Subsidi Pupuk Dibatasi, Produksi Petani Tuban Diprediksi Turun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Tuban, Bhirawa.
Pemkab Tuban, dalam hal ini dinas Pertanian membenarkan bahwa di Tuban kekurangan pupuk bersubsidi pada musim tanam. Dampaknya diprediksi pertanian di Bumi Wali itu bakal menurun.
‘’Alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Tuban memang pada tahun ini terbatas. Sehingga, ditingkatan para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk pada musim pupuk tahun ini,’’ terang, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Heri Prasetyo (8/9).
Lebih lanjut, Heri mengatakan, stok pupuk bersubsidi Tuban pada tahun 2014 ini adalah 37.778 ton pupuk urea , 11.871 ton pupuk sp-36 , 5.421 ton pupuk za, 26.954 tonpupuk npk, serta 18.531ton pupuk organik. ‘’Alokasi pupuk pada tahun ini lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2013,’’ ungkapnya.
Menurutnya, pada tahun 2013 pupuk subsidi jenis Urea alokasinya sebesar 43.639 ton. NPK alokasi pada tahun 2013 sebesar 21.914 ton. Sedangkan, untuk mengatasi kelangkaan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, telah melayangkan surat pengajuan tambahan kuota pupuk sebesar 10 persen dari stok yang telah ada, ke Kementrian Pertanian.
‘’Kami telah mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi ke Kementrian Pertanian, untuk menutupi kekurangan pupuk di wilayah Kabupaten Tuban,’’ pungkas mantan kepala Dinas Pertambangan & Energi sebelum menjabat sebagai Kadis Pertanian ini.
Sebelumnya, para petani khawatir tanaman padi yang rusak akibat kekurangan pupuk, dapat berdampak pada penurunan hasil panen yang merugikan mereka hingga jutaan rupiah, seperti pada musim tanam sebelumnya. Kelangkaan pupuk dialami petani di wilayah Kecamatan Merakurak, Jenu, Tuban, dan beberapa kecamatan lainnya.
“Sekarang ini padi sudah waktunya memupuk, dan pupuk sangat sulit didapatkan. Ya, bisa-bisa padi saya ini akan gagal panen,” terang Guno Sari, salah satu petani asal Desa Kapu, Kecamatan Merakurak.
Menurutnya, kesulitan mendapatkan pupuk sejak hampir satu bulan terakhir. berbagai jenis pupuk khususnya pupuk bersubsidi, seperti jenis urea, sp-36, za, maupun pupuk organik, makin langka dan nyaris menghilang dari peredaran. “Akibat langkanya pupuk, tanaman padi yang berumur lebih dari satu bulan, ini tumbuh tak optimal, karena terlambat pemupukan,” Kata Guno Sari.
Petani lain, Juwari juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, kelangkaan pupuk tersebut membuat harga pupuk melambung. Pupuk urea dan sp-36 masing-masing bahkan menembus harga Rp 115 ribu per karung ukuran 50 kilogram. “Padahal, jika saat normal harga pupuk urea hanya kisaran Rp 80 ribu perkarungnya,” Kata Juwari. [hud]

Tags: