, kadang mengolah batu bata,” ujar Misyati saat dikonfirmasi awak media. (10/2).

Misyati mengaku, adapun penghasilan yang didapat dalam satu hari bekerja membuat batu bata, sekitar Rp. 20 ribu.

“Seharinya bisa dapat Rp. 19 ribu sampai Rp. 20ribu. Dihitung dapatnya, 1.000 bata itu Rp. 15 ribu,” ujarnya.

Mengetahui hal tersebut, Sekretaris Camat Pujer, Indra Kusuma Atmaja, S.H bergerak cepat dengan mendatangi langsung Abdurrahman yang tinggal di rumah orang tuanya itu. Dan dari hasil kesepakatan bersama keluarga, akhirnya Abdurrahman dibawa ke Puskesmas Pujer untuk dirawat secara gratis.

“Ketika ada orang tidak mampu, orang sakit, kita tidak perlu banyak mikir. Lakukan, laksanakan, tolong dulu, baru kita pikir,” ujar Sekcam Indra.

Kepala Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer Sudarsono menerangkan bahwa secara administrasi mereka adalah warga Maskuning Kulon. Namun ternyata dengan berjalannya waktu, mereka pindah sementara ke Desa Mangli Pujer yang merupakan rumah orang tuanya.

“Secara administrasi dia orang Maskuning Kulon RT 11,”ungkapnya saat dikonfirmasi di Puskesmas Pujer.

Sudarsono menerangkan, bahwa dirinya telah mengetahui kondisi Abdurrahman yang sakit, dan ia sering menyambanginya. Bahkan pihaknya pernah meminta kepada Abdurrahman untuk dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit.

“Saya sudah pernah ajak untuk dirawat, tapi waktu itu tidak mau. Mungkin karena masalah finansial,” tandas Kades Sudarsono. [san.gat]

Tags: